Bukankah ini hari yang cerah? Dengan beberapa gumpalan awan putih yang bergerak perlahan beriringan menghiasi birunya langit.
Yuki mendesah pelan ingatannya kembali pada kejadian semalam dimana Al mengungkapkan semuannya."apa yang harus gwe jawab?" bingung dengan perasaannya sendiri. Bukankah cinta tak harus memiliki? Jujur disatu sisi Yuki sangat bahagia mengetahui bahwa Al mencintainya tapi di sisi lain Yuki masih trauma dengan Cinta. Di mana ia pernah ditinggal hanya karena sang Ayah tak lagi memiliki kekuasaan.
Tapi bukankah Al tidak perduli dengan tahta yang bahkan tidak di miliki Yuki? Buktinya meskipun Al tau Yuki bukan dari golongan kelas atas sepertinya. Al tanpa malu mengungkapkan isi hatinya pada gadis biasa seperti Yuki.
Yuki mendongak menatap lagit yang membiru diatasnya.
"gwe harus bisa melupakan masa lalu, dan memulai masa depan, mungkin dengan dia gwe bisa merasakan hal yang berbeda, yang belum pernah gwe rasakan sebelumnya." Senyumnya mengembang setelah mengucapkan kata itu."haii." sapa seseorang, Yuki menoleh dan mendapati Maxime yang kini berdiri disebelahnya. Sejak kapan pria itu berdiri di situ? Yuki hanya tersenyum kikuk saat mengingat kejadian semalam di mana dia dengan santainya jalan dengan Al dan membatalkan janjinya dengan Maxime, meski bukan Yuki yang membatalkannya tapi tetap saja Yuki merasa tidak enak.
"gwe boleh duduk di sini?" Yuki mengaguk. Tentu saja boleh siapa saja boleh duduk di sini, ini kan tempat umum.
"gwe minta maaf ya." Maxime menoleh dengan alis yang saling bertautan.
"What for?"
"untuk semalam yang gak bisa jalan bareng. Gwe bener-bener gak tau kenapa Al bisa di rumah gwe semalem." Senyum hanya itu yang bisa Maxime lakukan meski hatinya merasa tercubit saat ia selalu tertinggal dari Al.
"it's ok." balasnya masih dengan senyuman.
"emtss Ki." Yuki kembali menoleh menatap Maxime yang terlihat seperti sedang merangkai kata-kata agar tidak salah bicara.
"kenapa Max?"
"gwe mau ngomong sesuatu sama loe?" dia harus bisa sebelum Al kembali mendahuluinya.
"lo mau ngomong apa?"
"huftt.... Lo inget kan, untuk pertama kalinya kita ketemu di tempat ini? Di mana gwe yang melihat lo menagis dan menghapus air mata lo." ingatannya kembali pada masa dimana dia untuk pertama kalinya bertemu dengan Yuki dalam keadaan wajah yang banjir karena air mata.
"Danau ini adalah saksi bisu awal kita menatap satu sama lain, meski belum saling kenal bahkan pertemuan kita di sini terlalu singkat. Tapi perlu lo tau sejak kita bertemu di sini gwe selalu memikirkan lo, bahkan bayang-bayang loe selalu menghantui gwe." Yuki menyergitkan kening masih belum paham arah pembicaraan Maxime.
"Dan sejak gwe tau kita satu kelas, gwe bahagia banget, tapi saat gwe juga tau ada orang lain yang lebih dulu dekat sama lo sebelum gwe, entah kenapa hati gwe sakit Ki." Diam itu yang tengah Yuki lakukan saat ini, masih belum paham dengan apa yang maxime bicarakan kenapa seakan-akan pria ini bicara terbelit-belit, terlalu banyak basa basi.
"Ki." Maxime menggegam tangan Yuki.
"gwe tau ini terlalu cepat. Tapi sejak awal kita bertemu gwe udah tertarik sama loe,,, gwe,, gwe jatuh cinta sama loe." Deggg,,,, ketiga jantung milik tiga orang yang berbeda berdebar dengan ritme yang berbeda dari biasanya.
Yaa mereka tidak hanya berdua. Di sana lebih tepatnya di balik pohon mangga yang cukup besar dengan jarak yang tidak terlalu jauh dari dua remaja yang sedang saling tatap. Ada satu lagi remaja yang sedang menyaksikan secara langsung dua orang yang sedang saling menumpahkan perasaan masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cinta Yuki
FanficAl gazali cowok keren kece dan yang pasti menjadi idola semua kaum hawa. mulai dari ABG, remaja, tante-tante,ibu-ibu sampai nenek-nenek menyukainya. Tapi ada satu cewek yang membuat seorang Al gazali bertekuk lutut bahkan terkadang Al bisa mempermal...