Lintang POV
Ku kira kesunyian ada disaat malam hari. Tapi nyatanya siang ini di kelasku sunyi. Sunyi sekali. Tanpa ada suara sedikitpun. Hingga datanglah mereka, Pelangi dan Manda yang berteriak memanggilku dari pintu kelas.
"Lintang!!!" teriak Manda sebelum mencapai pintu.
"Lintang! Lo harus kelapangan sekarang!" teriak Pelangi begitu sampai di depan kelasku.
Teman-teman kelasku menatap Pelangi dengan heran. Mungkin mereka juga mempunyai pertanyaan yang sama sepertiku. "Ada apa?" tanyaku mewakili semuanya walau hanya aku yang mereka panggil.
Hari ini dibebaskan dari mata pelajaran karena ada turnamen futsal di sekolahku selama satu minggu. Jadi semua murid berpencar, ada yang asik membaca buku di kelas ataupun di perpustakaan, ada juga yang di kantin, menonton pertandingan, bahkan sampai mencari cogan dari sekolah luar.
"Ayo ke lapangan!" Pelangi menarik tanganku dengan paksa.
Ada apa sih ini. Jangan bilang masalah cogan, malas ah kalau masalah itu. "Apa dulu?" tanyaku memastikan.
"Susah ya ngajak lo kalau udah baca novel," ucap Manda yang menekankan dua kata terakhirnya.
"Jadi gini..." ucap Pelangi yang sengaja digantungkan.
Bukan hanya aku yang penasaran, tapi aku sarankan kalian jangan penasaran takut mereka cuma php doang. Kalau gak itu berita gak penting sama sekali!
"Lo tuh adek macam apa si?!" tanya Pelangi dengan gemas. Tuhkan gak penting. Sumpah ini gak penting banget.
"Kakak lo lagi tanding lawan sekolah sebelah lo malah asik-asikan baca novel? Gak ada niatan buat nyemangatin Kakak lo gitu?" omel Pelangi panjang lebar. Dan Manda hanya mengangguk-anggukan kepalanya saja.
Aku memasukkan novelku ke kolong meja dan pergi meninggalkan mereka di kelas. Yang ternyata satu persatu mereka yang tadi asik membaca telah pergi.
"Lintang lo mau kemana?!" teriak Manda yang sepertinya sambil berlari ke arahku.
Aku berhenti, menunggu mereka menghampiriku. "Katanya mau nonton," ucapku lalu melanjutkan langkahku.
~~~~
Ramai sorak sorai penonton yang berada di sekitar lapangan. Begitu berisknya hingga membuat akupun ingin ikut berteriak menyemangati Abangku.
"Anan semangat tandingnya!!!" Teriak Pelangi dengan mengepalkan kedua tangannya di udara.
"Bintang semangat!! Ayo buat bangga sekolah kita!!!" Teriakku tak kalah heboh dengan yang lain.
Cewek-cewek yang berada disekitar pemain cadangan tim sekolahku menatapku tak suka. Apa yang salah? Oh iya, di sekolah ini tidak banyak yang mengetahui bahwa Bintang adalah kakakku. Padahal aku selalu berangkat bersamanya. Mungkin karena Abangku selalu meninggalkanku di tempat parkir, koridor, atau berjalan lebih dulu.
"Bintang terus cetak gollll!!!" Teriak salah satu cewek yang tadi melirikku.
"Pandu terus giring bolanya!!" Teriak orang yang berada tepat di belakangku.
Apa? Pandu? Sejak kapan dia ikut tim futsal? Kok rasanya semakin ada yang aneh aja ya sama Pandu? Ah sudahlah lupakan dulu dia. Hari ini aku ingin bersenang-senang.
Dan aku terus mendengar teriakkan-teriakkan yang menyemangati Pandu dari teman-teman kelasku dan ada pula dari kelas lain.
"Panduuuu!! Lo keren banget!!" teriak Manda sambil menutupi kedua sisi mulutnya dengan kedua telapak tangannya.
"Pandu sarang haeyo!!!"
Ini lagi! Orang lagi tanding futsal teriaknya sarang haeyo. Itukan artinya aku cinta kamu. Ah dasar ada-ada aja kelakuan teman-temanku.
"Bintangku semangat!!!"
Hah?! Bintangku? Apa aku tidak salah dengar? Cewek yang berada di dekat pemain cadangan berambut pirang dan bergelombang itu meneriakkan Abangku dengan embel-embel 'ku'? Apa maksudnya Abangku itu miliknya? Apa dia cuma mengaku-ngaku saja?
"Bintang semangat! Kalau haus kesini aja! Gue ada minum nih!!" Teriakku sambil mengangkat botol air mineral milik Manda.
Aku sengaja melakukan itu. Aku ingin melihat ekspres cewek tadi. Dan benar saja dia langsung melirikku dengan tatapan sinisnya dan entahlah apa yang ada di pikiran dan hatinya.
"Lintang! Itukan minum gue!" Teriak Manda sebal karena minumnya aku ambil untuk Abangku.
Aku hanya menyengir memperlihatkan gigi-gigiku. "Ntar Abang gue yang bayar!"
"Lah kok A..."
"Bintang gue udah beliin lo minuman dingin nih!" teriak cewek yang tadi memotong ucapan Manda yang sekarang menatapku aneh.
Aku mengangkat kedua alisku. "Semangat Bintang yang menerangi malamku!!" teriakku lagi memanas-manaskan hati cewek itu.
Kedua sahabatku menatapku dengan dahi yang berkerut, sedangkan cewek itu dan teman-temannya menatapku tajam dan penuh pertanyaan yang butuh jawaban.
Melihat sahabatku yang masih Penasaran, aku menunjuk kumpulan cewek itu dengan mataku. "Gila lo. Jahil amat," ucap pelangi yang kembali melihat ke lapangan.
"Sip deh," Manda mengacungkan ibu jarinya. "Panas-panasin terus Lin, tuh cewekkan sombong banget."
"Iya Lin, jangan mau deh punya kakak ipar kek dia," ucap Pelangi menambahkan pernyataan Manda.
"Gue juga gak suka sama tuh cewek."
Beberapa menit kemudian pertandingan babak pertama selesai. Semua pemain menuju ke tempat timnya masing-masing. Aku melihat cewek itu berdiri sambil memegang minuman dinginnya itu,yang aku tebak untuk Abangku.
Aku melihat Abang sedang berjalan bersama Anan dan Pandu sambil merangkul satu sama lain. Kalau Abang dan Anan memang sudah akrab sejak Smp karena sama-sama mengikuti eskul futsal. Sedangkan dengan Pandu memang masih misteri.
Mereka berjalan menuju....
~~~~
Tunggu kelanjutannya ya...
Jangan lupa vote, coment and follow ya. Gomawo 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINBOW BAD BOY (proses)
Teen Fiction🏅48 in menunggu dari 1,8 ribu (13-04-2019) 🏅#25 in cowok dari 1,68 ribu (22-05-2019) 🏅#197 in masalah dari 10 ribu Cover by @Xigxag ********* Lintang, seorang gadis tomboy yang manja harus dipertemukan dengan seorang laki-laki yang mengingatkanya...