Masihkah ingat aku?
Kutanya sekali lagi. Masihkah kau ingat aku?Dari sekian juta wajah yang kau hadirkan, apa kau masih ingat?
Maaf.
Aku kini adalah tubuh yang tak lagi hebat seperti dulu. Aku si hijau yang mulai tandus, biru yang lambat laun menghitam, jangan tanya apalagi yang dapat kepenuhi. Tak ada lagi jiwaku dan jiwamu yang utuh. Semenjak kau berlari denganya, hancur memang kebahagiaan-kebahagiaan yang kupikir akan selalu utuh.Entahlah. Entah salahku, atau perihal apa yang terjadi dengan diriku saat ini. Haruskah kupaksa untuk membunuh rindu?
Kamu bisu, tetapi cahaya dimatamu...
Apakah benar yang aku rasakan? Sikapmu menandakan bahwa kau menyuruhku untuk pergi dari kehidupan mu, dan melarangku untuk kembali.
Namun, saat ini aku hanya ingin mengatakan. Padamu rinduku kurasakan resah, lalu ia berubah menjadi gelisah.
Kau tak lagi utuh memperjuangkanku. Ya, karena dia! Sejalan dengan ketiadaan dayaku, ternyata semakin lenyap aku dari orbit mu karenanya.
Namun...
Jangan menghilang. Sebab hilangmu merusak suasana hatiku. Jangan pergi. Sebab pergimu selalu saja meninggalkan sepi. Sebab, jika kita benar saling jatuh cinta. Kita tidak akan pernah membiarkan hati yang utuh menjadi luka...Dan, satu hal yang kutahu.
"Tanpa ku, kamu hanyalah kumpulan rasa sepi yang enggan mati , tetapi tak mampu bunuh diri"
KAMU SEDANG MEMBACA
Memeluk Kehilangan
RandomSejauh apapun kamu dan aku saling meninggalkan, aku masih punya milyaran detik untuk menungguimu. Ig :tiaraasyafira