#10 Menghadapi Fisika Besok!✔️

43 8 0
                                    

Cie yang lagi malmingan(malam mingguan). Sama siapa nih?

Sama siapa aja yang penting kitanya happy yeyeee

Oke maafkan author yang suka lama ngepost ya. Maaf maaf banget

~~~~

"Penting buat gue apa penting buat tuh guru?" Pandu semakin bertanya membuat Lintang semakin kesal.

Lintang mendengus sebel sambil menghentakkan kakinya ke tanah dilanjut kembali ke kelas meninggalkan Pandu sendiri di taman.

Lintang sampai di depan kelasnya, namun ia tak masuk ke dalam melainkan berdiri bersadar di dinding sebelah kanan pintu, tangannya ia lipat di depan dada.

Berkali-kali Lintang menarik napas dan memejamkan matanya. Setelah dirasa itu cukup menenangkan pikirannya, ia melangkah masuk ke dalam kelas.

"Permisi bu," Lintang memberi sapaan kepada wali kelasnya, bu Wiwi.

"Loh Lintang, mana Pandu?"

"Emmm... maaf bu..." Belum sempat Lintang menjawab, dari arah belakangnya terdengar langkah kaki mendekatinya.

"Dari mana saja kamu?!" Tanya bu Wiwi dengan menaikan volume suaranya.

Lintang mengerutkan darinya, sepertinya pertanyaan itu bukan untuknya tapi untuk siapa?

Lintang menengok ke belakang dan mandapatkan Pandu persis berdiri di belakangnya dengan jarak beberapa meter. Namun saat Lintang memalingkan wajahnya, Pandu berjalan dan berhenti di samping Lintang.

"Gak usah gugup gitu. Muka lo nambah jelek," ucap Pandu dengan ekspresi datar dan tatapnya lurus kedepan.

Bu Wiwi memperingatkan Pandu agar tidak membolos jam pelajan apapun lagi. Apapun alasannya. Pandu harus selalu masuk disemua mata pelajara tanpa terkecuali.

Dan Pandu kali ini tidak membantah, tapi nanti siapa yang tahu?

~~~~

Sekolah tidak pernah sepi walaupun telah bel pulang. Setiap pulang sekolah selalu saja ada ekstrakulikuler atau eskul yang sedang berlangsung. Entah itu di lapangan, laboratorium, kelas, mushola dan sebagainya.

Lintang pun tidak segera pulang, pikirannya berkecamuk memikirkan nasibnya besok. Berkali-kali ia menarik rambutnya prustasi di dalam kelas yang sepi ini.

Lintang membenamkan wajahnya di meja. Matanya terpejam untuk sesaat, lalu ia mengangkat wajahnya, berdiri, mengambil tas dan melangkahkan kakinya keluar kelas.

Lintang POV

Duh gimana aku bisa mempelajari materi Fisika untuk ulangan besok dalam sehari? Bodoh! Kenapa aku sampai lupa dengan ulangan remedialanku sih?

Apa yang aku pikirkan sampai? Sampai semuanya hilang dalam pikiranku. Aku tidak boleh menyerah, aku harus berusaha. Lulus atau tidak biar besok ku tentukan.

Sekarang aku berada di depan pintu perpustakaan. Aku tidak langsung masuk. Aku memperhatikan ke dalam perpustakaan yang biasanya sepi tapi kali ini begitu ramai.

Baiklah. Aku hanya perlu meminjam beberapa buku referensi untuk ulangan Fisikaku besok. Lalu aku akan mencari tempat yang sepi. Entah itu di taman sekolah? Ah tidak. Di sana pasti ramai. Baiklah aku akan pergi ke danau dekat taman komplek saja.

Author POV

Lintang bergegas mencari buku-buku Fisika yang ia butuhkan. Lintang mencarinya dari rak demi rak.

Lintang berhenti di rak pojok kanan. Matanya berkeliaran dari kanan ke kiri lalu ke atas, dari atas ke bawah dan kembali lagi keatas. Ternyata buku yang ia cari berada di rak paling atas.

Tangannya berusaha menggapai buku yang dipilih, kakinya terus-terusan berjinjit berusaha agar tangannya meraih buku itu. Lama Lintang berusaha yang tidak membuahkan hasil sama sekali. Sesekali Lintang meruntuki dirinya sendiri karena sewaktu kecil ia malas berolahraga.

Perlahan ada sebauh tangan terulur dimana tempat buku itu berada. Tangan Lintang yang masih berusaha meraih buku itu, kini terdiam. Membiarkan tangan seseorang itu mengambil buku itu. Seseorang itu berhasil meraih buku itu dengan mudah. Dan tangan Lintang turun kembali ketempatnya.

Lintang memutarkan tubuhnya menghadap seseorang itu dengan muka yang cemberut.

"Tinggi tuh ke samping jangan ke atas," ledek seseorang itu ketika melihat Lintang cemberut.

"Kebalik Bang," respon Lintang dengan cepat dengan muka yang masih cemberut.

Ternya seseorang yang membantunya itu adalah kakaknya, Bintang. "Tinggi tuh ke atas bukan ke samping," ledek Bintang lagi dengan membenarkan kata-katanya namun dengan intonasi yang sama.

"Ihhh gak usah di ulang juga," ucap Lintang geram dengan muka tetap cemberut.

Bintang hanya merespon dengan senyuman. Bintang membalik buku yang diambilnya dan membaca judul buku itu.

"Buku tentang Fisika? Lo mau belajar Fisika? Tumben?" tanya Bintang bertubi-tubi.

"Bukan urusan lo! Lo juga gak akan bisa ngebantu." Lintang mengambil paksa buku itu dan berjalan menuju meja penjaga perpustakaan ini.

~~~~

Lintang berada dipinggir danau dengan buku-buku yang berserakkan di atas rumput hijau ini. Lintang bolak balik dari buku satu ke buka yang lain untuk mempelajari materi remedialnya besok.

Satu jam Lintang berada di sana. Ntah apa yang Lintang rasakan sekarang. Sepertinya Lintang lelah untuk mempelajarinya. Buktinya Lintang malah tertidur di tanah penuh rumput itu.

Wajahnya menatap langit yang cerah. Matanya terpejam. Tangan kanannya memegang buku cetak sedangkan tangan kirinya memegang buku tulisnya.

Dari arah lain terdengar suara seseorang melangkah mendekati tempat Lintang. Hampir dekat dengan Lintang, seseorang itu memperlambat langkahnya. Diam-diam ia mengambil buku tulis milik Lintang.

Ia baca halaman terakhir yang Lintang tulis. Ternyata berisi rangkuman rumus-rumus fisika materi kemarin.

Lalu seseorang itu mencari alat tulis di tumpukkan buku-buku yang berserakkan dengan hati-hati. Setelah menemukannya, ia duduk dipinggir danau yang tidak jauh dari tempat Lintang tertidur.

Lalu ia membuka kembali buku milik Lintang. Dan mulailah tangan seseorang itu menari-nari di atas buku itu.

Beberapa saat kemudian seseorang itu berhenti menulis. Membaca ulang tulisannya, dirasa sudah semua dan benar orang itu menutup kembali buku itu dan meletakkannya kembali di tempatnya semula beserta alat tulis itu.

"Lucu," gumam seseorang itu sambil memperhatikan Lintang.

"Orang sama alat tulisnya sama-sama lucu," gumamnya lagi sambil menahan tawanya dan pergi meninggalkan Lintang sendiri di tepi danau yang sepi.

~~~~

Author tahu kok kalian itu baca cerita author yang garing ini. Tapi please jangan cuma baca doang. Vote and koment juga ya ya ya

Tunggu kelanjutannya ya
😊

Salam manis Lima Indian Alfa 🙋

RAINBOW BAD BOY (proses) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang