01:00 KST
"24 jam yang mengubah segalanya"
.
.
Kaki itu terus melangkah tanpa arah, gadis bernama lengkap Kim Jiyeon ini benar-benar tak tahu ia ingin pergi kemana. Ia hanya sedang melakukan aksi pemberontakan yang terkesan bodoh kepada ayahnya. Beberapa hari yang lalu ayahnya mengumumkan bahwa lelaki itu ingin menikah kembali dan Jiyeon yang menganggap bahwa satu-satunya orang yang berhak ia panggil Ibu adalah ibu kandungnya yang telah meninggal lebih dari setahun yang lalu. Apalagi saat mengetahui bahwa wanita yang akan dinikahi oleh ayahnya hanya terpaut dua tahun dengan kakak tertuanya, ia akan menentang keras. Dan inilah yang ia lakukan, yaitu memberontak.
Jika ayahnya benar-benar menyayanginya, ia pasti akan membatalkan rencana pernikahannya. Jika ayahnya tak membatalkan itu, ia memastikan bahwa ia tak akan pernah pulang ke rumah selamanya.
Namun sekarang ia bahkan bingung akan kemana, malam sudah terlalu larut dan tidak mungkin ia mendatangi rumah temannya untuk menginap selarut ini. Mereka pasti telah tertidur lelap.
Jiyeon kembali menarik napas, entah sudah berapa lama ia melangkah dan tanpa sadar ia sudah berdiri di pinggir jembatan. Gadis itu menghentikan langkahnya menatap riak air sungai han yang memantulkan cahaya bulan. Angin berhembus, membuat gadis itu mengeratkan jaketnya.
"Ibu, aku merindukanmu! Rasanya semakin sulit setelah kau tiada, ayah bahkan mau menikah lagi dengan gadis muda. Aku tak suka itu," ia bergumam sendirian.
Gadis itu kembali menarik napas dalam lalu menghembuskannya perlahan. Ia mulai mengenang segala apa yang pernah ia lalui bersama ibunya, ia masih ingat saat wanita itu mengantarnya untuk pertama kali sekolah, ia menangis sangat keras karena takut. Ia masih ingat saat wanita itu memarahinya karena memukul teman kelas sewaktu SD. Ia masih ingat saat pertama kalinya ia bercerita bahwa ia menyukai kakak kelasnya saat SMP. Ia juga ingat saat ia menangis karena kekasihnya berselingkuh sewaktu SMA. Sosok itulah yang selalu menemani harinya dan ia tak bisa menerima jika ada wanita lain yang menggantikan posisi ibunya.
Tangan Jiyeon perlahan memasuki kantung celananya dan menarik sebuah benda dari dalam sana, sebuah kalung berbandul segitiga dengan sebuah permata bundar ditengah-tengahnya. Kalung pemberian ibunya, ia memperhatikan benda itu dan tiba-tiba saja tanpa sadar, kalung itu terlepas dari tangannya.
Ia memekik tertahan ketika melihat kalungnya tersangkut dibagian pembatas jembatan. Gadis itu mencoba menjangkaunya tapi tangannya kurang panjang untuk menggapainya. Ia menghela napas gusar lalu menaikkan kakinya sedikit lebih tinggi pada pembatas jalan, kembali membungkukkan badannya dan terus berusaha menjangkau benda tersebut.
.
.
.
Sudah cukup lama mobil yang dikendarainya melaju membelah jalan sepi itu, alasan lelaki ini kabur dari dorm sebenarnya cukup biasa. Ia sudah lelah dengan segala tuduhan yang dilayangkan padanya dan juga grupnya, isu plagiat, kabar dating dan bla-bla yang membuatnya sakit kepala. Terlebih para netizen yang kerap kali melontarkan komentar caci maki yang sangat tidak masuk akal di akun-akun yang mereka miliki, sebenarnya agensi menyuruh mereka untuk tak mengambil pusing tentang hal tersebut dan semuanya adalah tanggungjawab agensi. Namun tetap saja ia adalah manusia yang memiliki hati, hal seperti itu tentu saja membuatnya lelah.
Park Jimin, member grup yang kini tengah populer dan digandrungi oleh remaja korea bahkan dunia, BTS. Lelaki pemilik suara indah dan gerak lentur memukau, lelaki penuh karisma yang mampu menghipnotis para wanita, lelaki yang mampu menampilkan kesan imut namun seksi dalam sekali sapa. Hanya orang-orang kurang update dan tak mau tahu saja yang tak mengenal mereka. Debut pada tahun 2013 dan perlahan-lahan namun pasti mampu menunjukkan eksistensinya. BTS memang bukan grup yang langsung mendapat popularitas bahkan butuh waktu hampir dua tahun hingga mereka mulai di akui secara luas. Dan seiring kepopuleran mereka tentu saja sejalan dengan orang-orang yang berusaha menjatuhkan.
Jimin lagi-lagi menghela napas gusar namun tiba-tiba saja ia mengerem mobilnya mendadak saat melihat sesosok gadis terlihat memanjat pembatas jembatan.
"Apa gadis itu sudah gila?" dengan segera Jimin membuka pintu mobil dan berlari ke arah gadis itu.
Dan dalam sekali tarikan gadis itu terjatuh bersama dengannya.
"YAK, APA KAU SUDAH GILA? APAPUN MASALAHMU BUNUH DIRI BUKAN HAL YANG BAIK!" teriak Jimin pada gadis itu.
Gadis itu memandang Jimin sinis lalu meniup poninya kesal, "Hey tuan, siapa yang mau bunuh diri?"
"Kau mau mengelak? Jelas-jelas kau memanjat pembatas ini dan berusaha untuk menjatuhkan diri?"
Gadis itu mengacak rambutnya frustasi, "Aku bukannya mau bunuh diri. AKU MAU MENGAMBIL KALUNGKU YANG TERSANGKUT, BODOH!"
To Be Continued
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK!
KAMU SEDANG MEMBACA
24 Hours ✅
Fiksi Penggemar[ROMANCE ADVENTURE FANFICTION] Park Jimin, seorang idol dari grup papan atas BTS tanpa sengaja bertemu dengan Kim Jiyeon, antifans dari grup yang ia naungi. Dua sosok yang tentunya saling bertolak belakang. Satu sosok dibenci dan satu sosok membenci...