Author pov.
5 tahun kemudian...
Perempuan yang yang memiliki mata hitam pekat, hidung yang mancung serta bentuk tubuh yang modis. Baru saja turun dari pesawat penerbangan London-Jakarta.
Perempuan itu adalah Vanilla Roses.
Perempuan yang menuntut ilmu di negara asing selama 5 tahun, kini kembali ke tanah air tercinta (Indonesia) setelah mendapat gelar sarjananya.
Vanilla berjalan keluar bandara sambil membawa koper.
Vanilla tersenyum kepada sosok wanita paruh baya. Yah dia karin ibunya Vanilla, yang datang menjemput anak semata wayangnya.
"Mama" panggil Vanilla sambil berlari kecil ke arah mamanya. Sosok yang sangat dia rindukan selama ini.
Dengan sigap Vanilla memeluk mamanya, terakhir kalinya Vanilla dapat memeluk mamanya pas di bandara itupun 5 tahun yang lalu.
Karin membalas pelukan Vanilla.
"Anak mama sekarang sudah besar,dan sepertinya terlihat kurus. Apa disana kamu tidak di beri makan dengan baik pada ibu asrama mu?" ucap mama Vanilla sedikit mengejek.Vanilla hanya mengerucutkan bibirnya. "Mama ihh" Vanilla mengerek.
Karin hanya terkekeh melihat tingkah anaknya yang sama sekali tidak berubah, mungkin secara fisik Vanilla menjadi perempuan yang dewasa. Namun, sifatnya masih seperti anak-anak.
Sebelum masuk ke dalam mobil Vanilla terfokus kepada mobil putih yang berada tepat di belakang mobilnya.
Dan sosok yang ada di dalam mobil itu tersenyum tulus kepada Vanilla.
Vanilla sempat bingung harus membalas senyuman itu atau tidak. Tapi, Vanilla akhirnya tersenyum juga.
Lalu masuk ke dalam mobil.
***
Setelah sampai Vanilla langsung menuju ke kamarnya, salah satu ruangan yang amat sangat Vanilla rindukan selama ini.Vanilla membuka kenop pintu kamarnya dan berharap kamarnya tidak berubah.
Vanilla tersenyum menatap setiap sudut kamar yang bernuansa ungu ini.
Saat vanilla ingin menaruh ponselnya di atas nakas, Vanilla tiba-tiba terkejut saat mendapati banyak tangkai bunga mawar putih yang sudah sangat usang atau bisa di bilang sudah sangat lama.
Dengan rasa penasaran Vanilla turun dan menemui mamanya.
Vanilla berlari kecil ke arah mamanya yang lagi terima telpon. Vanilla yang tidak mau mengganggu itupun harus menunggu terlebih dahulu.
Setelah karin menutup telponnya, Vanilla menghampiri mamanya dengan membawa salah satu tangkai bunga mawar itu.
"Ma, mama yang simpan ini di kamar Vanilla?" tanya Vanilla sambil menunjukkan bunga itu.
Bukannya menjawab mamanya Vanilla duduk di sofa.
"Ma?mama? Vanilla bertanya" kata Vanilla yang ikut duduk.
Karin tersenyum. "Oh bunga itu dari Gray, kamu masih ingat Gray kan?" jawabnya.
Gray?mana mungkin Vanilla lupa dengan orang yang dulu pernah membuat hidup Vanilla berwarna tapi, tidak berlangsung lama setelah itu dia pergi.
Orang yang tidak menemui Vanilla untuk terakhir kalinya saat Vanilla ingin pergi.
Orang yang tiba-tiba menghilang entah kemana.
Orang yang membuat Vanilla frustasi.
Orang yang membuat Vanilla rindu akan sosoknya.
Orang yang membuat Vanilla menunggu berjam-jam demi mendapat pelukan terakhir darinya.
Kenapa orang itu tiba-tiba mengirim banyak bunga dan menaruh di kamar Vanilla?.
Vanilla hanya tersenyum kecut saat mendengar nama itu kembali.
Seperti ada duri yang menusuk hati Vanilla.
Vanilla yang tidak mau tau banyak lagi langsung kembali ke kamarnya.
***
Vanilla hanya duduk terdiam di pinggir tempat tidur sambil terus memegang tangkai bunga itu.Tiba-tiba pintu kamar Vanilla terbuka. "Nilla sayang, ada Putri tuh di bawah, turun gih" suara karin berhasil membuyarkan lamunan Vanilla.
"Ah?Putri?ah iya ma" jawab Vanilla seperti orang pangling.
Vanilla pun turun ke bawah dan mendapati Putri yang tersenyum bahagia kepadanya.
"Vanilla" pekiknya kegirangan dan memberikan pelukan hangat kepada Vanilla.
Vanilla membalas pelukan Putri.
Jujur Vanilla juga rindu dengan temannya yang satu ini.
"Gue kira lo sudah lupa sama gue" kata Vanilla dan duduk di samping Putri.
"Justru gue yang harusnya berpikir seperti itu. Tapi, berhubung tadi mama lo telpon gue kalau lo udah ada di Jakarta. jadi, gue langsung kesini deh" omelan seperti ini yang Vanilla rindukan dari Putri.
"Hahah lo gak berubah put masih sama kayak dulu" ejek Vanilla.
"Haha, eh btw tuh body kurusan yak?" giliran Putri yang mengejek Vanilla.
Vanilla hanya merengek.
"Put, Gray gimana?" tanya Vanilla penasaran.
"Hah?Gray?oh Gray sahabat lo, duh gue gak pernah ketemu sama dia La" jeda "eh gak, gue sempat ketemu sama dia pas gue lewat di depan rumah lo, yah itupun setahun yang lalu. Mungkin dia lagi nyariin lo, atau gimana?gue juga gak tau" jelas Putri.
"Maaf La gue berbohong soal Gray" batin Putri.
Vanilla hanya menghela napas pelan.
***
Yang bisa tebak Gray ada dimana? Nanti Author kasih permen satu biji😄Btw Vanilla sekarang kurusan, Author gak tau kapan kurusnya😂
Makasih dan Maaf😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanilla Abu-abu
Fanfiction"Dulu aku pernah minta sama Tuhan untuk kirimin aku orang yang bisa buat aku tersenyum lagi dan orang itu datang. Tapi, aku lupa minta sama Tuhan buat miliki orang itu. Orang itu hanya datang lalu pergi lagi."