#3 Sial!!!✔️✔️

136 9 2
                                    

Hy yang lagi baca
Maaf ya typo bertebaran hehe

~
~
~
~
~


Setelah pulang dari joging dan insiden itu Lintang merasa lapar. "Laper ba nih kepala eh salah maksudnya perut. Hehe efek laper nih. Jam segini Bi As udah nyiapin sarapan belum ya laper banget ini," gumamnya setelah memasuki rumah.

Lintang berjalan menuju dapur yang menyatu dengan meja makan itu. Sesampainya di sana ia melihat Papa dan Abangnya sudah duduk manis di meja makan.

"Pagi Pa. Pagi Bang Bin," sapa Lintang sambil duduk di depan Bang Bintang.

"Pagi sayang/adek," ucap Papa dan Bang Bintang bersamaan. Cie kompak jodoh kali ya.

Setelah sarapan selesai...

"Papa akan ngurusin perusahaan yang ada di Bandung dan besok pagi Papa harus berangkat," ucap Papa Yudha serius tapi dengan tampang sedih.

Yes Papa pergi ke Bandung dan gue bisa bawa motor ke sekolah tanpa dimarahin Papa ye ye ye.

Seolah-olah mengetahui jalan pikiran Lintang Papa Yudha tersenyum penuh arti. "Dan satu lagi, kamu Lintang jangan coba-coba bawa motor sendiri ke sekolah!" ucap Papa Yudha tegas sambil menatap Lintang tajam.

Hati Lintang yang tadinya tersenyum lebar kini senyum itu seakan-akan menghilang begitu saja. Rasanya mungkin sama dengan ketik kita lagi sayang-sayangnya namun doi tiba-tiba bilang kalau dia udah gak sayang, sakit.

"Kamu Bintang." Papa Yudha menunjuk Bang Bintang. "Kamu harus awasin adek kamu, kalau bawa motor langsung lapor ke Papa. Tapi kalau kamu sekongkol, fasilitas kamu Papa cabut!" ucapnya panjang lebar tinggi sama dengan volume.

"Siap pa!" ucap Bang Bintang sambil hormat layaknya pasukan perang. "Tapi jangan lupa oleh-olehnya pa hehe."

"Ternyata ujung-ujungnya gak enak. Minta oleh-oleh segala! Dasar Abang laknat!"  omel Lintang dalam hati.

Lalu Minggu-minggu begini Papa Yudha pergi ke kantor karena sibuknya dan Bang Bintang pergi bermin futsal, sedangkan Lintang masih berdiam diri di rumah. "Semuanya pergi dengan kegiatannya masing-masing lah aku pergi kemana coba. Ahah! Aku tahu, pergi kerumah dua curut wae ah."

Seprkian detik kemudian Lintang bergegas pergi ke kamar mengambil tas kecil, jaket dan topi.

Selama diperjalanan Lintang bermonolog saja. Kenapa rumah mereka dekat sedangkan ia agak jauh tapi gak jauh-jauh amat sih.

Kalian jangan ada yang nanya ya Lintang pergi naik apa. Tahu sendirikan Lintang tidak diperbolehkan naik motor. Jadilah ia naik KAKI, "KAKI WOY KAKI udah gak ada angkot lagi. Gak papa dari pada bete dirumah yakan? Mau naik ojek uang gue pas-pasan," keluhnya di sepanjang jalan.

Dari arah yang berlawanan terlihat seseorang a.k.a Pandu yang sedang mengendari motor ninjanya.

"Itu kan cewek yang tadi pagi? Cewek...." tebak Pandu pada diri sendiri. "Ahah gue punya ide!" lanjutnya sambil melirik cewek tersebut dengan seringainya.

RAINBOW BAD BOY (proses) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang