[ Part 12 - Mahining ~ Mendengar ]

4.5K 405 32
                                    


Dan pagi takkan terisi lagi

Lonceng bertingkah sebagaimana mestinya

Membangunkan orang tanpa membagi

Sedikit asmara untuk memulai hari

---

Nila memakai sundress putih yang dihiasi bunga-bunga kecil berwarna ungu lembut yang sudah disediakan Diandra di ruang ganti. Setelah merapikan rambutnya dan mengurainya karena agak basah, Nila keluar dari bathroom dan mendapati Rayn sedang duduk di ranjang sambil memandanginya.

"Salah satu koleksi Diandra yang indah..." Rayn berdiri dan mendekati Nila, meraih pinggang gadis itu tapi dengan berani Nila mencubit tangan Rayn.

"Jangan sentuh aku, tuan. Sebelum kau berwudhu dan melakukan shalat subuh..."

Rayn menjauhkan tangannya.

"Gadis keras kepala..."

"Kau lelaki keras kepala..." Nila mengerdikkan bahu dengan acuh. "Mandilah, setelah itu banyak sekali yang harus kita bahas..."

"Kau akan menyesalinya Nila..." bibir Rayn mencebik lalu perlahan membuka kemejanya dan memperlihatkan dadanya yang bidang dan sempurna, tangannya diletakkan di kisaran pinggang dan menunjuk perutnya yang berkotak-kotak.

"Kau tidak mau menyentuhnya?"

Nila memekik kesal. "Rayn! Buka bajumu di kamar mandi!"

Rayn membuka celananya tapi Nila lebih sigap dan dengan kekuatan penuh, gadis itu mendorong Rayn menuju ke Bathroom. "Jangan curang!"

"Sebenarnya kau juga menginginkanku, bukan?" goda Rayn. Nila pura pura tidak mendengar dan menutup pintu.

Sekarang gantian Nila yang frustasi menunggu Rayn selesai mandi. Tubuh lelaki itu memang pantas dipuja!

---

Rayn sengaja keluar dari bathroom dengan bertelanjang dada. Nila memalingkan wajah dan menutup mata dengan kedua tangannya.

"Walaupun matamu tertutup, otakmu masih bisa menjangkau tubuhku, Nila..."

Nila mengerang kesal.

"Sudah selesai?"

"Sudah. Kau boleh membuka matamu yang indah itu..." Nila membuka mata dan langsung berhadapan dengan tubuh Rayn, kemejanya belum dikancingkan.

"Kyaaa..." Nila menutup mata dengan kedua tangannya tapi pergelangan tangannya dirangkum oleh suaminya.

"Kau ingin menyentuhku kan?.."

"Tidak...tidak..." Nila terkikik geli saat Rayn mengecup jemari tangannya.

"Oh, ya, sayang..."

Dengan kesal, Nila melepaskan cekalan Rayn dan hendak membalasnya dengan menyentuh dada Rayn yang telanjang, tapi reaksi Rayn sangat mengejutkan! Mata lelaki itu menyipit dan dengan sigap menahan tangan Nila.

"Kau, tidak suka disentuh, bukan? Kenapa?" tanya Nila.

Rayn menghela nafas dan cepat-cepat mengancingkan kemejanya.

"Aku punya aturan, Nila...kau sudah mendengar sebagian kisah semalam dan itu belum selesai, kau pelajari aturan dariku dulu, oke?"

"Setelah mendengar ceritamu semalam dan aturan dasar yang kau ajukan, aku mengajukan keberatan di beberapa hal..."

"Keberatan? Selama ini tidak ada yang berani naik banding dengan persyaratan yang kuberikan..." alis Rayn mengernyit.

"Mungkin aku adalah perkecualian..." Nila tersenyum.

Borneo DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang