Hari ini gue kembali beraktivitas seperti biasa.
"Gimana pentas narinya kemaren?"tanyaku pada putri
Putri melihat kearah gue"alhamdulillah lancar, eh lo sih gak nonton gue jahat lo"
Gue cengengesan sambil menggaruk tekuk gue yang gak gatal.
"Yah maaf abisnya gue bangun telat""Kebiasaan"cibir putri.
Sekarang udah jam istirahat, Putri ngajak gue ke kantin tapi gue malas kekantin jadi, yah gue diam di kelas.
"La vanillaaa.. Woi" teriak Putri ngosngosan saat di depan pintu.
Gue mengerutkan kening gue.
"Kesambet apa lo?"tanya gue heran.Putri mendekat sambil mengatur napasnya.
"Dilapangan basket ada orang yang di tembak, sosweet banget tau gak. Lo mau liat gak?" seru Putri dengan semangat"Dih ngapain gue harus nonton"
"Duhh itu tuh heboh banget masa iya lo mau ketinggalan sih, udah ayok"
Belum sempat gue menjawab Putri menarik gue paksa.
Saat udah ada di depan kelas Putri menyuruh gue melihat ke bawah lebih tepatnya ke arah lapangan basket.
Saat itu gue nangkap dua sosok orang benar-benar gak asing buat gue liat deh.
Deg!
Gue refleks menutup mulut gue dengan kedua tangan gue. Kaget ngeliat Raka nembak Dila iya itu Dila cewek yang mengaku jadi gebetan Raka.Putri yang melihat gue dengan tatapan bingung "La lo kenapa?" tanya nya.
"Itu Ra-Raka put" jawab gue.
Tidak terasa air mata gue keluar. Sakit,sesak rasanya melihat itu semua.
Bisa kulihat Putri juga kaget akan hal itu.
Tanpa menunggu respon putri lagi gue langsung turun kebawah.
Gue mau kejelasan dari Raka apa maksud dari semua ini.Dengan sedikit keberanian gue mendekat kearah dua sejoli yang bahagia serasa dunia milik berdua.
"Raka?" teriak gue
Semua orang yang ada disitu natap gue heran. Bodo amat!
Sekarang gue berdiri tepat di depan Raka.
"Maksud lo apa?hah? Lo bohongin gue, lo putusin gue dengan alasan harus fokus beasiswa. Ini yang lo bilang fokus hah?ayoo ngomong jelasin semuanya sama gue" kali ini amarah gue udah ada di ubun-ubun.
Raka hanya terdiam memasang muka datar.
"Ayo Ka ngomong gue mau kejelasan yang lebih pasti dari lo"kata gue sambil mengguncangkan tubuh tingginya.
"Stop La stop, emang gue harus fokus untuk dapat beasiswa itu tapi dengan ada Dila di samping gue, Dila bisa nge-suport gue La. Dan gue yakin dengan bantuan Dila gue bakal lulus" penjelasan Raka yang menurut gue terlihat bodoh.
Gue menghela napas frustasi.
"Menurut Lo gue bodoh?gue akan jadi penghalang untuk kesuksesan lo? Ka lo sadar dong saat orang tua lo mau cerai dan lo mutusin untuk gak sekolah lagi, apa gue ninggalin lo gitu aja?gak Ka gue tetap berdiri kukuh di samping lo,nge-suport lo buat ambil langkah yang benar, walaupun gue dapat hinaan dari teman-teman gue, gue gak peduli karna gue sayang sama lo. Tapi apa?lo nyakitin gue, gue pikir setelah kejadian kemarin semuanya akan baik-baik aja ternyata lo nyimpen kebohongan." bentak gue dengan air mata di pipi gue.Raka diam seribu bahasa. Dan mulai merasakan malu yang luar biasa.
"Eh lo apa-apaan sih, emang lo sayang sama Raka tapi Rakanya udah gak sayang lo lagi, gue mohon sama lo jangan jadi pengganggu dong, yuk Ka" Kata Dila sinis lalu pergi bersama Raka.
"Lo jahat Ka" kata gue pelan saat Raka berlalu di hadapan gue.
Semua orang bubar dengan bersorak "huhhh"
Ini memang memalukan tapi gue gak bisa diam gitu aja. Gue ngerasa diri gue di bodohi dengan alasan-alasan yang basi.
Gue ke tepi lapangan dan duduk di bangku.
"Lo cewek terbodoh yang pernah gue temuin" suara serak itu tidak asing di telingan gue.
"Gue tau"kata gue pelan yang masih menangis.
Bisa kulihat dengan sudut mata gue cowok itu adalah Gray.
Gray duduk disamping gue.
"Dasar cengeng" ucap Raka sambil mengelus lembut rambut gue.
Hati gue tiba-tiba menghangat, ternyata nih cowok gak ngeselin yang gue kira.
Dapat gue rasakan pipi gue udah memerah akan perlakuan Gray ke gue.
Gray hanya terkekeh melihat pipi merah gue.
"Kalau lo butuh teman atau sahabat buat cerita, gue siap kok jadi sahabat lo"kata Gray
Gue melihat ke arah Gray dengan senyuman yang lembut.
"Beneran?"tanyaku meyakinkan
Gray mengangguk "iya"
Gray mengangkat jari kelingkingnya menandakan sebagai simbol persahabatan.
Begitu juga dengan gue.
Tangan kami saling mengikat satu sama lain. Kemudian kami tertawa seakan-akan kami ini anak kecil.
***
Uhukk sahabat baru😂
Maaf kalau jelek🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanilla Abu-abu
Fanfiction"Dulu aku pernah minta sama Tuhan untuk kirimin aku orang yang bisa buat aku tersenyum lagi dan orang itu datang. Tapi, aku lupa minta sama Tuhan buat miliki orang itu. Orang itu hanya datang lalu pergi lagi."