11. Nembak

1.6K 222 11
                                    

Jam sudah menunjukan pukul 19.25 dan Yuki baru aja selesai sholat isya. Masih merapihkan mukenah yang baru dipakainya sang mama memanggil karena ada temannya yang datang. Maxime? Yuki melirik jam dinding yang tertempel di dinding kamarnya, masih pukul 19.27 tapi Maxime sudah datang, bukankah tadi lelaki itu bilang akan menjemputnya pukul 20.00 lalu kenapa baru jam segini dia sudah datang?

Tak ingin membuat temannya menunggu lama Yuki segera memasukan mukenah kedalam lemari lalu berjalan menghampiri temannya. Disana di ruang tamu sudah ada pria yang menunggunya, bersama mamanya mereka ngobrol layaknya orang yang sudah kenal lama, terlihat akrab.

"iya tante kita satu sekolah bahkan satu kelas." Yuki merasa kenal dengan suara itu. Itu bukan suara Maxime tapi,,, ini semua gara-gara si pria yang duduk memunggunginya Yuki jadi belum tau siapa yang datang.

"sayang sini, ini temennya udah nunguin dari tadi." sang mama memanggil Yuki yang masih berdiri di belakan si pria. Si pria yang tahu Yuki sudah berada di belakangnya lantas menoleh dan memerikan senyuma termanisnya untuk Yuki.

"Al ngapain loe kesini." bukannya membalas senyuman Al, Yuki justru bertanya dengan nada ketusnya.

"Tante kami pamit dulu ya. Al pinjem Yukinya bentar dan nanti pasti Al kembaliin dengan keadaan yang sama." balas dendam, tanpa menjawab pertannya Yuki Al justru pamit dan menarik lengan Yuki pelan, si Mama hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala.

"ighh Al, loe belum jawab pertanyaan gwe." Yuki menarik paksa tangannya dari genggaman Al saat mereka sudah berdiri di sebelah mobil Al.

"loe akan tau jawabannya nanti, jadi sekarang silakan masuk tuan putri." Al membukakan pintu mobil untuk Yuki, Yuki masih diam mematung memikirkan ajakan Al. Bagaimana jika nanti Maxime datang?

"loe gak mau gwe ajakin jalan." Al menatap Yuki yang masih diam mematung.

"gwe.. Gwe cuma gak enak sama Maxime tadi gwe udah ngirimin alamat rumah dan dia bilang jam 8 dia bakal dateng. Gwe cuma gak mau php'in dia."

"mana hp loe?" entah kenap Yuki mengikuti perintah Al dia memberikan ponselnya pada Al.

"haloo." Yuki menyergitkan keningnya saat Al menelfo seseorang melalui ponselnya.

"sorry banget nih bule lokal loe gak bisa ajak jalan Madu soalnya gwe udah duluan nyamperin dia, jadi loe gak perlu repot-repot dateng ke rumahnya." Tuttt tutttt Al memutuskan pangilan itu secara sepihak padahal Maxime belum mengatakan apa-apa. Dan sudah dipastikan pria itu pasti tengah kesal malam ini karena lagi-lagi Al selalu unggul dari dia. Al memberikan ponsel itu kepada sang pemilik sementara Yuki menahan kesalnya karena Al bertingkah seenaknya saja.

"udahh beress, sekarang loe gak perlu merasa gak enak jadi silakan masuk tuan putri." dengan kesalnya Yuki masuk kedalam mobil Al tanpa mengucap sepatah katapun.

Al memutari mobilnya kemudian duduk dikursi kemudi lalu mejalankan mobinya. Sepanjang perjalanan tak ada yang membuka suara keduanya sibuk dengan urusan masing-masing dimana Al sibuk dengan jalan raya di depannya dan Yuki sibuk dengan pemikirannya tentang Maxime bagaimana jika Maxime kecewa padanya karena malam ini Yuki justru pergi dengan Al bukan dengannya.

"Madu kita sudah sampai." Yuki terkesiap mendengar ucapan Al lalu pandangannya mengarah ke pasar malam yang ada di depan mobil yang ditumpanginya, seketika senyumnya mengembang melihat ramainya pasar malam. Sudah lama gwe gak ke pasar malam.

Tanpa menunggu Al Yuki langsung keluar dari mobil, Al yang melihat antusias Yuki hanya tersenyum menggelengkan kepalanya.

"Al kita kesana Yuk." Al menarik lengan Yuki saat Al sudah berada di sampingnya.

Mengejar Cinta YukiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang