Bab 20

166 6 0
                                    

Awalnya, kita tak saling mengenal
Dan sekarang, aku tlah mengenalmu

Tak lama, butuh waktu saling mengerti
Dan ternyata aku nyaman dengan mu...

Aku dan kamu takkan bisa melawan takdirnya
Dan merubah semua yang ada

Bulan memejamkan matanya menikmati lagu mellow dari earphone yang menyumbat kedua telinganya.

Angin membelai rambut panjangnya, yang hari ini ia ikat ekor kuda.

Getaran ini ada
Saat kutahu kau tak pernah menatap yang lebih dalam...
Selain hubungan ini
Terjalin dengan tulus dalam sebutan sahabat hidup

Kedua kakinya turut ia sentakkan kelantai semen yang ada di atap sekolahnya ini.

Nada melodi dalam lagu itu menghanyutkan jiwa Bulan dengan mudah. Dipadu dengan angin di siang hari membuatnya terasa lebih mudah menghayati arti dari lagu tersebut.

Tak lama
Butuh waktu saling mengerti
Dan ternyata aku nyaman denganmu...

Aku dan kamu takkan bisa
Melawan takdirnya
Dan merubah semua yang ada...

Getaran ini, ada...
Saat kutahu kau tak pernah menatap yang lebih dalam
Selain hubungan ini
Terjalin dengan tulus dalam sebutan sahabat hidup...

Suara Bulan terdengar mengikuti melodi yang ia dengar. Ia benar-benar merasa seperti menyatu dengan angin saat ini.

Getaran ini ada
Saat kutahu kau tak pernah menatap yang lebih dalam...
Selain hubungan ini
Terjalin dengan tulus dalam sebutan sahabat hidup...

Untuk saat ini ia benar-benar jatuh cinta dengan lagu mellow ini. Memang tak ada hal yang istimewa dari lagu ini. Tapi, penghayatan sang penyanyi sangat menyentuh dan sampai mengetuk relung Bulan.

♡♡♡

Ozy melangkah gontai menuju rooftop sekolah. Tempat ini benar-benar sepi jika hanya kelas dua belas saja yang bersekolah.

Pintu rooftop nampak terbuka membuat pria berkulit putih pucat itu mempercepat langkahnya.

Kepala Ozy sedikit menyembul keluar saat telinganya samar mendengarkan nyanyian seseorang. Matanya terpaku saat melihat Bulan bernyanyi dengan mata terpejam.

"..... Sahabat hidup," hanya kalimat itu yang tertangkap jelas dari nyanyian Bulan yang Ozy dengar.

'Sahabat hidup? Lo aja masih anggap gue musuh lo,' katanya dalam hati.

Niat awalnya yang ingin refreshing dari ujian akhir yang ia laksanakan tadi batal. Ozy tak berani menegur Bulan saat ini. Kakinya kaku dan mulutnya kelu.

Dadanya sudah bergemuruh dengan hebat di dalam sana. Ia juga bingung sejak kapan dirinya menjadi aneh saat menatap Bulan? Tapi ia tak akan menyangkal jika ia akan jatuh cinta dengan gadis berambut panjang itu.

Sudut lain hatinya terasa nyeri saat mengingat Bulan merupakan kekasih Rafto yang tak lain adalah sahabatnya.

Seulas senyum muncul di wajah Ozy. Ia menarik nafasnya dalam dan berbalik meninggalkan atap sekolah.

♡♡♡

"To,"

"Hm," jawab Rafto dengan berdehem.

"Kok jawabnya gitu doang?"

"Kan kamu sukanya sama cowok yang dingin tapi peduli," kata Rafto polos.

Cinta dan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang