[ Epilog ]

2.3K 180 35
                                    



Aku cari kamu

Dalam setiap jejak

Seperti aku yang menunggu

Kabar dari matahari

Aku cari kamu

Di setiap malam yang panjang

Aku cari kamu

Kutemui, kau tiada

----

"Kau gila?" lelaki berkulit putih dan berparas tampan itu menatap lelaki manis berambut panjang di hadapannya seolah tawaran yang diajukan kepadanya adalah tawaran paling tidak masuk akal yang pernah didengarnya.

"Kau pernah lihat film X-man? Paham kan yang dikerjakan Profesor Xavier?" tanya pemuda berambut gondrong itu kepadanya. "Kalau saja aku memiliki ilmu yang seharusnya turun temurun di keluargaku itu, maka aku tidak akan serepot ini. Jadi, kalau kau mau menjadi bagian dari kami..."

"Tidak akan! Memangnya aku kurang kerjaan?" lelaki berjas abu-abu itu bangkit dari duduknya dan meraih tas kerjanya. Apa-apaan sih, bukannya membicarakan bisnis, malah hal absurd yang menjadi obrolan mereka.

"Abby, kau tidak bisa mengelak dari kekuatan yang kau miliki!"

Abraham Alder Almahendra menatap lelaki di hadapannya dengan jengkel.

"Apa maksudmu?"

"Bibiku mengatakan, kau adalah salah satu yang terkuat diantara para anak istimewa yang pernah lahir, karena ibumu ..."

Abby mencekal lengan lelaki itu dan berbisik marah. "Jangan pernah membawa-bawa ibuku dan masa lalunya, kau mengerti?"

Lelaki itu mengangkat tangannya.

"Oke. Walaupun keluargamu sekarang telah menjadi keluarga yang bahagia dan sempurna, tetapi kau tidak bisa mengabaikan kemampuanmu terlebih saat kami membutuhkannya..."

"Silahkan meminta bantuan orang lain, aku tidak akan pernah kembali ke dunia itu, aku sudah terbebas darinya..."

Abby melangkah keluar cafe dan mencoba mengabaikan lelaki berambut panjang itu.

"Celia tidak akan hidup kembali, Abby. Tetapi bukan berarti dia menyalahkanmu untuk ..."

Abby berbalik dan menghantamkan pukulan ke arah wajah lelaki lancang itu. Bisa-bisanya lelaki itu menyebut...

Tetapi lelaki di hadapannya mampu mengelak dengan mudah, seolah dia memiliki ilmu peringan tubuh bagai ninja sehingga tubuhnya seringan bulu.

---

Tujuh tahun sebelumnya...

Cerita misteri, film horor, kuburan angker. Itu adalah beberapa hal yang begitu menarik perhatian Celia. Gadis itu sangat rajin mengumpulkan aneka cerita mistis dan mitos terutama yang beredar di sekitar kota mereka.

Jika warga kota biasa hanya mengetahui kisah kematian salah satu penduduk kota yang tragis dari berita sekilas di koran kota atau media online, Celia bisa mengetahui aneka macam bumbu cerita yang cukup lengkap.

"Benar-benar calon majlis ghibah!" Abby, ketua kelas XII IPA 1 menggeleng-gelengkan kepala menatap Celia yang tengah dikerumuni anak-anak perempuan yang penasaran dengan kisah seorang gadis dan satu keluarga yang terbunuh di sebuah desa tak jauh dari sekolah mereka.

"Jadi, anak perempuan itu adalah ART keluarga tersebut, seharusnya dia tidak ikut terbunuh dalam perampokan itu, karena sebenarnya dia telah pulang ke rumah siang harinya, hanya saja ponselnya tertinggal di ruang setrika dan dia berniat kembali untuk mengambilnya. Saat dia memasuki rumah, dia melihat darah berceceran di ruang tamu dan seperti membanjiri tangga..."

Borneo DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang