[ Part 20 - Mangirut ~ Tercabik ]

6.1K 479 58
                                    


Aku ingin melihatmu dalam gelap

Yang mulai datang

Aku ingin menyelamimu

Dalam risau yang sering datang

Aku ingin diam bersamamu

Dalam rangkulan malam

---

"Bagaimana ujiannya nona?" Harris memandang langit yang mulai gelap. "Sebaiknya kita bergegas pulang..."

"Cukup mudah, semoga hasilnya memuaskan..." Nila ikut memandangi langit. "Sepertinya mau hujan?" gadis itu tersenyum.

Harris menggeleng tidak mengerti, kenapa hujan membuat gadis itu tersenyum.

Tak lama tetes air hujan mulai turun, Harris mengembangkan payung hitam yang sejak tadi dibawanya tapi tangan Nila menghentikannya. Gadis itu memgulurkan tangan merasakan hujan, menikmati tetesan di wajah dan tubuhnya, tersenyum senang dengan belaian hujan yang membasahi tubuhnya.

Nila berputar di depan Harris, lapangan basket SMA Merah Putih sudah cukup sepi, beberapa anak yang masih berada di sana, Billy dkk yang sedang meliput kelangsungan UN Online di sekolah untuk berita bulletin minggu depan memperhatikan Nila dengan tersenyum, walaupun nona cantik itu bersikap kekanakan dengan bermain hujan, tetap saja kelihatan menawan.

"Nila memang keren ya..." puji Bintang. Billy dengan diam-diam mengabadikan keceriaan Nila yang sedang membujuk Harris bermain hujan bersamanya.

"Norak..." gerutu Keysa dengan bosan.

"Kamu cemburu ya?" Billy memandang Kesya yang mencebik memperhatikan tingkah Nila.

"Ce...cemburu? buat apa?"

"Karena aku menjadikan dia sebagai objek fotoku..." Billy meringis begitu selesai berkata-kata Kesya dengan gemas memukuli punggungnya.

---

"Hentikan..." sebuah suara mengejutkan Nila. "Nanti kau sakit..."

Nila menoleh dan melihat Rayn sedang memandanginya. "Ayo kemari..." lelaki itu mengulurkan tangan ke arah Nila, gadis itu menyambutnya dengan tersenyum.

"Rain...Hujan..." bisik Nila. "Aku sudah terbiasa dipeluk hujan Borneo, aku hanya kangen saja..."

Bibir Rayn berkedut, hampir tersenyum. "Hujan di Borneo tidak akan membuatmu sakit, sayang. Airnya masih murni, tapi hujan di Jakarta mengandung polusi. Aku tidak mau terjadi sesuatu dengan kulit tubuhmu yang mulus itu. Jika ingin dipeluk oleh hujan, tinggal bilang padaku saja..." Rayn membentangkan kedua tangannya dan memeluk Nila. Gadis itu tertawa.

"Rayn...Rain...kau pikir dipeluk olehmu sama seperti memeluk hujan?"

"Dipeluk olehku lebih baik bagimu, kau akan merasakan kehangatan, dipeluk oleh hujan kau hanya akan kedinginan..." jawab Rayn.

Beberapa gadis-gadis remaja yang memperhatikan mereka berdua mulai menjerit-jerit histeris disajikan adegan dan kata-kata romantis lelaki tampan misterius yang tiba-tiba datang itu.

"Aduh, cakep banget...siapa sih? Aktor film ya? Kayaknya familiar..." gumam seorang gadis di sebelah Tommy.

"Itu tuan Rayndra Almahendra, kakak kelas kita yang akan mengisi acara kelulusan besok, dia alumni tersukses yang diceritakan bapak kepala sekolah..."

"Milyarder muda itu? Yang CEO Almahendra?"

"Begitulah..."

"Nona itu adiknya ya? Eh, bukannya nona itu ikut ujian paket kesetaraan?"

Borneo DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang