SD '17'

1.6K 119 1
                                    

Rieki dengan kaos hitam dilapisi dengan kemeja putih tanpa kancing dengan celana hitam dan sepatu putih

---

"ayo kita langsung ke livingston saja" ajak kak gentha

"kami akan stay di basement saja kak" ucap rial

"kenapa? Basement tidak akan jadi hancur lebur hanya kita tinggal bberapa jam" ucap kak gentha

"tidak, kakak dan 3 silent detective saja yang pergi"

"oke" akhirnya mereka pun pergi ke livingston, untuk menjemput dariel dan rafan sekaligus untuk mengambil pin silent detective

Saat mereka ingin memasuki pesawat khusus FBI manhattan,

"kak gentha?" panggil steven gelisah

"Kau ingin ikut?"

"tidak sebaiknya jangan pergi, dan hubungi kak rafan dan kak dariel suruh cepat kembali saja ke manhattan?" jelas steven

Semua yang ada disitu bingung akan perkataan steven, untuk apa dia melarangnya?

"ada apa steven?" tanya kak gentha dengan sabar

"tidak sekarang, tapi perintahkanlah cepat" ucap steven semakin gelisah dan semakin sering melihat benda yang melingkar di pergelangan tangan kirinya yang tetap berdetik.

"kak, jangan sampai terlambat"desak steven

Lainnya semakin bingung dengan sikap steven yang jarang seperti ini

Tuut

Tuut

Tuut

Ha mmm,,,

Tut tut tut

"terlambat akh ayo ke livingston sekarang, satu diantara mereka sedang dalam bahaya" kata steven

Gentha yang menangkap maksud dari steven segera pergi menuju pesawat tersebut dan take off

--

Krriiinggg

Hallo

;;

Komandan,dariel sedang dalam bahaya

;;

Kami sedang menuju kesana

Pip

--

Mereka telah sampai di livingston dengan ekspresi tegang,bingung, dan ada kemarahan

"terus kita kemana?" tanya billa setelah lama berdiam memikirkan kejadian ini

"gps rafan dan dariel mati" kata kak gentha sambil melihat handphone nya

"ayolah berpikir, dengan berdiam diri kalian tidak akan menemukan kak dariel" ucap nanda kesal

"memangnya kak refan juga hilang? Terus yang menelfon kak gentha tadi siapa?" tanya aya

"aya ini bukan waktunya untuk bertanya, sekarang sedang dalam keadaan genting" ucap rial

"aku baru memikirkannya ayo ikut aku" kata kak gentha setelah menyadari sesuatu dari pertanyaan aya

--

Rafan kamu dimana?

--

Kami masih menyelidiki kemana dariel, kami lagi di east hanover

­­­­­­­­--

kami tunggu din mandeview hotel

pip

"gimana kak? Mereka dimana?" tanya rial

"east hanover, kita ke mandeview hotel sekarang"

--

Mandeview hotel

"rafan, bagaimana kronolagis kejadiannya" kak gentha bertanya dengan nada yang sama sekali tidak santai

"tadi kami semua sedang sibuk mem-packing tetapi tiba-tiba pintu diketuk dan dariel keluar apartment dan setelah aku merasa lama dariel tidak kembali, aku menyusulnya dan ternyata dariel tidak ada hanya ada handphonenya terjatuh dilantai dan kotak" jelas rafan

"tunggu kotak?" tanya steven

"ya, ada apa?" tanya rafan

"kak, mana kotaknya aku ingin lihat"

Mereka segera kembali ke markas kepolisian livingston untuk mengambil kotak itu

--

"ini sama persis dengan kotak yang kemarin ada di depan basement" ucap steven setelah melihat kotak itu

"kau yakin steve?" tanya rieki

"ya aku yakin, aku kira hanya orang iseng" steven mengamati isi dari kotak itu, dia hanya menemukan saputangan, yap sama seperti apa yang ia temukan 1 hari yang lalu, rieki dan rial mengecek sidik jari di kotak itu namun hasilnya nihil, tidak ada sidik jari di kotak itu, kak gentha dan kak rafan sedang mencari-cari rekaman cctv di apartment mereka, nanda?aya?billa? entahlah sepertinya mereka tidak tertarik sedikitpun dengan kotak, saputangan, ataupun rekaman.

"kalian ngapain sih disitu aja? Gak ada niat bantuin apa?" rial kesal karen sedaritadi nanda, aya, dan billa hanya menontoni mereka saja, hei ini polisi diculik kenapa kaliat terlihat santai.

"hhh berikan kotaknya pada kami"nanda menadahkan tangannya, bermaksud meminta kotak itu

"ini barang bukti, kalau lo pegang ini kotak nanti yang ada lo yang jadi tersangka" kini rieki yang menjawab ucapan nanda

to be continue? 

vote, coment 

#thanks 

biglove 

-PGA

silent detectiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang