Prolog

22.7K 1.4K 79
                                    

Baca sampe bawah ya 😘😘

Happy Reading 😁

***
London, 1854

Wanita itu mempercepat langkahnya. Tudungnya ia tarik untuk lebih menutupi wajahnya. Tubuhnya tegang karena rasa waspada. Sesekali ia menengok ke belakang. Berdoa jika tidak ada yang mengikutinya.

Ia kembali mempercepat langkahnya. Wanita itu terkejut ketika merasakan seseorang mencengkeram lengannya. Membuatnya tidak bisa bergerak karena kerasnya cengkeraman tersebut. Ia meringis ketika rasa sakit menyergapnya.

"Kau mau kabur? Jangan harap!" ujar seseorang. Tepatnya seorang pria dengan suara serak yang kasar. Dengan aksen berat yang membuat bulu kuduk wanita itu berdiri.

"Lepaskan aku!" pekiknya pelan ketika cengkeraman di lengannya semakin kuat.

Pria itu terkejut mendengar suaranya. Dengan kasar, ia melepaskan tudung yang menutupi wajah wanita itu. Dan wajah pria itu semakin menampilkan keterkejutan ketika samar-samar sinar bulan menerangi rambut pirang madu yang sepertinya sangat lembut, wajah bak malaikat, dan mata yang bisa membuat siapa pun yang melihatnya tenggelam di kedalaman laut Mediterania.

Pria itu menyeringai. Dalam pekerjaannya, wajah bak malaikat sering sekali menipu. Di balik wajah itu selalu tersimpan kejahatan yang tertutup rapi. Dan sebagai seorang yang berpengalaman, ia tidak akan tertipu.

"Kau tidak akan bisa menipuku dengan wajah polos itu, Lass. Kau harus mempertanggungjawabkan perbuatanmu," ujar pria itu.

Wanita itu mengerjapkan matanya tidak mengerti. "Apa yang kau katakan? Aku tidak mengerti maksudmu. Cepat lepaskan aku!" ujarnya dengan panik.

"Kau tidak perlu berpura-pura. Aku tahu kau baru saja membunuh seorang pria," ucap pria itu.

Wanita itu menganga tak percaya. Ya Tuhan, ada pembunuhan? Lalu ia menggelengkan kepalanya ketika tersadar pria ini menuduhnya sebagai pembunuh. Bagaimana bisa ia membunuh ketika melihat darah saja dirinya sudah dipastikan akan pingsan?

"Dengar," mulai wanita itu. "Aku pikir kau salah menangkap pelakunya. Siapa pun dirimu, Sir, aku adalah Lady Livia Rotherstone. Mana mungkin aku membunuh seseorang!" pekik wanita itu.

"Bahkan seorang lady pun bisa menjadi pembunuh. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia yang kejam ini," ujar pria itu dengan sinis. Ia menarik wanita itu menuju kereta kudanya yang terparkir tidak jauh dari tempat mereka berdiri.

Wanita itu tentu saja meronta dengan sekuat tenaga. Tapi pria itu terlalu kuat untuknya. Wanita itu merasa dirinya dilempar ke dalam kereta kuda sang pria. Membuatnya menjerit kecil karena bokongnya membentur tepian kursi kereta yang tidak terlalu empuk.

Wanita itu ingin memprotes ketika ia merasakan sesuatu melilit pergelangan tangannya yang tidak bersarung tangan. Mata wanita itu melotot tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Kenapa kau mengikatku?" pekiknya.

"Aku tidak ingin mengambil risiko, Lass," ujar pria dengan seringai menyebalkannya.

***

TBC

Ada prolognya euy. 😁
Nyoba bikin cerita baru.
Tapii, jangan mengharapkan up nya cepet ya. Mungkin akan terhenti di prolog. Mulai up cepet ketika Jordan-Eliza sudah tamat. Itupun kalo idenya lancar 😋😋

Kalo gitu kenapa dipublish sekarang? Karena bab ini jadi sebelum aku sakit gigi. Lumayan buat mengobati kerinduan pembaca karena aku belum bisa grepein Jordan. 😂😂😂

N.b cerita ini hanya fiksi. Mohon dimaafkan kalo ada kesamaan nama karakter atau alur. Dan cerita ini konfliknya gak terlalu  dalam.

Regards

DSelviyana
260317

Seducing YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang