SD '5'

2.5K 193 4
                                    

*ps: foto mulmed basement detective*
,
,
"ah hanya kebetulan kak, kalau darah kemarin saya ambil dengan tissue supaya sidik jari saya gak bercampur di sample itu" ucap nanda

"iya kak, dan tongkat bisbol itu kami hanya menebak-nebak saja" lanjut billa

"tapi jika itu sangat membantu ya syukurlah" sambung aya

Komjend. Pol gentha menyesap caffe latenya yang sudah sekitar 3 menit yang lalu datang, dan mereka bertiga kagum melihat tampannya 'kak' gentha saat tengah meneguk coffe nya.

---

"ah iya kalau kalian bersedia juga, saya ingin menawarkan kalian untuk menjadi anggota detektif kami"

"s..serius kak?" Tanya billa

"ya"

"kami jadi detektif?" Tanya aya 'lagi'

"ya"

"detektif sungguhan?" Tanya nanda 'lagi' 'lagi'

"ya"

"kami mau kak" ucap ketiganya semangat

"keputusan yang sangat bagus" ucap gentha dengan senyum yang menambah aksen tampannya

"maaf kak, tapi apa kita bisa menjadi silent detective?" Tanya billa dengan hati-hati

"silent detective?" dahi gentha berkerut, tak mengerti apa yang dimaksud dengan billa

"ya, kami hanya tidak ingin identitas asli kita terekspos, kami tidak mau gara-gara kami keluarga kami ikut terancam dengan pelaku"

"dan juga kami tidak yakin untuk diizinkan menjadi detective"

"hanya itu syaratnya?, tenang itu syarat yang sangat mudah, kalian menjadi silent detective mulai sekarang, kalian nanti akan dibantu oleh 3 anggota kami lainnya" ucap gentha menjelaskan

"3 anggota lain? Siapa?"

"ayo ikut saya ke kantor"

Akhirnya hari ini mereka telah sah menjadi silent detective

Detective Refnita G Ananda

Detective Fitri P Handayani

Detective Arni A Sabilla

Sesampainya di kantor FBI mereka dibawa keruangan detective, dari awal memasuki gedung itu pikiran nanda, aya, dan billa adalah 'gedung yang sepi bisa jadi kosong, dan saat mereka memasuki gedung itu benar-benar kosong bersuara sedikit saja akan menggema diseluruh ruangan, bayangkan saja gedung sebesar ini hanya berisikan 3 meja, 1 meja kecil, 1 meja lumayan bessar, dan satu lagi meja yang sangat besar, seluruh meja kosong, bersih dan tanpa debu,tidak, dimeja yang paling kecil terdapat sebuah buku, kamus, ataupun kitab, gentha mendekati buku tersebut membukanya dan menekan apa yang ada di dalamnya dan woah terdapat ruang bawah tanah,menakjubkan,

saat masuk ternyata banyak orang yang sedang berlalulalang, dengan wajah dingin, tegas, sangar, tidak ada senyum.

"apa gue betah kerja disini?"

"gimana kehidupan gue selanjutnya disini?"

"berhdapan dengan patung es, apa gue bisa?"

"hmm nanda, aya, billa disini ruang baru kalian, dan sebelumnya apa lebih baik jika kita berkenalan? Aku Komjend. Pol Gentha Steward breinley, dan kalian?"

"saya fitri p handayani"

"refnita g ananda"

"Arni a sabilla"

"p? g? a? apa itu" Tanya gentha

"nama keluarga kita, jangan tanya apa tu karena kami silent detective" ujar nanda dengan kekhan di akhir kalimatnya. Oh, siapa yang percaya siswi? Kelas 10? Menjadi detective? Kalian pikir jadi detective semudah bermain petak umpet? Come on girl, jangan sampai kalian menyerah di pertengahan.

"haha oke silent detective cilik, ah iya saya lupa sebentar ya saya panggil pendamping kalian dulu" ucap gentha

"rial, steven, rieki"

"ya kak? Ada apa?"

"kita kedatangan anggota baru, ini namanya nanda, ini aya, dan ini billa" ucap gentha memperkenalkan nanda, aya dan billa ke 3 orang tadi

"dan kenalkan ini rial, ini steven dan ini rieki, saya pikir kalian bisa berkenalan tanpa saya, sekarang saya harus segera ke kepolisian, sampai jumpa"

Saat gentha sudah keluar mereka bingung mau memulai dari mana, kaum wanita gengsi mau bicara terlebih dahulu, lagian sikap mereka juga seperti olaf, dingin, tidak, olaf masih bisa ceria, ini? Sepertinya tidak bisa

"kita boleh pulang gak sih bill, ya?" Tanya nanda ke kedua temannya sekaligus berniat menyindir ketiga pendampingnya itu

silent detectiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang