Bab 34

166 7 0
                                    

Dentuman musik terdengar keras memekak kedua telinga. Tapi tidak dengan Ozy. Ia malah makin mengeraskan tawanya sambil tak hentinya menenggak coctail dengan taraf kemabukan yang cukup tinggi.

Leonard, Rafto, dan Farid sudah nampak risih dengan suasana club yang sangat bising. Walaupun Leonard dan Rafto pernah tinggal di negara yang menganut budaya kebaratan, tapi tetap saja ia merasa asing dengan suasana ini.

"Ozy udah! Lo udah minum 7 gelas!" teriak Leonard. Jika ia berbicara dengan suara yang kecil kemungkinan besar Ozy tak mendengarnya.

"Hahahahah, peduli apa lo?!"

"Zy, lo jangan konyol deh! Kalau ada masalah ceritain supaya kita selesain. Lo jangan jadi pemabuk kayak gini! Ini bukan lo banget, men!" bijak Rafto.

"Iye, gue khawatir banget ame lo Zy!" timpal Farid. Ozy menatap teman-temannya satu persatu dengan tajam.

"Kalau kalian nggak mau nemenin gue dugem, pergi aja deh! Ganggu!" tegas Ozy dengan kepala sedikit oleng.

"Ozy! Kenapa lo kayak gini sih! Lo itu nggak pernah mabuk," bantah Leonard.

"Emang lo tahu gue? Bukannya lo udah lupain gue selama di luar negeri?" tanya Ozy.

"Terserah lo Zy!" Leonard berlalu meninggalkan ketiga orang itu. Rafto menggeram frustasi dan mengikuti langkah Leonard tanpa berniat mengeluarkan sepatah kata pun.

Ozy hanya tertawa pelan menatap kepergian dua temannya itu dengan iba.

"Ozy! Lo itu tolol atau ape?"

Sekilas Ozy menggelengkan kepalanya dan memuntahkan isi perutnya di meja bar diskotik ini.

"Lo udeh mabuk! Lebih baik lo pulang sekarang!!" dengan kuat Farid mendorong perempuan yang berusaha mendekati Ozy dan menyeret pria itu menjauh dari neraka-nya dunia.

"Mobil gue mana?" desis Ozy saat ia didorong masuk kedalam mobil sport yang ia yakini mobil Farid.

"Lo nggak bise naik mobil kalau mabuk oon! Besok aje ambilnye,"

♡♡♡

"Engg.." erang Ozy. Ia membuka matanya dan merasakan gejolak aneh dibagian perutnya. Dan dapat dipastikan kalau kemarin ia mabuk berat karena menenggak minuman keras dalam jumlah yang banyak.

Bangkit dari tidurnya dan menuju ke kamar mandi dengan sangat hati-hati. Ozy memuntahkan lagi isi perutnya yang sama sekali belum terisi sarapan.

"Bun, ada obat pereda nyeri kepala nggak?" tanya Ozy saat melihat Ireke, Dirga, dan Nick duduk manis di meja makan. Bahkan Ozy tak tahu sejak kapan kakaknya itu sudah ada di sana.

Dua tahun yang lalu, Nick memutuskan untuk menikah dengan seorang gadis karena gadis itu menolak Nick untuk yang pertama kalinya. Aneh memang bahkan Nick si manusia es itu ternyata memiliki nyali yang besar dalam urusan cinta.

"Ozy, turun!" tegas Nick. Ozy mendengus pelan. Selain karena aneh dalam urusan cinta Nick juga menjadi aneh ketika sudah menjadi ayah. Ya, tahun lalu Gina istri Nick melahirkan seorang anak laki-laki yang Nick beri nama Gilang Putra Nickhol.

"Apaan bang? Cepet kepala gue pusing banget!"

"Lo apa-apaan! Kenapa lo mabuk-mabukan? Main perempuan?" bentak Nick mengabaikan nasi goreng yang disodorkan Gina yang datang dari dapur.

"Gue nggak pernah main perempuan Bang! Lo pikir gue apaan?!" balas Ozy dengan nada tak kalah kerasnya dari Nick.

"Terus kenapa lo pergi ke club malam kalau nggak main cewek?!"

Cinta dan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang