SD'3'

3.1K 232 1
                                    

"mungkin kalian masih gugup dan bingung ya begini saja, sepulang sekolah nanti saya tunggu kalian di kafe depan soto masion ya"

"i.iya pak, eh mm apaan sih manggilnya weh" ucap aya dengan nada bebisik diakhir kalimat kepada teman-temannya

"yasudah sekarang kalian bisa kembali kekelas sekali lagi terimakasih dan maaf sudah mengganggu" ucap gentha "ah ya jangan lupa sepulang sekolah saya tunggu kalian, see ya"

---

"aaa gila gila gila ya, bill tadi itu beneran kepala kepolisiannya? Bukan anaknya kepala polisi, apa keponakannya gitu, ganteng banget, kalau gue lebih tuaan 4 tahun dari umur gue sekarang aja udah gue gebet tuh polisi" ucap nanda dengan antusias dan wajah yang terkagum-kagum, tetapi setelah itu air mukanya berubah menjadi cemberut melihat temannya yang mendorong bahunya pelan

"tadi aja gugup lo didepannya, sekarang tuh mulut ngocehnya kaya kereta api, panjang banget, btw gantengan dariel itu loh" cibir billa ke nanda

"yeyy suka gak ngaca ya, tadi kalian emang pada mau ngomong?" Tanya nanda ke kedua temannya sengit, dan dijawab cengiran oleh kedua temannya detik selanjutnya aya dan billa hanya menggeleng

"tuhkan udah deh sama-sama gugup dilarang membully"

"btw, rafan untuk gue loh ya" ucap aya

Saat mereka memasuki kelas ternyata pak budi sudah tidak ada dikelas, dan kata fahri, ketua kelas, pak budi pulang duluan ada urusan, pantas saja kelas sudah menjadi terbagi-bagi, ada yang tengah berselfie ria, bermain handphone, memuji idola, dan kumpulan yang paling banyak anggotanya adalah kumpulan cewek-cewek yang tengah membicarakan hot news disekolah ini yang baru terjadi beberapa jam yang lalu, tetapi saat mereka sadar aya, nanda, dan billa sudah masuk ke kelas mereka segera mewawancarai 3 orang tersebut

"kenapa kalian dipanggil"

"kalian tau siapa yang membunuh"

"gimana kepala polisinya galak?"

"atau kepala polisinya ganteng"

"tua kali ya"

"weh malah ngomongin ganteng gaknya lagi"

"ah kalian ribet panas nih, lagian kita Cuma ditanya-tanya doang kok bu Dina tuh ngajar apa, ada yang benci gak sama dia, udah balik deh ketempat lorang" ucap aya kesal

Akhirnya mereka pun kembali ke kegiatan semula

"menurut kalian nih ya, gue cocok gak jadi detektif" Tanya aya

"apa? Lo bilang apa? Detektif? Haha pena ilang aja lo gak tau siapa yang ngambil ini mau nyelidikin benda hidup" jawab billa

"tapi gak deh bill, seru tau kayanya kalau kita jadi detektif, lagian juga nanti kita bisa jadi terkenal" ucap nanda sambil menghayal-hayal

"eh lo kira jadi detektif mudah, nyawa lo bisa terancem tau, lo bisa aja jadi target pembunuh selanjutnya, bisa jadi juga keluarga lo yang kena, gue sih masih mau hidup panjang ya nan" jelas billa sambil bergidik ngeri membayangkan apa yang akan terjadi kedepannya.

Sedikit ulasan tentang sifat, billa, dia yang paling tenang, berpikir panjang, dan lebih berhati-hati dari kedua temannya.

"ya kalau gak mau keluarga kita kena kita jangan beri tahu keluarga mana kita, memangnya setiap detektif harus menjelaskan secara detail tentang identitasnya," jawab aya

"yak, kita bisa kok jadi silent detective, gue pengen nyelametin dunia, memberantas semua psychopath, penculik, dan penjahat lainnya, tanpa harus memberitahu identitas asli gue" ucap nanda bersemangat

"emang orangtua kalian setuju kalau kalian jadi detective?" Tanya billa

"ck, bill tadi kan nanda bilang kita bakal jadi silent detective, jangan sampe mereka taulah, ayolah bill, gak mungkin kan kita Cuma berdua jadi detectivenya" ucap aya

"tau tuh udah tau kalau kita ngelakuin apa-apa jarang mikir kedepannya, nanti kalau kami kesalahan gimana, kalau kami ceroboh gimana, kalau kami yang terbunuh..."

"oke fine gue ikut kalian" ucap billa pasrah karena bagaimanapun dia tidak akan membiarkan teman-temannya celaka karena niat baik mereka. 

to be continue? 

vote, coment 

#thanks 

biglove 

-PGA

silent detectiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang