Ohiya gue lupa cerita tentang test beasiswa ini, saking sedihnya Gray berubah.
Kemarin gue ke TU buat ambil nomor test beasiswa itu. Yah, hari ini testnya.
Jauh-jauh hari gue udah mempersiapkan semuanya, mulai dari alat tulis, belajar, minta doa sama mama yang paling penting.
Jujur gue sangat tidak percaya diri untuk ikut yang kayak beginian. Tapi, gue gak mau kecewain mama dan Putri yang sudah dukung gue dari kelas satu.
Hari ini gue pergi ujian di temani sama mama dan Putri, gue sengaja ajak Putri supaya gue gak terlalu grogi saat test nanti.
Soal test beasiswa ini gue belum cerita apapun ke Gray, karna Gray akhir-akhir ini sibuk.
Saat sampai di tempat ujian, gue liat banyak banget siswa/i yang ikut test ini dan gue yakin mereka pasti pintar-pintar karna rata-rata pakai kacamata. Ck
Sebelum masuk gue tidak lupa panjatkan doa kepada Tuhan "semoga gue bisa lulus dan bisa lanjut sekolah di luar negeri dan buat mama papa bangga, yah meskipun papa jauh."
"Kamu gak usah buru-buru kumpulnya, yang penting jawabnya harus teliti yah" ucap mama sebelum gue masuk.
"Iya put, gue yakin kok lo pasti bisa" kini Putri yang semangatin gue.
"Iya ma,put makasih yah" jawabku lalu masuk ke ruangan yang sudah di tunjukkan.
Di dalam satu ruangan hanya ada 10 murid.
Sebelum mengerjakan soal gue sempat memegang kalung yang Gray hadiahkan pas gue ulang tahun.
"Gray doain gue yah" batin ku
Setelah 1 jam akhirnya selesai juga.
Di depan Mama dan Putri dengan setianya duduk di depan ruangan ujian gue.
Mama yang melihat gue keluar langsung menghampiri ku dan di ikuti oleh Putri.
"Bagaimana testnya sayang? Di kerjakan semua kan?" tanya mama.
"Iya ma Nilla kerja semua" jawabmu sambil tersenyum.
"Syukur deh, soalnya kek gimana La?susah gak?" tanya putri.
"Susah susah gampang put, ini otak rasanya sudah ke balik hahah" keluh gue.
"Permisi bu, ini pengumumannya kapan yah?" tanya Mama kepada salah satu pengawas yang kebetulan lewat.
Pengawas itu berhenti lalu menoleh arah Mama "sepertinya hasilnya nanti akan keluar lusa bu" jawabnya.
Mama mengangguk "makasih bu"
Pengawas itu tersenyum "sama-sama" lalu pergi.
****
2 hari kemudian.Gue datang ke tempat pengumuman tapi kali ini gue hanya datang bersama putri karna Mama ada acara yang harus di hadiri.
Tak henti-hentinya gue mondar-mandir kayak setrikaan, dapat gue liat dari sudut mata Putri lagi gigit-gigit ujung jarinya.
Jujur gue takut, bagaimana kalau misalkan gue gak lulus? Itu yang terus hinggap di otak gue.
Dan beberapa saat kemudian ada petugas yang membawa beberapa lembar kertas dan menempelkannya di mading informasi.
Awalnya gue gak mau tau, tapi karna Putri narik-narik gue dan akhirnya ikut gabung di kerumunan murid-murid yang lainnya.
Kertas itu tepat di depan mata gue. Gue memejamkan mata sebentar lalu mulai mencari nama gue.
Gue terus mengigit bibir bawah gue sembari terus mencari.
Nama. No peserta. Sekolah.
Vanilla Roses 145 SMAN098"Wahhhhhhhhhh gue lulus put, ahhhhh" teriak gue kegirangan, putri yang sibuk mencari di kertas sebelah langsung membulatkan matanya dan berlari kecil ke gue.
"Wahhh selamat la" teriaknya. Kami berpelukan sambil berputar-putar layaknya kami ini habis dapat harta karun.
"Thank God" ucap ku dalam hati.
Ada orang yang bilang setiap masalah pasti akan ada hikmah. Karna Tuhan sayang sama kita.
Buktinya gue sedih karna Gray menjauh dari gue. Tapi, Tuhan kirim kebahagiaan lainnya.
"Ketika kita berada di atas tebing jangan takut jatuh karna hanya 2 hal yang akan terjadi yaitu, Tuhan akan menangkap kita saat jatuh atau Tuhan akan mengajarkan kita terbang"
***
Congrats Vanilla😂 semoga setelah ini prestasinya bakalan lebih baik lagi di negara lain😘Makasih dan Maaf😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanilla Abu-abu
Fanfic"Dulu aku pernah minta sama Tuhan untuk kirimin aku orang yang bisa buat aku tersenyum lagi dan orang itu datang. Tapi, aku lupa minta sama Tuhan buat miliki orang itu. Orang itu hanya datang lalu pergi lagi."