'SD' 25

1.4K 98 0
                                    


"tapi pa please billa gak mau pindah"

"gak keputusan papa sudah tidak bisa diganggu gugat, tadinya papa masih mau bicarakan ini sama kamu tapi saat papa tau kamu detective papa akan memindahkan kamu, sepertinya waktu satu bulan cukup untuk kamu berpamitan dengan teman-temanmu"

"tapi pa.."

"masuk kamar bill"

--

"oke oke jadi tadi kalian pada dengerin apa yang dijelasin pak budi?" Tanya aya

"lo nanya gue? Hah ya gue mah pasti ya" jawab naanda dengan nada angkuh

"pasti gak dengerin lo mah" sambung aya

"hahah bego, maleslah gue dengerin dia aja kagak dengerin apa yang kita bilangkan?" nanda kini tertawa dan disusul oleh tawaan aya

"haha iya, budi, budge dikit" ucap aya

"eh bill, lo ngapa diem aja?"

"engh gue, mau, emm, ada yang mau gue bicarain ke kalian"

"Apaan sih kayanya serius amat" Tanya nanda masih dengan cengiran nya

"gue mau pindah ke Indonesia" cengiran nanda dan aya langsung sirna

"haha jayus lu bill"

"tau nih effek ledakan kemaren otak korslet ini mah"

"ash gue serius, papa, mama, dan kakak gue udah tau kalau gue itu detective dan ya seperti yang kalian ketahui papa gue gak tau kenapa benci sama yang berbau detective, jadi bulan depan gue mau pindah ke Indonesia"

"gak gak lo,, ahh gak mungkin bill, kita silent detective, kita bertiga, kita PGA gak akan mungkin kepisah atau berkurang masa iya nanti kita Cuma pg dikira mau ujian kali nanti ada pgnya" ucap nanda yang sudah meneteskan air mata

"ya terima gak terima, gue bulan depan udah harus ninggalin new York, tinggalin kenangan-kenangan yang udah kita lewatin bareng, tinggalin gila-gilaan bareng kalian, tinggalin kebiasaan aneh bareng kalian, yah gue harus ninggalin apa yang baru kita capai, silent detective" billa berbicara dengan senyum tetapi airmata tetap mengalir di pipinya

Saat mereka tengah bersedih tiba-tiba bell masuk berbunyi, jadi mereka memutuskan untuk membicarakan ini pulang sekolah, mengapa rasanya dunia ini sempit atau dia yang menguntit kami?

Lihat dia selalu menunduk saat nanda melihat kearahnya, tapi kali ini tidak, nanda tidak menyapanya dia terlalu sedih untuk sekedar menyapa orang yang bahkan hanya sebatas kenal nama saja, tripegy, sebenarnya siapa yang tidak kenal dengannya, siswi cerdas di WHS setelah nanda, aya, dan billa tentunya, sicerdas berkacamata tebal, itulah julukan dia nama tenar dia di WHS, siapa yang tidak mengenalnya, baiklah oke hari ini hari yang menyedihkan, bukan waktu yang tepat untuk mendeskripsikan tripegy.

--

Rumah nanda

"serius deh bill kita gak mau lo pergi, apalagi ke Indonesia, jauh lo bill, bukan kaya jarak blok rumah gue ke blok pak udi" ucap nanda

"ya gue juga gak mau nan, tapi papa, mama, dan kakak gue udah terlanjur tau kalau gue detective dan mereka marah besar" billa masih tidak bisa membuat cuaca cerah diwajahnya

"ya, kok sekarang lo yang diem aja sih" nanda semakin kesal karena melihat aya yang hanya diam tidak menanggapi apapun tentang kepergian billa

Brukk

"ahh gue gak mau kita bertiga kepecah-pecah, kita bertiga itu satu, kalian tau kan kalau suatu barang yang hilang salah satu bagiannya pasti tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya, kita juga gitu" terpecahlah akhirnya tangisan aya, semua uneg-uneg yang dipendamnya selama beberapa jam ini,

"haaaa,, gue juga gak mau ya, lo tau sendiri bill dari kita bertiga yang paling waras siapa? Yang paling tenang siapa? Kalau kita nanti salah ambil keputusan gimana? Kalau kita bahayain diri kita sendiri... hhh gue gak mau ditinggalin elooo bill" kini nanda lah yang menangis meraung-raung

"gak nan, ya gue juga gak mau ninggalin kalian tapi mau gimana lagi?"

Tok tok

"kakakkkk"

Ah disaat sedang sedih begini kenapa dia datang dengan tidak santainya

Cklek

"kenapa" Tanya nanda sambil masing mengusap air matanya,

"tadi,,, loh kakak nangis? Kenapa?" sefa langsung masuk ke dalam kamar nanda dan menemukan aya dan billa yang sama dengan keadaan kakaknya, memprihatinkan.

"ah kakak-kakak pada kenapa?"

"gak kenapa-napa kok sef, kita habis nonton drama korea aja" alibi aya

"oh drama" sefa menjawab dengan manggut-manggut

"kenapa tadi sef?" Tanya nanda

"ah iya sefa lupa, tadi ada yang line kakak, nih handphonenya" kata sefa dan memberikan handphone nanda

Kak gentha

Kalian bisa ke basement sekarang? Masih ada kasus yang belum terpecahkan

Mati. sefa pasti membacanya, tapi apa dia mengerti maksudnya? Semoga tidak.

to be continue?

vote, coment

#thanks

biglove

-PGA

silent detectiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang