Terima Kasih

90 4 0
                                    

Saat pulang sekolah Vanilla berniat mengembalikan sapu tangan milik cowok tadi.

Vanilla terus mengingat apa yang cowok tadi katakan mulai dari nama dan kelasnya, agar Vanilla lebih mudah menemukannya.

Vanilla menempelkan telunjuknya di kepala sembari terus mengingatnya.

"Woi lo gak pulang?" teriak putri di depan pintu kelas.

Putri berjalan menuju Vanilla yang sibuk berpikir.

"Lo sendiri napa belom pulang?" tanya Vanilla balik.

Putri memutar kedua bola matanya. "Ye malah nanya balik"
"Itu gue tunggu papa jemput"sambungnya.

Vanilla mengangguk paham.

"Eh gue deluan yah, papa gue udah di depan" kata putri lalu meninggalkan Vanilla sendiri.

Vanilla akhirnya mengambil tasnya bersiap untuk pulang.

"Woi nama gue Fahry Graynad, kelas gue di sebelah kelas lo kok"

Kata-kata itu terlintas di pikiran Vanilla.

Vanilla tersenyum bersyukur akhirnya dia ingat tuh cowok siapa.

Hanya perlu jalan beberapa langkah untuk menemukan kelas cowok itu, ah lebih tepatnya Gray.

Di depan kelas X5 masih banyak siswa siswi yang sibuk cerita.

Vanilla menghampiri siswa yang di depan pintu.

"Disini ada yang namanya Gray?" tanya Vanilla.

Siswa itu mengangkat sebelah alisnya. Mungkin dia bingung.

"Ah nama lengkapnya itu Fahri Grayanad" jelas Vanilla

"Oh Fahri" akhirnya siswa itu tau.
"Ada kok dia di dalam"sambungnya.

"Woi Fahri ada yang cariin lo"teriaknya.

Tidak lama Fahri keluar dengan tampang sok cool.

"Siapa?" tanya Fahri yang membuat Vanilla menoleh kearahnya.

"Eh cewek broken heart, ceh beneran mau curhat lo yah.Ck gak usah malu kali, tapi kalau mau curhat-curhat gini jangan di sekolah yah kita ketemuan di cafe dekat sekolah aja,gimana? Sambungnya dengan super percaya diri.

Vanilla berdecak sekaligus menatap sinis ke arah Fahri.

"Hah lo pede banget sih jadi cowok? Nih gue kesini mau balikin sapu tangan lo" ketus Vanilla sambil memberikan sapu tangan itu penuh penekanan di dada Fahri

"Makasih" Ucap Vanilla sebelum akhirnya pulang.

Fahri hanya menganga, baru pertama kalinya dia liat cewek super duper ketus.

Tapi tak apalah Fahri membalasnya dengan senyum-senyum kecut.

"Faktor broken heart tuh cewek jadi sensi amat huh" Fahri bermonolog.
**

Vanilla berjalan gontai di sepanjang koridor.

Hari ini Vanilla bingung mau pulang sama siapa, naik apa, apa masih bisa selamat sampai rumah. Ahh Vanilla benar-benar bingung.

Setelah sampai di parkiran Vanilla menangkap sosok cowok yang membuat Vanilla patah hati. Yah, dia Raka. Yang saat ini akan pulang juga.

Vanilla menatap Raka lesuh, lemah (udah kayak masuk angin aja hahaha)

Tiba-tiba Vanilla membulatkan matanya, bukan apanya Raka pulang sama cewek cuyy gilak bat dah.

Cewek yang sama pulak pas pengambilan formulir.

"Dasar cowok pembual"batin Vanilla sambil tersenyum miring ke arah mereka berdua.

Sudah menunjukkan pukul 3 sore Vanilla belum pulang juga.

Dia hanya duduk diam di bangku dekat parkiran.

Kali aja ada keajaiban yang datang, seperti tebengan mungkin, atau saja tiba-tiba mamanya telpon pengen jemput. Itulah yang Vanilla pikirkan.

Tidak lama Fahri jalan menuju ke parkiran langkahnya terhenti saat melihat seorang cewek duduk lesuh yang setengah jiwanya melayang entah kemana. Yah , sekiranya Fahri berpikir seperti itu.

Fahri mendekat dengan cara jalan songongnya.

"Eh cewek broken heart" sapa Fahri sambil melambaikan tangan tepat di depan wajah Vanilla.

Vanilla kaget dan memasang muka ongol tapi tetap cantik.

"Ih apaan sih lo?"ketus Vanilla.

"Lo belum balik?" tanya Fahri sambil ikutan duduk disamping Vanilla.

Vanilla menggeleng pelan.

"Emang gak ada yang jemput?" tanya nya lagi-_-

"Banyak tanya lo yah, bikin tambah pusing aja" ketus Vanilla.

Fahri tertawa "biasa aja kali"

Vanilla memutar kedua bola matanya.

Seketika hening.

"Mau bareng gak sama gue?"tawar Fahri.

Vanilla terdiam.

"Gimana mau gak?ini udah jam berapa loh"

Sebenarnya Vanilla mau banget karena yang pertama Vanilla memang sedari tadi menunggu sebuah keajaiban tebengan dan akhirnya ada juga. Tapi, gengsi Vanilla tingginya minta ampun dah.

"Yaudah diam artinya mau" kata Fahri sambil menarik tangan Vanilla.

Yah Vanilla mau-mau aja daripada nanti Vanilla gak pulang terus ujung-ujungnya di culik yekan.

Sebelum Fahri nge-gas motornya, Fahri melihat kearah belakang.
"Alamat rumah lo dimana?" tanya nya.

"Ah di kompleks Mawar no.2 blok. B/8" jawab Vanilla dengan sigap.

Tanpa ba-bi-bu Fahri pun jalan.

Tidak butuh waktu yang lama akhirnya mereka sampai.

Vanilla dengan hati-hati turun dari motor gede ini.

"Hmm makasih untuk yang kedua kalinya" ucap Vanilla tanpa melihat ke Fahri alias dia nunduk.

Fahri terkekeh melihat tingkah Vanilla.

"Santai aja, lo harusnya bersyukur di bonceng sama cowok ganteng" Fahri dengan pedenya mengatakan itu.

Vanilla menghela napasnya kasar. Baru aja mau di puji pedenya kumat lagi. Huhh dasar.

Vanilla hanya memasang muka datar
Sementara Fahri memasang muka sok cool.

"Gue balik yah, hati-hati lo jangan mikirin gue terus. Itu sih bisa jadi efek karna abis gue bonceng."

Vanilla sudah geram dengan tingkah Fahri.

"Udah lo sana pulang aja deh, ennek gue denger lo ngomong"cibir Vanilla.

Fahri menstater motornya sambil tertawa dan pergi meninggalkan Vanilla.

"Hati-hati" ucap Vanilla pelan sembari melihat motor Fahri yang semakin jauh dari kompleks.

Lalu gue masuk deh ke rumah.
***

Komen kalau jelek🙏
Makasih😍

Vanilla Abu-abuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang