[ Part 15 - Manggilau ~ Mencari ]

5.3K 414 31
                                    


Di atas meja rindu itu hilang

Dalam kata-kata

Sebentar lagi kita saling lupa

Kita menjelma pagi dingin

Yang dipayungi kabut

Tak bisa lagi bercerita apa adanya

---

Rayn memandang Nila tajam, berusaha mengintimidasi.

"Apa aku melakukan kesalahan?" tanya Nila.

Rayn kehilangan kata-kata. Ini sungguh tidak normal, setiap kali dia merasa seorang wanita membuat dirinya tidak berkenan. Karena suatu kesalahan kecil, dia langsung bisa menyingkirkan wanita itu dan menggantinya dengan yang lebih sempurna.

Tapi kenapa dia tidak mampu melakukannya dengan gadis di depannya?

"Aaarghhhh!" Rayn menjambak rambutnya frustasi. "Kau...kau..." Rayn memandang Nila marah.

Bibir Nila terbuka, gadis itu tercengang heran karena belum pernah melihat ekspresi yang satu itu ditujukan kepadanya.

"Kau...marah?" wajah Nila terlihat datar, tapi dari salah satu mata cantiknya keluar airmata yang tak terbendung.

Perasaan apa ini, rasa sakit di hatinya, kenapa ada rasa takut yang aneh, takut jika Rayn membencinya? Kenapa ada perasaan yang asing dan aneh itu? Selama ini dia tidak memperdulikan pandangan orang lain terhadapnya, dia berada di posisi tertinggi yang sangat dihormati, oranglah yang takut jika dia marah ataupun kecewa. Setiap orang selalu berusaha memberikan yang terbaik padanya, tapi kenapa? Kenapa ada perasaan seperti ini?

Tangan Nila meraba pipi kirinya dan tercengang melihat airmata di ujung jemarinya hanya karena sebuah perasaan yang sepele.

"Apa ini...kenapa rasanya menyakitkan padahal aku tidak terluka..." gumam Nila pelan.

Rayn memandang Nila dengan tercengang, bahkan perasaan seperti itu saja Nila tidak tahu, bagaimana Rayn menjelaskannya.

"Kau...bodoh! Tidak bisakah kau menanyakan padaku apapun itu sebelum kau bertindak, kau ini sangat merepotkan!" bentak lelaki itu kasar, Rayn bingung bagaimana caranya memberitahukan pada Nila apa yang dirasakannya. Apakah gadis itu akan mengerti jika dia meminta Nila untuk lebih sopan dan menjaga sikapnya dalam berbicara? Karena frustasi, Rayn keluar dari kamarnya dan menuju ke ruang kerjanya.

Tidak ada orang yang pernah membentaknya.

Nila mengernyit kaget saat mendengar pintu dibanting.

---

Rayn berdecak kesal dan mencoba berkonsentrasi dengan pekerjaanya, tapi percuma, bayangan Nila selalu mengusiknya.

Ini tidak baik, seolah dia tidak mampu melepaskan diri dari gadis itu. Oke, Nila adalah istrinya tapi bukan berarti Rayn tidak bisa mengontrol dirinya seperti dulu. Dia selalu bisa mengendalikan perasaannya dengan baik. Memutuskan Karina merupakan ujian yang cukup berat baginya, tapi dalam tiga hari dia mampu melupakan dan melaluinya, dia mampu menepis keinginan untuk menghubungi wanita itu dan meyakinkan dirinya jika dia tidak berhutang permintaan maaf pada Karina.

Dengan kesal Rayn meletakkan tablet kembali ke mejanya dan mematikap laptop. Beberapa saat berlalu tapi dia bahkan tidak bisa melupakan bayangan Nila sedetikpun.

Mungkin gadis itu sudah tidur?

Kemarin Rayn mampu menghindar dengan tidur di ruang kerja dan baru kembali menjelang subuh, tapi sekarang? Rayn menyadari, jika mereka bersentuhan, maka Rayn hampir mustahil mengendalikan diri.

Borneo DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang