SD '18'

1.4K 110 0
                                    

"kalian ngapain sih disitu aja? Gak ada niat bantuin apa?" rial kesal karen sedaritadi nanda, aya, dan billa hanya menontoni mereka saja, hei ini polisi diculik kenapa kaliat terlihat santai.

"hhh berikan kotaknya pada kami"nanda menadahkan tangannya, bermaksud meminta kotak itu

"ini barang bukti, kalau lo pegang ini kotak nanti yang ada lo yang jadi tersangka" kini rieki yang menjawab ucapan nanda

---

"ck, ribet emang" kata nanda sambil mengambil sarungtangannya, setelah itu baru rial memberikan kotak dan isinya kepada nanda

"terus mau lo pegang aja gitu? Sambil menerka-nerka siapa pembunuhnya?" kesal steven

"ih mulut cewek emang, gini deh daripada kita berantem terus," ucap aya

"mending kita kerja sama mencari pelaku ini?" sambung aya

"tidak yakin" ucap rial

"yasudah, pecahkan kasus ini tanpa kita, lagipula gue ngntuk, balik ke manhattan yuk ya, bill" ajak nanda

"eh eh oke kita selesaiin kasus ini bareng ya"

"yasudah sekarang kita gak usah disini, balik ke manhattan" ucap aya menginterupsi

"ayolah, kak dariel hilang dan kalian malah mau kembali ke manhattan" kata rieki sambil mengacak rambutnya frustasi

"kita cocokkan kotak ini, dengan kotak temuanmu steve, kita cari petunjuk lainnya" ucap billa menjelaskan

"tidak mungkin pelaku tidak meninggalkan petunjuk sedikitpun dari pemikiranku saat ini, dia tidak benar-benar lebih cerdas dari kita berenam jika bersatu" kata nanda

--

Basement manhattan

Saat mereka sampai di depan ruangan, polisi loery menghampiri mereka, sambil membawa kotak yang sama persis dengan yang mereka bawa dan yang steven temukan

"permisi detektif, tadi pagi saya menemukan kotak ini di teras basement atas, saya sudah memeriksanya, tapi sama sekali tidak ada sidik jari, isi kotak itu adalah petasan" jelas polisi loery

"apa-apaan ini, siapa yang meneror kita? Mereka ingin bermain-main dengan kita?" geram steven

"semua ini pasti petunjuk" cetus aya

"tapi apa?" tanya billa

"itu tugas kita" simpul nanda

"arghh kalian mana mungkin bisa sesantai itu menangani masalah ini, bahkan sudah 8 jam kak dariel belum ditemukan"

"tenangin diri kalian agar kalian dapat berfikir, kami izin pulang dulu, karena kami besok harus sekolah" pamit billa

--

Saat waktunya istirahat, mereka memutuskan untuk membicarakan masalah teror-meneror itu sambil mengisi perut mereka yang belum diisi

"jadi menurut kalian bagaimana kasus ini?" nanda memulai pembicaraan

"gue gak tau motif kejahatan ini apa? Peneroran atau penculikan atau penyandraan" ucap billa enteng

"tapi itu petunjukan gengss" aya ternyata sudah geram dengan kedua temannya

"nah iya, gue ngecun, isi saputangan mungkin untuk ngebekep" huh setidaknya dari ketiga dete.. no ini disekolah. Oke dari ketiga siswi ini ada yang masih bisa berfikir waras.

"helaaww, berarti kalau petasan untuk taunbaruan gituuhh" ucap nanda sambil tetap memakan makanannya

"yee si pea, untuk malam takbiran dol" oke, kenapa gentha bisa menyuruh mereka menjadi detektif.. semoga tidak menyesal

"goblik nenek2 sebelah gue kena serangan jantung gara-gara denger ledakannya, yakali kan lagi mau nyari THR malah suruh ngelayat" perkataan nanda tidak ada yang benar, sifat aslinya kembali padahal baru 3 hari terakhir ini otaknya berjalan dengan semestinya

"ah,, I got it"

"LEDAKAN!!" ucap ketiganya

Triing triingg

Step alig is calling...

Wut? Gue udah nemu...

;;

to be continue?

vote, coment

#thanks

biglove

-PGA

silent detectiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang