28. Resepsi Alki (Exta Part)

2.6K 265 66
                                    

Ini extra part buat kalian... Kawan...

Happy reading 😄😄

Senja telah tiba. Bahkan matahari mulai menenggelamkan diri di ufuk barat. Alki masih terlelap dengan posisi saling berpelukan, tak ada niatan diantara mereka untuk sekedar melepas pelukan itu.

Tokkk... Tokkk... Tokk....

Suara ketukan pintu mengganggu indera pendengar Al. Ia membuka matanya dengan kesal dan mengutuk siapa saja yang sudah menganggu waktu istirahatnya.

Onix elang Al langsung tertuju pada wajah sang istri yang masih terlelap di hadapannya. Bahkan istrinya tak merasa terganggu dengan suara ketukan yang lebih mirip gedoran itu.

Tok.. Tok.. Tokk...

"Al Yuki kalian harus siap-siap untuk acara resepsi nanti." teriakan Bunda menyadarkan Al dari wajah ayu Yuki. Ia baru ingat bahwa mereka masih punya satu tradisi lagi untuk menyempurnakan pernikahan mereka.

Tapi, melihat wajah lelah Yuki Al jadi tak tega jika harus menganggu waktu istirahat sang istri. Al membelai wajah Yuki dengan lembut. Belaian diwajah Yuki terhenti tepat di pipi Yuki yang membiru, mulai menghitam.

Al terkesiap, melihat wajah sang istri yang penuh luka lebam, dan parahnya ia baru menyadari. Ia ingin kembali menghajar laki-laki brengsek itu. Andai ia tahu apa yang sudah dilakukannya pada Yuki, mungkin waktu itu ia sudah menghabisi laki-laki itu.

"Al Yuki kalian denger bunda gak sih?" kembali suara bunda menyadarkan Al. Hati-hati Al melepas pelukan Yuki pada pinggangnya. Merasa takut jika sang istri akan terganggu dengan pergerakan Al yang tiba-tiba.

Ceklekk....

"apa sih bun? Ganggu aja deh." bukannya minta maaf bunda justru melotot. Al yang mendapat pelototan itu nyengir dan meminta maaf.

"heheee maaf bunda ku sayang, ada apa datang ke kamar pengantin baru?" nada lembut Al, melunakan pelototan bunda.

"kalian harus siap-siap buat resepsi. Terutama Yuki dia harus didandani lagi buat acara nanti malam. Kita harus segera ke gedung resepsi."

"emang gak bisa tunda minggu depan,bun?" lagi, ucapan Al mendapat balasan pelototan dari bunda.

"kamu ini gimana sih? Kemarin minta di majuin pernikahan kalian, sampe bunda diceramahin sama pihak KUA karena jandwalnya dimajuin dan juga, bunda di diomelin sama pemilik gedung juga gara-gara jadwal yang dimajuin. Kamu enak tinggal nyuruh-nyuruh doang, bunda yang harus kena omelan gara-gara kamu. Untung aja jadwal mereka kosong tanggal ini, coba kalo enggak? Bisa gagal nikah kalian" benar apa yang dibilang bunda. Bunda sampe harus minta maaf berkali-kali pada mereka.

"iya bun maaf, lagiankan Al gak mau kalo madu sampe dibawa kabur lagi."

Bunda menghela napas kasar, lalu menepuk pelan bahu Al.

"bunda juga minta maaf ya Al. Bunda reflek tadi, mungkin efek capek seharian ini bunda ngurus ini itu, tapi bunda juga bahagia. Akhirnya kalian bisa bersatu, maafin bunda ya Al." Al segera memeluk bundanya.

"ya udah, sekarang kamu bangunin Yuki suruh siap-siap nanti kita ke gedungnya bareng. Mereka udah pada nunggu kalian, terutama Yuki yang harus didandani." Al mengangguk, tak ingin memprotes lagi, karena ia tahu bunda sudah lelah mengurus pernikahan yang terbilang dadakan.

Setelah bunda pergi, Al kembali memperhatikan Yuki,yang masih terlelap. Jika sudah kelelahan, Yuki memang ngebo. Yuki tak akan merasa terganggu walau ada teriakan kebakaran sekalipun.

Al jadi punya ide untuk membangunkan istrinya toh mereka sudah sah menjadi pasangan suami istri. Al naik ke atas ranjang dan menindih tubuh Yuki dengan kedua tangan dan lutut kaki sebagai penompang tubuhnya.

Mengejar Cinta YukiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang