#6 Elang?✔️

72 11 0
                                    

Hy, author update lagi nih.

Selamat membaca dan selamat sore, malam, pagi, dan siang kapanpun readers membaca

~~~~

Hening menyelimuti seluruh koridor sekolah, kucuali lapangan basket. Kelas X MIPA 2 sedang melaksanakan olahraga, diawali dengan pemanasan yang dipimpin oleh seorang ketua kelas dan sie olahraga.

Selesai sudah pemanasan, dilanjutkan berlari mengelilingi lapangan basket sebanyak empat kali. Semua berlari dengan teratur dan hati-hati, takut menabrak satu sama lain.

Tapi tidak dengan Pandu, ia berlari dengan penuh semangat dan senyum penuh arti. Dengan lari santai, Pandu melewati beberapa teman-temannya hingga sampai tepat di belakang seorang gadis dengan rambut kucir kuda.

Senyum Pandu kembali terukir saat tangannya terangkat mendekati rambut gadis tersebut. Dengan perlahan tangannya meraih ikat rambut gadis tersebut dan berlari kencang menyalipnya.

"Lintang! Dua kosong," ucap Pandu memamerkan ikat rambut yang berhasil ia ambil dan melemparkannya kepada Lintang.

Lintang menangkap ikat rambutnya yang hampir menampar wajahnya. "Awas lo ya!!!" Teriak Lintang dengan menambah kecepatan larinya.

Namun Pandu pula menambah kecepatannya. Saat Lintang hampir mendekati Pandu, terdengar suara

"Priiittt priiittt priiittt."

Dan semua orang berlari ke arah sumbur suara peluit itu dan ternyata suara itu berasal dari peluit pak Laga.

"Berhubung semua guru dipanggil untuk rapat..." ucap pak Laga saat beliau rasa semuanya sudah berkumpul. "Jadi kalian melanjutkan olahraganya sendiri," lanjut pak Laga.

Semua murid saling tatap dan menahan senyumnya, termasuk Lintang, terkecuali Pandu.

"Yes!" Ucap Pandu sedikit berteriak dan langsung mendapatkan tatapan maut teman-teman dan pak Laga.

"Ngomong apa kamu?!" Tegur pak Laga.

"Yes pak," jawab Pandu tegas. "Saya gak munafik pak." Lanjut Pandu saat mendapati teman-temannya diam membisu.

Nampak pak Laga geram dan tangannya telah mengepal namun, "ah sudahlah. Bapak sedang terburu-buru, ucap pak Laga yang kali ini dapat menahan emosinya.

Setelah pak Laga benar-benar pergi dari lapangan basket orang yang berada di sebelah Pandu berkata, "untung pak Laga lagi baek."

Pandu nampak terkejut, "eh sapa lo?" Tanya Pandu tak bisa menjaga perasaan orang, udah tahu teman sekelas masih nanya aja.

"Gue?" Tanya orang itu dengan senyum sinisnya.

"Gino," ucapnya lalu pergi tanpa melihat ekspresi Pandu.

Dengan ekspresi bingung dan masa bodoh, akhirnya Pandu pergi mencari sahabatnya.

~~~~

Angin berhembus kencang membawa dedaunan kering di sekitar taman. Namun angin tak dapat menggoyahkan tubuh seorang gadis yang sedang berdiri merentangkan kedua tangannya, menikmati setiap hembusan yang berlalu.

Senyum manisnya perlahan terukir, kedua mata sipitnya terpejam. Pikirannya pergi ke masa dimana ia bermain layangan disawah yang hijau.

Flashback on

"wih Lang. Anginnya kenceng (kencang) nih. Cocok buat main layangan," ujar gadis kecil berusia sepuluh tahun.

RAINBOW BAD BOY (proses) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang