[ Part 23 - Mamangkit ~ Menggigit ]

1.1K 122 6
                                    


Ketika surya tenggelam

Bersama kisah yang tak terungkapkan

Mungkin bukan waktunya

Berbagi pada nestapa

Atau mungkin kita yang tidak kunjung siap

---

Black and Gold from Borneo.

Diandra sempurna memadukan kedua warna itu, pertunjukan fashion show digabungkan dengan seni tarian berkoreografi indah dan tarian lighting menawan membuat acara itu sempurna, apalagi dengan kehadiran Nila yang mengenakan gaun keemasan dengan hiasan bulu burung Kuau di puncak kepalanya menggantikan mahkota, gadis itu secantik ratu hutan, Arwen.

Para pengamat fashion berbisik-bisik dan bertanya-tanya, dari agensi mana perempuan muda yang digunakan Venus untuk menampilkan design utamanya malam ini? Kenapa gadis secantik itu baru mereka lihat dan tidak pernah terlihat sebagai model sebelumnya?

Dari majalah mode yang dikeluarkan Venus beserta foto-fotonya, gadis itupun tampak sebagai model, hanya tertulis Rinai, Nila.

Apakah itu nama asli atau nama panggung? Nama yang unik.

Rayn yang juga menjadi incaran utama wartawan berkaitan dengan kasus yang menyeret dirinya beberapa hari terakhir tampak tenang menghadapi kumpulan wartawan yang bersiap menanyainya. Lelaki itu menatap lurus ke panggung dan memperhatikan dengan cermat gemulai tarian yang dibawakan Nila.

Setelah pertunjukan selesai dan mendapat sambutan yang sangat baik dari kritikus dan awak media, giliran Diandra yang bicara secukupnya selaku Direktur Utama D'Venus, memperkenalkan para designernya dan nama-nama gaun yang dirancangnya.

"Siapa model utama anda, Nona Di?" tanya salah seorang pengamat fashion.

"Kenapa? Apakah dia menarik?" tanya Diandra balik.

"She's amazing, selain memiliki karakter wajah yang kuat, suaranya juga indah, gaun, kecantikan, dan suara merdu, dipadukan permainan biola anda, kesenian yang menakjubkan...nona Di, anda sukses malam ini..."

"Terimakasih...model yang satu ini memang istimewa..." Diandra melirik kakaknya yang terlihat tenang.

"Tapi sepertinya perhatian kepada saya malam ini cukup teralih karena si angin tornado tampan di sebelah...mungkin rekan wartawan memiliki pertanyaan pula untuknya?" goda Diandra.

Rayn menaikkan alisnya.

"Ini acaramu, adikku sayang, bukan tempatku bicara di sini..."

Tapi para wartawan yang merubungi mereka tetap saja bertanya tentang skandal yang sedang menimpa Rayndra.

"Apakah benar berita tentang anda yang suka melecehkan wanita? Berganti-ganti wanita untuk menjadi submissive anda?"

Rayn tersenyum menawan.

"Apakah saya terlihat seperti penjahat seks?"

"Semua kemungkinan bisa terjadi, tuan Rayn...bahkan Lucifer sebagai malaikatpun bisa dijatuhkan Tuhan ke bumi karena membuat kesalahan..." kata seorang wartawan perempuan.

Rayn memandang Nila yang mendekat ke arahnya, team Diandra telah mengganti gaun keemasan gadis itu menjadi gaun putih berhiaskan dedaunan kecil berwarna hijau muda, mempesona, bahkan setiap mata kini mengalihkan pandangan dari Rayn dan menatap Nila yang tersenyum cemerlang, memandangi suaminya, semua orang bisa melihat kedua orang tersebut saling bertatapan, seperti mengagumi satu sama lain.

"Apakah mungkin? Jika saya telah memiliki seorang dewi dalam hidup saya, saya akan berpaling kepada wanita lain? Jika wanita yang menuduh saya itu jauh lebih cantik dari istri saya, mungkin saja....tuduhan itu benar. Tapi lihatlah, apakah seorang dewi pantas disiksa sebagai submissive?" Rayn meraih tangan Nila dan mengecup jemari perempuan itu satu persatu seolah menunjukkan pemujaannya secara dramatis, para wartawan yang merubungi mereka seolah tersihir dalam pesona Romeo yang memuja Juliet.

Borneo DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang