Bab 19

150 6 0
                                    

"Zy, jawaban lo dong," desis Farid. Bukannya ia tak belajar kemarin, tapi soal ujian yang masuk tidak ia ketahui sama sekali.

"Kenapa?" ujar Ozy setengah berbisik kearah Farid.

Farid tersenyum lebar. Setidaknya, Ozy yang sudah pintar sekarang tidak sok jual mahal seperti kebanyakan teman sekelasnya yang pintar.

"Jawaban lo nomor 20 ape?" tanya Farid dengan penuh penekanan di setiap katanya. Ozy berpikir sejenak dan mengecek lembar jawaban komputernya.

"Emangnya kita satu paket?" balas Ozy. Farid hanya memukul jidatnya pelan dan berbalik, memalingkan wajahnya dari Ozy.

♡♡♡

"Sumpah! Ujian gue berantakan banget," keluh Leonard. Rafto dan Farid hanya mengangguk menyetujui perkataannya. Sedangkan Ozy, ia nampak acuh dan memukul drumnya asalan.

Saat ini, mereka berempat berada di ruang band. Farid hanya memegang gitar tanpa memetik senarnya sedikit pun. Sedangkan Rafto dan Leonard, keduanya terlihat hanya memainkan botol minuman miliknya.

"Zy, ujian lo gimana tadi?" seru Leonard. Ozy masih tetap bungkam dan menggubris pertanyaan Leonard.

"Ozy mah anteng banget ngerjainnya. Udah jadi orang pintar dia mah!" tutur Rafto dengan kekehan kecil.

"Iye, coba aje paket gue same ame punye si Ozy, udah pasti ujian gue bakel bagus!" rutuk Farid.

"Permisi," seru seseorang dari ambang pintu ruang musik.

Sontak, Ozy menghentikan permainan drumnya dan mengadahkan kepala kearah sumber suara.

"Kenapa Bul?" tanya Leonard. Ozy mempertajam matanya memastikan kalau gadis yang berdiri di pintu itu benar Bulan.

Rafto yang sedari tadi bergeming, mengalihkan pandangannya dari botol minumannya kearah Bulan yang tersenyum manis.

"Nyari Rafto," jawab Bulan. Rafto bangkit dari duduknya dan menepuk bahu ketiga temannya seolah sebagai tanda izin.

"Pacaran yang gune ye, ujian nih!" teriak Farid. Ia bermaksud untuk menggoda Rafto dan Bulan yang ingin berlalu dari ruang musik.

Ozy melempar stik drumnya dengan keras. Mungkin, jika Farid dan Leonard tidak menangkap stik itu, bisa-bisa patah karena ulah Ozy yang konyol dan tak beralasan.

"Gue tahu lo lagi stress karena ujian, tapi jangan ngorbanin benda yang nggak bersalah dong," ujar Leonard. Ozy nampak acuh dan berlalu meninggalkan keduanya yang bertatapan dengan penuh tanda tanya.

Cinta dan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang