Bab 1

2.2K 48 2
                                    

Fauzi Dirgantara, atau yang kerap disapa Ozy itu berjalan sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana sekolah berwarna abu-abunya.

Terdengar dengan samar bisikan-bisikan centil dari para siswi saat pria berperawakan tinggi dengan rambut berantakan itu melintasi koridor yang ramai.

Rambut berantakan Ozy membuat daya tarik tersendiri untuk dirinya. Ia akan terlihat sedikit dewasa dengan tampilan itu.

"Kalau jalan liat-liat dong! Jangan cuma kecengin anak gadis orang. Dasar genit lo!" dengus seorang gadis berambut panjang saat ia jatuh tersungkur karena Ozy yang menabraknya.

Beberapa buku tebal yang tadi dibawanya berantakan dilantai koridor. Membuat gadis itu membuang nafasnya kasar.

"Pungutin buku gue," ucap gadis itu sambil berdiri dan menepuk-nepuk bokongnya untuk menghilangkan sisa debu yang menempel pada rok abu-abunya itu.

"Yaelah, Bul! Kan lo sendiri yang jatuhin buku itu. Pungut sendiri aja! Gitu kok repot," elak Ozy dan kembali meneruskan langkahnya.

Belum sampai dua langkah. Tangannya dicengkram dengan kuat oleh gadis itu. Mau tak mau Ozy berbalik dan tersenyum kecut memandangi gadis itu.

Bola matanya yang berwarna coklat menatap lekat rambut gadis itu yang melambai-lambai tertiup oleh angin.

"Pungutin! Lo itu harus tanggung jawab. Katanya cowok gentle masa nabrak orang nggak mau tanggung jawab!" ketus sang gadis.

"Namanya aja Bulan! Sifatnya nggak ada anggunnya sama sekali!" dumel Ozy dan memungut beberapa buku paket tebal yang ada di lantai.

Tatapan tajam dari beberapa siswi membuat Bulan, gadis itu jengah. Ia tahu kalau Ozy merupakan salah satu idola di sekolahnya. SMA Bina Nusantara.

"Lo ngapa liat-liat? Mau juga bukunya di pungutin sama si Kupret Ozy ini?" pancing Bulan. Ozy menghentikan gerakannya ia menatap Bulan dengan mata memicing seolah mengatakan bahwa akan membunuh gadis itu dengan segera. "Lo juga! Pada kenapa sih liat-liat gue? Gue tahu kalau gue ini cantik! Tapi jangan ditatap kek gitu juga! Nanti gue bagiin foto gue. Tapi lo semua harus bayar!"

"Ambil tuh buku lo!" Ozy melempar buku tersebut dan berjalan meninggalkan Bulan yang sedang melotot kearahnya.

"Kupret bener lo Zy! Jatoh lagi tuh buku!" dengus Bulan dan memungut ulang buku paketnya.

♡♡♡

Tangan Bulan terlipat diatas meja. Ia membenamkan kepalanya di atas lipatan tangannya itu.

Pendengarannya sudah mulai samar mendengarkan penjelasan Pak Kurso Guru Kimia yang menjelaskan tentang unsur-unsur mekanik.

Melihat Bulan yang hampir tertidur, Ozy yang duduk di belakang bangku Bulan tersenyum lebar. Ia mengisyaratkan agar teman sebangku Bulan itu mau bertukar tempat dengannya untuk sementara.

"Bulan, Pak Kurso naksir lo! Katanya dia mau nikah ama perawan kayak lo!" bisik Ozy tepat di telinga kanan Bulan.

"Nggak bakal! Gue nggak mau nikah ama Pak Kurso yang jelek, kumisnya tebel!" teriak Bulan refleks. Ia berdiri dari tempat duduknya.

Seluruh isi kelas menatapnya dengan bingung. Pak Kurso yang sedari tadi menjelaskan menatap Bulan dengan lekat seakan bola mata pria itu ingin terlepas.

Ozy terkekeh pelan melihat Bulan yang terlihat linglung. Ia menarik tangan gadis itu mengisyaratkan padanya untuk duduk kembali.

Cinta dan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang