Al termenung. Memikirkan kembali kejadian semalam, di mana Yuki mengatakan bahwa gadis itu juga mencintainya. Al melihat jam yang menempel didinding kamarnya. Baru pukul 08.15 sementara pesawatnya akan take off pukul 10.00 masih ada waktu sekitar 1 jam, 45 menit.
Al menghubungi seseorang tapi nihil. Hanphone yaa mati, lalu Al mengetikan sesuatu dan segera meluncur ke tempat yang sudah di janjikan dengan orang tersebut.
Menunggu ini yang tengah Al lakukan, entah sampai kapan. Sudah satu jam Al menunggu tapi masih belum ada tanda-tanda kehadiran orang yang di nantikan ditambah, bunda terus-terusan menghubunginya, katanya Al harus siap-siap karena sebentar lagi mereka harus ke bandara, dan ponsel seseorang yang di tunggunya tak kunjung aktif.
"agrhhh." Al menggerang kesal, lalu pergi dari tempat itu.
*****
Yuki baru saja selesai mandi dan langsung mengecek ponselnya. Ternyata dari semalam hanphone Yuki mati. Yuki mengaktifkan ponselnya dan terkejut karena banyak notif dan rata-rata dari Al.Yuki segera membaca pesan dari Al yang berisi, dia harus ke danau sekarang juga karena Al ada di sana. Tanpa pikir panjang Yuki segera keluar dari kamar untuk menghampiri Al.
Yuki celingukan mencari keberadaan Al di danau, nyatanya pria itu tak berada di sana. Mungkin Al masih dalam perjalanan. Pikir Yuki.
Hari semakin senja dan Al masih belum menampakan dirinya. Yuki memeluk tubuhnya sendiri karena hawa dingin yang menyeruak ke tubuhnya. Bahkan bentar lagi adzan magrib berkumandang dan Al masih belum datang juga. Apa pria itu hanya mempermainkan Yuki? Apa pria itu tidak benar-benar mencintainya? Apa malam itu Al hanya mempermainkannya? Apa,apa. Banyak sekali kata apa di pikiran Yuki.
Malam semakin larut. Yuki melirik jam di tangan kanannya sudah pukul 21.30 dan bodohnya dia masih di danau untuk menunggu orang yang bahkan tidak akan datang. Airmata Yuki seketika mengalir membentuk anak sungai di pipi chubbynya. Hatinya benar-benar hancur, untuk yang ke dua kalinya Yuki di sakiti oleh pria.
Dengan sisa tenaganya Yuki berjalan berniat pulang meninggalkan danau. Tubuhnya lemas karena sejak pagi Yuki belum makan. Untung jarak dari rumah dan danau tidak terlalu jauh. Yuki segera membuka pintu rumahnya dengan pelan, karena sungguh Yuki sudah tidak kuat lagi menahan perih di hatinya dan di perutnya karena belum di isi.
"yaa ampun sayang kamu dari mana aja?" sang mama yang sendari tadi menunggu putrinya kaget melihat wajah pucat Yuki. Yuki hanya mampu menggeleng lemah dan tiba-tiba tubuhnya ambruk di pelukan sang mama.
"Yukiii,, sanyang bangun."
******
Gelapnya malam telah terganti dengan cerahnya pagi. Yuki mengerang pelan saat cahaya matahari berusaha membangunkannya. Tubuhnya benar-benar lemas dan kepalanya terasa pusing. Yuki membuka matanya perlahan."sayang akhirnya kamu bangu, mama sangat khawatir dengan ke adaan kamu." Sang mama tak henti-hentinya mengucap syukur karena masih bisa melihat putri semata wayangnya membuka mata.
"ma-ma." Yuki memanggil pelan sang mama.
"iya sayang mama di sini. Sekarang kamu makannya."
Satu minggu sudah Yuki tidak bertemu dengan Al. Bahkan Yuki sama sekali tidak tahu kabarnya. Entahlah seakan-akan pria itu hilang di telan bumi sejak Yuki mengatakan perasaannya. Yuki sama sekali tidak menyesali semuannya yang membuatnya kecewa, kenapa Al tiba-tiba menghilang saat mengetahui perasaan Yuki yang sebenarnya.
Apa pria itu tidak benar-benar mencintainya?
"sayang kapan kamu mau daftar kuliah?" Lamunan Yuki seketika buyar saat mendengar pertanyaan sang mama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cinta Yuki
FanfictionAl gazali cowok keren kece dan yang pasti menjadi idola semua kaum hawa. mulai dari ABG, remaja, tante-tante,ibu-ibu sampai nenek-nenek menyukainya. Tapi ada satu cewek yang membuat seorang Al gazali bertekuk lutut bahkan terkadang Al bisa mempermal...