Btw aku post saat malam minggu nih, tapi kemaleman deh hehe
Happy reading guys...
~~~~
"Bukannya bukan, tapi belum."
Pernyataan Pandu waktu itu masih terus bernaung di otakku. Aku sama sekali tidak menyangka bahwa Pandu menyukaiku, apa benar? Atau hanya untuk menyelamatkan aku dari Vina geng itu?
"ARRRGGGHH!!" aku kelepasan berteriak di koridar sekolah. Alhasil siswa-siswi lain melihatku dengan tatapan aneh.
"Kenapa lo?" tanya Abangku yang teryata ada di tempat kejadian.
"Ha?" bodohnya aku, aku malah bertanya balik.
"Lo kenapa si?" tanya Abang lagi. "Kemarin Pandu cerita sama gue. Katanya lo abis di bully sama Vina, kenapa Vina sampe ngebully lo?"
Aku sampai di depan pintu kelasku, namun aku tidak langsung masuk melainkan duduk di kursi panjang depan kelas. "Dia kira gue ngedeketin lo," jawabku singkat.
"Parah lo. Untung gak sampe parah dia ngebully lo." Abang ikut duduk di sebelahku. "Lo apain tuh anak? Gak mungkin seorang Lintang gak berani ngelawan," tanyanya penasaran.
"Gak gue apa-apain, sampai dia nampar gue duluan baru gue nampar balik," jawabku dengan bangga.
"Wihh keren adek gue," ucapnya takjub. "Apa?!" teriaknya memukul kursi kosong di sebelahnya, membuat semua orang yang ada di sekitar kita terkejut termasuk aku. "Lo di tampar sama Vina?! Awas ya tuh anak, gak bakal gue maafin!" ucapnya menggebu-gebu sambil berdiri lalu pergi entah kemana.
"Sabar Bang! Eh lo mau kemana?!" tanyaku sedikit berteriak.
Abang berhenti berjalan lalu membalikan badanya, "ke kelas," jawabnya singkat.
"Gue kira lo mau ngehajar Vina. Soalnya kelas lo kan di sana." Aku menunjuk ke arah yang berlainan dengan Abangku berada saat ini.
"Oh iya," ucap Abangku menepuk jidatnya. "Gara-gara lo si." Dih gara-gara aku, enak aja tuh Abang untuk ganteng.
~~~~
Aku tidak melihat Pandu pagi ini, padahal tasnya ada. Tidak ada alasan lagikan untuknya, untuk tidak mengikuti pelajaran? Lagian hari ini bebas kok. Kan lagi ada pertandingan futsal di sekolah. Hari ini juga bukan jadwal sekolahku tanding. Jadi kemana dia? Stop Lintang, stop! Kok lo jadi mikirin Pandu si?
"Lintang cepetan ke lapangan! Ada kakak ganteng itu yang dari Sma satu!" teriak Pelangi saat Lintang baru saja mengangkat telponnya.
"Iya iya!" Aku balas berteriak dan menutup sambungan telponnya.
Aku beranjak dari tempat ternyamanku di perpustakaan ini. Sebelum keluar aku mengembalikan buku yang aku baca di tempat semula. Rak buku paling pojok. Dan di sana aku melihat Pandu sedang terburu-buru keluar dari perpustakaan. Bukan Lintang namanya jika tidak penasaran. Ya gak?
Perlahan aku mengikuti Pandu menuju taman belakang sekolah menemui seseorang. Aku tidak melihat siapa orang itu karena dia memunggungiku. Aku ingin mendengar pembicaraan mereka. Aku mencari tempat sembunyi yang aman dan dapat mencuri dengar obrolan mereka.
Aku bersembunyi tepat di belakang mereka di balik pohon besar. Aku mendengar suara Abangku, Abangku?
"Jadi lo mau kasih tau yang sebenarnya?" Iya benar itu suara Abangku. Apa yang mereka bicarakan ya?
"Iya Bang. Gue takut dia bakal ngebenci gue kalau gue kelamaan nyembunyiin ini," ucap Pandu terdengar putus asa.
"Gue juga tau. Bukan lo aja yang bakal dia benci, tapi gue juga, Papah juga." Apa? Papah tahu masalah ini? Masalah apa? Kenapa cuma aku yang gak tau masalah ini?
"Tapi apa dengan kita jujur sekarang bakal ngebuat dia gak benci sama kita?"
"Seharusnya kita jujur dari dulu Bang. Bukan nyembunyiin gini."
"Tapi, ini semuakan permintaan terakhir saudara lo," permintaan terakhir? Saudara? Pandu punya saudara? Seberapa banyak hal si yang gak aku tau yang mereka tau?
"Pasti El—"
Aduhh kenapa ponselku berbunyi di saat yang tidak tepat si? Buru-buru deh aku lari dari sini sebelum mereka sadar kalau aku mengikutinya dan menguping pembicaraan mereka.
Aku berhasil mematika ponselku dengan gemetar. Dan akupun berhasil bersembunyi jauh dari mereka, walaupun aku masih bisa melihat mereka. Mereka nampak sedang mencari sesuatu, mungkin mereka mendengar dering ponselku. Apa Abangku akan mengenalinya? Duhh gimana ini? Aku gak boleh ke tahuan, aku aja belum tahu apa yang mereka bicarakan, apa yang mereka sembunyikan.
~~~~
Lintang langsung duduk di antara Pelangi dan Manda dengan raut muka yang sedang bingung dan Lintang terdiam lama tidak berkata sekata patahpun kepada temanya.
"Lo kenapa?" tanya Manda memperhatikan wajah Lintang lekat-lekat.
"Woy! Lo kesambet setan bengong?" Pelangi melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Lintang.
"Emang ada ya setan bengong?" tanya balik Manda.
"Gak papa," jawab Lintang seketika. "Oh ya Kak Irfan mana? Kakak gantengnya mana?" tanya Lintang bersemangat.
"Udah selesai tandingnya," ucap Pelangi kesal. Bagaimana tidak kesal? Pelangi memberi tahunya setengah jam yang lalu dan Lintang baru datang. Ya pertandingannya sudah usailah.
"Yaa ketinggalan deh gue," ucap Lintang sedih.
"Lo si, dari mana aja?"
"Habis dari toilet, Man. Rame banget," jawab Lintang berbohong.
"Ini urusan gue, temen-temen gue gak usah tahu dulu. Biar gue cari tahu dulu kebenaran apa yang mereka sembunyiin dari gue," ucap Lintang dalam hati.
~~~~
Ayo dong penyemangat hati, eh penyemangat Author buat nulis kasih vote dan krisarnya ya 😊🤗💕
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINBOW BAD BOY (proses)
Teen Fiction🏅48 in menunggu dari 1,8 ribu (13-04-2019) 🏅#25 in cowok dari 1,68 ribu (22-05-2019) 🏅#197 in masalah dari 10 ribu Cover by @Xigxag ********* Lintang, seorang gadis tomboy yang manja harus dipertemukan dengan seorang laki-laki yang mengingatkanya...