Bab 29

138 5 0
                                    

Ozy benar-benar terkejut melihat kehadiran Bulan di super market yang tak jauh dari kawasan kompleks rumahnya.

"Gue benci lo bukan karena sesuatu perasaan yang tak suka. Melainkan, perasaan sayang gue menggebu-gebu dan membuat gue selalu ingin mencari perhatian lo dengan cara benci dengan lo,"

Penjelasan Bulan masih terngiang indah di kepalanya. Ada perasaan menghangat saat tahu kalau Bulan juga memiliki perasaan khusus padanya.

Tapi mengingat Bulan tadi berlari dengan kuat seolah ingin pergi jauh darinya.

"Zy," tegur Mila. Sedari tadi setelah melihat Bulan, Ozy hanya diam dan terlihat enggan untuk membuka mulut. "Aku minta maaf," cicitnya. Ia sedih karena semua hal yang terjadi hari ini.

Pertama, karena Ozy hanya bercandan menyatakan perasaan padanya.

"Ozy aku suka dengan kamu!" tegas Mila saat Ozy berada satu langkah didepannya. Ia tak bercanda bahkan serius dengan teriakan penuh penekanannya barusan.

"Mil, kayaknya lo kebanyakan makan mecin nih," gurau Ozy.

"Aku serius," beberapa orang mulai berkumpul memperhatikan Mila dan Ozy. "Sudah sejak SMP,"

"Yaudah, gue tembak lo aja," senyum Mila berkembang. Bahkan beberapa orang yang memperhatikan mereka sudah meneriakinya. "Tapi cuma becanda ya? Abisnya gue cuma cinta sama Bulan," bisik Ozy.

Mata Mila membulat sempurna, dalam hati ia bersyukur karena Ozy hanya berbisik sehingga memungkinkan kalau orang lain tak ada yang mendengarnya. Tapi ia benar-benar merasa kecewa dengan penuturan Ozy.

Jelas, Bulan memang orang yang sangat patut untuk dicintai. Perempuan itu selalu tulus bahkan ia apa adanya. Jadi, tak salah kalau Ozy jatuh cinta padanya.

"Jangan deh, nanti orang salah paham," Mila tersenyum.

"Nggak papa, latihan juga buat nembak Bulan,"

Dan kesialan keduanya adalah, Bulan salah paham padanya. Memang benar Mila menyukai Ozy. Tapi sebaliknya tidak.

Ozy hanya suka dengan Bulan, acara penembakan di super market tadi hanya bercanda.

Mila merasa kalau kekesalan dan sakit hati yang di rasa Bulan ia penyebabnya.

"Ozy, aku mau pulang," panggilnya. Saat ini keduanya memang masih berada di super market, sejak Bulan berlari tadi mereka berdua tak bergerak dari tempat semula.

"Ayo," singkat Ozy. Mila mengangguk dan mengikuti langkah lebar Ozy yang berjalan di hadapannya.

Bahkan di dalam mobil Ozy pun, hanya keheningan dan dinginnya ac yang menemani keduanya.

Mila maupun Ozy sama-sama enggan dan ragu untuk memulai percakapan. Di kepala Mila masih sulit untuk mencerna dan meminta maaf pada Bulan. Sedangkan di kepala Ozy, sudah banyak sekali kemungkinan apa yang akan terjadi padanya dan Bulan.

"Aku minta maaf Zy. Janji deh, aku bakal lupa dengan perasaan aku,"

"Udah lo nggak salah, Bulan biar gue yang urus," ucap Ozy berusaha membuat Mila agar tidak merasa bersalah.

Setelah mengantar Mila pulang ke rumahnya, Ozy melajukan mobilnya kembali ke rumahnya.

Ia hanya menyimpan mobil sedan hitamnya itu di garasi rumah dan langsung berlari menuju rumah Bulan. Nick yang melihat tingkah adiknya itu hanya geleng kepala.

"Bulan! Bulan!" teriak Ozy tepat didepan pagar Bulan. "Lo keluar dulu," sambungnya.

Beberapa saat kemudian. Ozy tersenyum saat melihat pagar besi yang tertutup itu bergoyang seolah didorong oleh seseorang.

Cinta dan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang