Bab 26

142 5 0
                                    

"Bul, lo kok tidur di sini?" tanya Ozy bingung. Pasalnya ia hanya mengingat kalau kemarin ia tertidur karena kecapean. Ia tidak mengetahui kapan Bulan sudah berada di samping sofa dan tertidur dengan posisi duduk.

"Udah pagi?!"

"Nih bocah, cuci muka dulu lo sana. Tidur ileran kok pindah-pindah,"

"Kampret lo Zy! Lo juga ileran kali. Kagak usah ngejek dah lo," tegas Bulan.

Ia berjalan dengan langkah sempoyong menuju kamarnya dan berniat untuk kembali melanjutkan tidur.

Keadaan kamarnya masih sama dengan tadi malam. Tirai gordennya belum terbuka sedikit pun membuat sinar matahari terhalang untuk masuk. Namun itu tak membuat niat awal Bulan untuk kembali tidur terhalang. Bahkan dengan suasana seperti itu malah mendukungnya untuk tidur.

Bulan mengambil remote control ac yang tersimpan di meja kecil samping ranjangnya. Mengurangi suhunya akan membuat udara terasa dingin dan nyaman untuk tidur.

Ia menepuk-tepukkan bantalnya agar terasa lebih nyaman dan mulai kembali menutup matanya. Baru beberapa menit ia tertidur, seseorang menarik selimut tebalnya dan membuat ia mau tak mau harus membuka matanya yang terasa lengket.

"Napa lagi sih Zy?" dengusnya saat Ozy menoel-noel bahu dan menarik-narik rambutnya.

"Udah siang, lo bangun gih!" ujar Ozy dengan senyum misterius yang menghias di wajahnya membuat ia terlihat seperti hewan buas yang mendapat mangsa bagus.

"Kok lo natapnya gitu sih?!" keluh Bulan. Ia benar-benar takut apalagi saat ini, ia dan Ozy hanya berdua. Bukan cuma di rumah bahkan di kamar Bulan yang masih terlihat gelap.

"Bangun atau nanti gue-----" Ozy menggantung kalimatnya membuat Bulan tambah merinding.

Bulan langsung saja meloncat dari kasurnya saat Ozy mulai bangkit dari duduknya disamping ranjang Bulan.

"Lo mau apa sih Zy! Ini tuh kamar gue,"

"Terus kenapa kalau kamar lo? Kan bagus. Lagipula, udah lama juga gue nggak jailin lo kan?"

"Jangan macam-macam lo Zy!"

"Nggak macam-macam kok Bul. Satu macam aja,"

♡♡♡

Sedari tadi hanya menggerutu tidak jelas yang dilakukan Bulan. Sedangkan Ozy tersenyum kemenangan sembari menyuapkan nasi goreng masuk ke dalam mulutnya.

"Udah dong ngomelnya. Panas nih kuping gue," seketika Bulan langsung terdiam saat Ozy membungkam mulutnya dengan nasi goreng pedas yang ia buat.

Alasan Ozy tadi datang ke kamar Bulan dengan senyum misterius karena sang pelaku, kelaparan dan memaksa Bulan untuk membuatkannya sarapan.

"Lo ngeselin banget tau nggak! Katanya bisa masak, bisa rapihin rumah, buktinya lo bangunin gue cuma disuruh bikinin sarapan buat lo?! Kampret banget kan!!" keluh Bulan lagi saat ia sudah menghabiskan nasi yang tadi menyumpal dimulutnya.

"Kan seru tahu, di rumah ini cuma kita berdua loh. Biar berasa kayak suami istri gitu,"

Bulan melempari Ozy dengan serbet yang berada di sampingnya. "Ogah gue suami istri dengan lo! Emang lo sape?!"

Ozy tertawa tepingkal melihat Bulan yang seperti menahan senyumnya. Pipi Bulan yang putih pucat sedikit kemerahan membuat ia terlihat lucu. Jika saja saat ini Ozy sedang memegang ponselnya ia akan memotret wajah Bulan.

Cinta dan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang