'SD' 33

1.3K 92 3
                                    

"stev gak ada niat bantu gue gitu" sindir nanda dengan mata yang masih menatap tissuenya, setelah itu steven mendekat ke nanda

Nanda mulai menyentuhkan tangannya yang dibalut tissue itu ke tapak sepatu itu setelah itu sia sentuhkan satu tangannya lagi ke tissue yang sudah ada bekas tapak sepatu itu. Steven? Hanya mengikuti apa yang nanda perhatikan

Sesekali nanda mencium aroma itu, dan mulai memejamkan matanya

"ah, aku sangat kenal dengan dna ini, mungkin aku pernah menyentuh orang ini" ucap nanda tiba-tiba

"aku juga merasa pernah berkontak mata dengannya baru-baru ini" ucap steven

"tunggu, matanya abu-abu?" sambung steven

"dan cincin ini, coba kamu liat dan ingat-ingat ukurannya nan" ucap aya

"putra alvert!!!" seru mereka bersamaan

Tring..

Handphone nanda dan aya berbunyi bersamaan

(nomor tidak dikenal)

Pg3, pisau berkarat gambar amerika

"putra alvert berulah lagi!" geram nanda

"telfon balik nomor itu"

Mama is calling...

Nandaa...

;;

Iya ma? Kenapa? Kenapa mama nangis?

;;

Adik kamu nan

;;

Sefa kenapa?

;;

Tadi ada orang menelfon mama menggunakan handphone sefa, dia bilang kalau pisau berkarat gambar amerika, nyawa anakmu dan dua temannya terancammm naannn

;;

Ap..pa gak ma,, gak mungkin, nanda bakal bunuh putra alverttt bajingaaannnn

Pip

"kak, sefaaa, dera, dan dara" tangis nanda pecah dan tubuhnya hampir terjatuh jika tidak ditahan oleh steven

"dera? Dara? Kenapaa nan" air mata ayapun sudah tergenang

"mereka korban selanjutnyaa" teriak nanda

"tenang dek, kita bisa selamet.."

"tenang apa kakk, sefa korban selanjutnya kak!! Adik kakak juga, dia gak ada sangkutpautnya dengan tugas kita kakk, dan kita gaktau dimana mereka diculik"

"assalamualaikum"

"billa? Waalaikumsallam"

"ikut aku ayo, aku tau dimana sefa, dera dan dara diculik"

--

Brak

"bajingaaaaaaaaaaannnnnn"

"kembaliin adiikkk gueeeeeeeeee"

Saat mereka mendobrak pintu tempat itu mereka melihat putra alvert sedang mendekatkan pisau ke arah leher sefa, sedangkan dera dan dara sedang diikat saling memunggungi di tengah mereka terdapat bom waktu yang akan meledak 15 menit lagi

"kalian mendekat akan kupastikan 3 gadis manis ini akan mati ditanganku"

"sefaaa" ucap nanda tanpa suara

"kenapa lo sakitin adik mereka? Mereka gak salah mereka Cuma membantu untu menyelesaikan kasus-kasus di sini" tanya kak gentha dengan santai, dia tidak mau mengambil resiko, jika ia tembak pelaku maka yang akan terkena peluru justru sefa

"dendam, dulu ayahku dan ayah billa memimpin FBI manhttan tapi sejak kedatangan kamu gentha, ayahku jadi tersingkirkan, dan ayah billa kehilangan anaknya, dan kamu bill, harusnya kamu ada dipihak ku untuk membantu pembalaan dendam ini" ucap dia

Mendengar perkataan lelaki pendendam itu, perlahan bibir bila terngkat mengukir senyum dan mulai berjalan menuju lelaki itu

"benar perkataanmu dean, gak seharusnya gue baikin bahkan ngebantu orang yang udah ngilangin nyawa kakak gue, bahkan gue gak sempet ngeliat cantiknya dia, gue gak sempet ngerasain kasih sayang dari dia, dan ini gara-gara dia, gentha lo harus ngebayar apa yang udah lo hilangin" billa ngambil alih pisau dan juga tubuh sefa

"gue urus dia dan lo habisin gentha" ucap billa sambil menatap sinis gentha

Dean segera menghampiri kak gentha, dan billa tersenyum ketika melihat bom akan meledak 8 menit lagi

"bunuh dia billa!!!" ucap dean dan billa menempelkan pisau itu ke arah leher sefa

"jangannn bill, inget istighfar bill, jangan bunuh adik gue"

"diem dan saksikan ini nan" ucap billa sambil tersenyum miring

"haaaaaaa

Bruk brak dugh srek prang

"ayo lari semua"

Duarr 

to be continue?

vote, coment

#thanks

biglove

-PGA

silent detectiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang