#27 Misi 1

23 3 7
                                    

Assalamu'alaikum teman-teman selamat pagi siang sore malam kapan aja kalian baca. Maaf ya kalau banyak typo.

Lia mau curhat dikit ya berhubung ponselku masih sakit jadi aku updatenya mungkin lama dan ini aja make pansel Abang aku. Hmm :(

Udahlah lupain author yang lagi curcol gak jelas ini.

Selamat membaca ;)

~~~~~

Bukannya merespon pernyataan Lintang yang panjang lebar itu, Pandu malah bertanya hal yang lain, "Lo laper?" tanyanya.

"Kagak," jawab cepat Lintang.

Kruyukk...kruyukkk...

Pandu tersenyum geli melihat Lintang yang sudah salah tingkah atau salting seperti ini. Gimana Lintang tidak salting, baru saja mulutnya berkata 'tidak lapar' tapi perutnya perkataan lain, itu membuatnya malu sekali apalagi tadi Lintang menjawabnya dengan sangat cepat tidak menimbang-nimbang dulu pertanyaan Pandu.

Pandu tertawa dengan sangat puas, "jujur aja napa?" tanyanya yang masih tertawa namun tidak sekeras tadi.

"Hmm..." respon Lintang.

Pandu menarik lengan Lintang, "ayo ikut," ajaknya sambil berusaha membuat Lintang berdiri.

Tangan kiri Lintang ditarik paksa oleh Pandu membuatnya juga terpaksa untuk ikut berdiri sambil menarik tasnya dengan tangan kanan. "Kemana? Ini udah sore, Pan," tanya Lintang sambil berusaha mengikuti langkah kaki Pandu yang membuatnya terseret dan berusaha melepaskan tangannya.

"Ikut aja. Kalau lo berontak terus yang ada lo makin kesakitan." Pandu membawa Lintang ke motornya.

~~~~~

Aroma jagung bakar di malam hari begitu menggoda. Angin malam yang dingin terasa sangat pas untuk menyantapnya. Lintang memilih penjual jagung bakar pinggir jalan untuk mengisi perutnya, karena Ia sudah lama sekali tidak memakan ini dan entah kenapa sekarang Ia begitu menginginkannya.

"Uhhhh uhhu uhhu panas, panas, panas," teriak kecil Lintang sambil mengibas-ngibaskan tangannya di depan mulut.

Pandu yang berada di sebelahnya hanya bisa tertawa melihat aksi Lintang yang menurutnya lucu. "Haha, makanya kalau makan tuh jangan rakus, masih panas langsung comot aja," ledek dan nasihat Pandu sambil memberikan air mineral.

"Ini itu jagungnya enak. Kalau udah adem(dingin) ya gak enak lagi lah," ucap Lintang membela diri.

"Iya, tapi kan bisa di kipas dulu tuh pake kertas yang aku kasih tadi, baru dimakan," omel Pandu lagi sambil menunjuk kertas dengan jagungnya.

Lintang cemberut, "iya, iya," ucapnya pasrah dan kini mengikuti saran Pandu walau masih dengan tampang cemberutnya.

"Lo pernah ngerasain gak kalau hidup ini rasanya gak berarti kalau gak ada seseorang yang kita sayang?" tanya Pandu tiba-tiba setelah hening beberapa detik diantara keduanya.

Lintang nampak terkejut dengan jagung bakar yang masih menempel di mulutnya. Ia melihat Pandu yang sedang berbicara dengannya tapi pandangannya lurus kedepan. Setelah Pandu selesai berbicara, "pernah," jawab Lintang.

Lintang memindahkan jagung bakar di tangan kirinya. "Dua kali," ucap Lintang lagi, "yang pertama di tinggal Mama dan yang kedua ditinggal sahabat. Yang kedua ini gue masih gak bisa terima, saolnya gue gak tau dia pergi kenapa," tambahnya.

RAINBOW BAD BOY (proses) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang