SD'2'

3.5K 266 4
                                    

"gak dikunci? Apa mungkin pumbunuhnya keluar dari pintu belakang?" Tanya aya

"bisa jadi dan ini ditissue gue udah dapetin sample darah, entah itu darah korban atau pelaku, ya walaupun ini darah korban pasti masih ada jejak pelakunya, ayo kita masuk" ucap nanda setelah melipat dan mengantongi tissue tersebut

"ah pembunuhnya bego nih" ucap billa yang tiba-tiba berhenti dan merentangkan tangannya dengan maksud melarang kedua temannya maju

"kenapa bil?" Tanya aya

---

"tongkat bisbol" ucap billa singkat

"yak pembunuhnya pasti memukul korban pakai ini, nih masukin ke sini bill jangan lupa pake tissue" ucap aya memberikan plastic untuk tempat tongkat bisbol itu

"belum liat korban aja udah dapet 2 bukti, gak professional nih pembunuhnya" ucap nanda sambil jalan dengan hati-hati

"aaaa"

"kenapa ya?"

"b..bu dina" ucapnya sambil menunjuk kearah lantai pojok yang sudah dibatasi oleh garis polisi. Semua siswa dan siswi yang ada disitu ada yang pingsan, muntah, menangis, speechless, tegang, takut, dan banyak lagi.

"astaga, mending kita kasih barang buktinya kepolisi itu deh, yok" ajak nanda

Setelah itu mereka memberikan barang bukti yang telah mereka temukan, ternyata polisi mengaku barang-barang itu sangat membantu mereka dalam meretas kasus pembunuhan itu

Kelas

Saat semua murid tengah belajar dengan serius,hmm setengah serius, tidak hanya sedikit serius karena memang ini pelajaran di jam terakhir, selain karena sudah lelah, ngantuk, malas, juga karena mereka masih mencuri-curi pandang keluar kelas hanya untuk melihat para polisi dan para anggota FBI tangah mencari-cari dan menelaah apa dan siapa penyebab pembunuhan itu yang notabenenya guru yang mengajar disekolah itu. Sekilas tentang bu dina, dia termasuk guru yang baik memang tetapi dia sangat memegang teguh peraturan, semua peraturan harus dijalankan tidak ada toleransinya.

Tok tok

"permisi pak, saya kesini ingin memanggil nanda, aya, dan billa" ucap wakil kepala sekolah bidang kesiswaan atau terkenal dengan nama bu nunuy.

"ahh kalau boleh tau kenapa ya bu, mereka dipanggil?" Tanya pak budi

"saya kurang tau jelas juga pak, tapi yang jelas kepala kepolisian yang memanggil mereka"

"ke..kepala kepolisian?" ucap aya dengan wajah bingung, sama hal nya dengan kedua temannya yang saling menatap seakan hatinya bicara 'untuk apa kepala kepolisian memanggil kita?'

"hey aya, nanda, billa kenapa kalian malah tatap-tatapan? Kalian tidak ingin membuat kepala kepolisian menunggu kan?"

Akhirnya berakhirlah acara tatap menatap itu, dan mereka keluar kelas dan mengikuti bu nunuy dari belakang. Sesampainya di gudang atas tadi, mereka bertiga langsung disambut oleh kepala kepolisian yang bernama 'gentha' itu, masih muda memang, sekitar berumur 20 tahun mungkin. Cukup muda untuk menjadi kepala kepolisian, ohh tidak, bukan cukup muda tapi sangat muda. Mungkin karena kecerdasan dan kelihaiannya memecahkan kasus-kasus ini lah yang membuat dia bisa mendapat jabatan kepala polisi.

"hmm maaf jika saya mengganggu kalian belajar,sebelumnya nama saya gentha steward breinley, pangkat saya kepala kepolisian, ini kedua partner saya ini dariel dan ini rafan,maksud saya memanggil kalian kesini karena saya hanya ingin berterimakasih dan sedikit menawarkan sesuatu kepada kalian" ucap orang yang berpangkat komisaris jendral tersebut.

Bukannya menjawab tetapi mereka bertiga hanya saling senggol menyenggol satu sama lain bermaksud menyuruh temannya saja yang menjawab ucapan kepala kepolisian tersebut.

"jawab ya" bisik billa

"lo aja gua gugup" bisik aya balik

"ah gue juga gugup, lo aja nan, biasanya kan lo nyanggah-nyanggah mulu dikelas" bisik billa ke nanda

"ah gue juga gugup ngadepin polgan mah"jawab nanda masih berbisik

"polgan apaan nan?" Tanya aya

"polisi ganteng"jawab nanda

"ehem" gumam kepala sekolah yang merasa tidak enak terhadap kepala polisi tersebut Karena di cuekin oleh ketiga muridnya

"eh mmm, maaf pak, eh kak, eh mas, eh bang, eh..." ucap nanda gugup

"mungkin kalian masih gugup dan bingung ya begini saja, sepulang sekolah nanti saya tunggu kalian di kafe depan soto masion ya"

"i.iya pak, eh mm apaan sih manggilnya weh" ucap aya dengan nada bebisik diakhir kalimat kepada teman-temannya

"yasudah sekarang kalian bisa kembali kekelas sekali lagi terimakasih dan maaf sudah mengganggu" ucap gentha "ah ya jangan lupa sepulang sekolah saya tunggu kalian, see ya" 

to be continue? 

vote, coment 

#thanks 

biglove 

-PGA

silent detectiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang