'SD' 28

1.3K 98 1
                                    


"morning ayaaa"

"morning nan, eh tumben lu udah dateng si billa belum"

"gatau tuh gue, telat kalii, atau lo bm aja"

..

"arni a sabilla"

...

"arnii a sabilla" absen guru itu dengan nada yang lebih keras

"mmm gak masuk bu" jawab aya

"kenapa?"

"tidak ada keterangan" ucap sekretaris kelas

".."

--

"ish si billa kemana sih kok dia malah gak masuk padahal tadi pelajaran bu septi ulangan lisan" ucap nanda menggerutu

"tau nih gak biasanya dia gak sekolah, atau jangan jangan dia udah berangkat ke Indonesia?" ucap aya dan disusul dorongan dibahunya dari nanda

"si pea kan sebulan lagi mana mungkin juga kalau dicepetin dia gak pamit sama kita" kesal nanda sambil tetap menyodori mulutnya dengan bakso yang tadi ia pesan

"iya juga sih, eh eh itu pegy" ucap aya sambil melirik kearah meja kantin paling ujung

"samperin gak?" Tanya nanda sambil terus memakan baksonya

"gak usah, biar kalau dia pelakunya penduduk kota newyork habis dibom, dibunuh, dan disandra sama dia" ucap aya datar sambil meminum kembali juice jeruknya, detik kemudian bahu aya menjadi korban dorongan nanda untuk kedua kalinya

"bego emang lu ya, kalau gue keselek nih minuman gimana" geram aya

"ish lu juga bego masa iya ngebiarin penduduk newyork habis" kesal nanda

"lu yang lebih bego udah tau jawabannya masih aja nanya" kesal aya

"ih sesama bego dilarang membully" ucap nanda sambil meninggalkan tempat duduknya dan berjalan menuju dimana pegy berada

"hhh mimpi apa gue punya temen ngeselin begitu ya, huhh sabar ya orang cantik mah banyak ujiannya, coba aja kala..."

"AYAAAA, NGAPAIN LU KOMAT KAMIT DISITU BEGOOO" tuhkan baru didumelin ngeselin lagikan huuuhh untuk temen

"hai peg," sapa nanda

"hmm ha..aai" seperti biasa pasti pegy menjawab nya dengan gugup, liat saja bentar lagi pasti aya dan nanda yang akan ditinggalkan

"ehmm,, ada u,,rusan apa ya nan, ka,,kalau gak ada gu,,e ke kelas ya a,,da tugas" see, apa gue bilangg

"ettt nanti dulu, kita ada urusan sama lo, super duper penting pake bangett" ucap aya sambil menahan pegy supaya tidak pergi

"hmm gini gue Cuma mau Tanya, kenapa setiap gue ngomong sama lo, lo itu selalu gugup, sudah itu ninggalin gitu aja"

"mmm,, gak kenapa-napa, udah deh gue mau ngerja..."

"tingkah lo mencurigakan peg, jangan salahin gue kalau ada tim kepolisian menciduk lo kesini, inget lo bukan Cuma ngerasa terintrogasi tapi lo juga dipermaluin di seantero sekolah" ucap nanda santai tapi terselit nada nada menekan

"mau kalian apa?" hei, kemana kegugupannya?

"kami hanya ingin mengintrogasi lo aja gak akan lama tenang aja" ucap aya

--

" bagaimana keadaanmu?"

"ah aku sudah lebih baik tetapi luka-luka bekas sayatan masih sedikit perih"

"jadi kami kesini bukan hanya sekedar menjenguk, kami ingin sedikit betanya"

"baiklah, tapi kemana ketiga silent detective itu? Aku belum mengucap terimakasih kepada mereka"

"mereka bertugas dilain tempat"

"bagaimana bisa kalian menemukan anak muda wanita lagi untuk menjadi detective kalian sayangnya mereka terlalu jenius"

"lupakan sejenak ketiga detective itu, sekarang aku ingin bertanya tentang pelaku yang melukaimu"

"ah aku sudah tau, dan jawabannya aku tidak mengenalnya, tetapi matanya seperti tidak asing, tubuhnya sekitar 172cm, tidak seberapa gemuk dan tidak seberapa kurus, setelah dia menggunakan cutter untuk menganiayaku, cutter itu dia simpan disakunya"

"dan kau tidak mencoba mendapatkan sidik jari atau dna nya?" Tanya kak dariel yang sedari tadi mencatat apa yang dikatakan polisi axton,

"hei tubuhku diikat kencang, tapi aku rasa aku sempat menendangnya" jawab axton sambil mencoba mengingat kejadian beberapa hari lalu

"percuma jika kau menendang kain nya bukan kulitnya langsung" ucap rafan

"tenanglah, aku menendang kakinya yang tidak dibalut kain"

"oh sebentar iris matanya berwarna apa?"

"abu-abu"

"baiklah steven, rial, rieki kalian cari sepatu yang dimaksud polisi axton, sebelum kalian membawa ke laboratorium kalian hubungin nanda, aya, dan billa, suruh mereka untuk bantu menganalisis, kita tidak punya waktu banyak, pelaku bisa saja melarikan diri dari newyork" titah kak gentha

--

"assalamualaikum"

"waalaikumsallam"

"mama papa kemana dar?"

"mama sama papa ke dubay kak, mungkin hanya 3 hari"

"oke, dera mana?"

"lagi ngerjain pr, oiya kak kami mau Tanya dong"

"yasudah ayo kita sekalian ke kamar aja"

"kak kalau golongan 3 dan periode 3 itu unsure apa?"

"alumunium"

"al ya kak"

"iyaa"

Setelah menjawab pertanyaan adik-adiknya aya mengganti baju dan mencarge handphonenya yang sudah lowbath 

to be continue?

vote, coment

#thanks

biglove

-PGA

silent detectiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang