2 - Hope.

13.3K 1.3K 236
                                    

Seseorang bertubuh kurus terbengong memandangi luar jendela sambil memangku buku novel yang tak ia baca beberapa saat. Setelah membaca beberapa buku novel romantis yang telah dibacanya, ia menyadari jika ia mulai menyukai Mingyu.

Menyadari itu malah membuat hatinya sakit, bagaimana tidak? 

"Brengsek! Kau itu mau apa sih disini, Jeon Whorewoo?!"

Setelah tak lama tinggal satu rumah dengan Mingyu, tiba-tiba Mingyu membentaki sosok Wonwoo tak lama setelah mendapati panggilan telpon. Mingyu pun langsung saja berjalan menuju dapur dan meneguk sebotol minuman alkohol dan sempat terdiam beberapa saat. Tak lama Mingyu tiba-tiba memeluknya dari belakang dan menciumnya dengan penuh nafsu.

Wonwoo berusaha menolak semua perlakuan yang Mingyu lakukan saat itu, laki-laki kurus itu benar-benar benci jika harus berhadapan dengan orangyang sedang mabuk. Namun Mingyu malah menyuruhnya untuk diam dan mengancam jika dia akan mengusir Wonwoo dari rumahnya.

Rupaya ancaman itu benar membuat Wonwoo diam dan pada akhirnya Wonwoo membiarkan tubuhnya digrenyami oleh Mingyu. Wonwoo hanya pasrah ketika Mingyu meraba-raba tubuh kurusnya dan menindih tubuh Wonwoo yang lebih kecil darinya itu, di sofa, sesekali Wonwoo berusaha menyadarkan Mingyu agar tersadar dari  mabuknya dengan menepuk pipinya pelan.

Tapi Mingyu malah menampar wajahnya dengan cukup keras dan membuat Wonwoo sempat hampir hilang kesadaran dengan perbuatannya. Wonwoo seketika matanya berair dan menggigit bibir bawahnya, bermaksud untuk menahan desahan yang hendak keluar dari mulutnya.

Laki-laki berambut cokelat yang lebih muda dirinya itu bahkan langsung saja menyetubuhinya dengan paksa dan menarik wajah Wonwoo  paksa untuk menatapnya. Wonwoo tetap saja menahan desahannya sekuat tenaga dan menutup matanya, tak ingin menatap Mingyu.

Mingyu yang kesal dengan reaksi Wonwoo itu pun kemudian menjilati telinga, cairan yang keluar dari hidung Wonwoo hingga menjilati dan menghisap bibir Wonwoo. Kemudian ia menggigit leher Wonwoo pelan kemudian menghisapnya dengan kuat.

"K..Kh.." desah Wonwoo pelan.

Mingyu tidak pernah tau apa tujuan kedua orang tuanya menyuruhnya untuk tinggal bersamanya. Awalnya Mingyu biasa saja dan tidak masalah dengan itu, namun lama kelamaan ia kesal sendiri dan mulai mencari jawabannya.

Wonwoo tidak pernah berinisiatif untuk berbicara dengan Mingyu, bahkan ia menjawab seadanya jika Mingyu mengajaknya berbicara, apakah sebenarnya Wonwoo membencinya?

Mingyu tidak masalah dengan hal itu, bahkan Mingyu mempertanyakan apakah Wonwoo adalah seorang tunawicara karena ia jarang sekali berbicara. Pada akhirnya sebuah gamparan keras mendarat di wajah Mingyu.

Wonwoo menggigit bibir bawahnya lagi, sudah dua kali milik Mingyu memuntahkan cairannya di dalamnya. Wonwoo merasa tubuhnya sangat sakit juga hatinya amat sangat sakit, karena secara tak langsung ia telah menghianati orang yang disayanginya.

Wonwoo hanya masih terpuruk karena mantan kekasihnya, meninggalkannya begitu saja demi orang lain, seorang perempuan bertampang artis porno yang merupakan teman lama dari kekasihnya yang meminta pertanggung jawaban karena telah dihamili oleh sang mantan kekasihnya.

Mungkin untuk beberapa orang yang mendengarkan cerita itu sudah biasa terjadi, yaitu pada sebuah hubungan yang tidak baik entah karena sebab-sebab tertentu sampai terjadi yang seperti disebutkan diatas, namun Wonwoo yang merasakannya tentu sangat terpukul.

Wonwoo sempat hamil oleh sang kekasih dengan umur kandungan sekitar 3 bulan satu minggu. Awalnya Wonwoo ingin memberi kejutan pada sang kekasih namun tak sengaja ia mendapati sang kekasih sedang bersama orang lain dengan bahasa tubuh keduanya yang terlihat begitu intim.

Setelah itu Wonwoo hampir 3 kali tertabrak oleh mobil dengan percobaan bunuh dirinya, namun siapapun yang berada di sekitarnya selalu berhasil menyelamatkannya. Wonwoo hanya ingin mati saja, bersama calon bayinya. 

Ia tak mengerti mengapa dirinya dapat hamil, seperti wanita bahkan ia sempat mengalami menstruasi saat ia masih duduk di bangku SMA dahulu, dengan durasi beberapa bulan sekali dalam hidupnya. Namun ia memutuskan untuk tak pergi ke dokter dan menjalani hidupnya seperti biasa, dengan kesakitan yang selalu dirasakannya.

Pada akhirnya, Wonwoo pun menggugurkan kandungannya dengan meminum banyak minuman keras. Setelah ia mengeluarkan janin dari tubuhnya itu di kamar mandi sebuah klub malam, Wonwoo pun berlari menyebrangi jalan tanpa berpikir apapun dan tubuhnya pun  tertabrak oleh mobil.

Wajah mantan kekasih brengsek yang diingatnya membuatnya tertawa ketika ia sedang dibawa oleh ambulance. Seolah rasa sakit tubuhnya kalah dari rasa sakit hatinya pada sang mantan kekasih.

.

.

.

"NG-Ng..ah.." Wonwoo mendesah, ketika Mingyu semakin memasukkan kejantanannya kedalam dirinya, menekan tubuhnya pada tubuh kurus Wonwoo. Wonwoo mencakar-cakar punggung Mingyu dengan kasar, tetap berusaha berontak walau ia akan dijambak atau digampar oleh Mingyu.

Wonwoo hanya pasrah ketika merasa tubuhnya semakin lemas dan Mingyu yang malah semakin liar, bau alkohol yang sebenarnya dibencinya begitu terasa di bibirnya karena Mingyu yang tak henti menciuminya. 

Wonwoo dapat merasakan marah, sedih dan bingung dari Mingyu saat itu. Namun sebenarnya Mingyu tidak sepenuhnya mabuk, hanya saja ia bingung jika dirinya tak bisa mengendalikan nafsunya.

000

"Kenapa kau tak menghentikanku?!"

Mingyu marah pada Wonwoo karena membiarkannya memperkosa Wonwoo, namun tak itu saja, tapi Wonwoo mengakui jika dirinya dapat hamil seperti seorang wanita setelah disetubuhi. Mingyu mengacak-acak rambutnya dan disana Wonwoo hanya diam menatap Mingyu yang membelakanginya.

Wonwoo menahan nafasnya ketika sebuah cairan panas mencium kulitnya, Mingyu melempar sebuah cangkir berisi kopi panas yang Wonwoo buat untuknya.

Wonwoo hanya menundukan kepalanya, ia sedang tak ingin berdebat dengan siapapun, semenjak ditinggal oleh kekasihnya, Wonwoo menjadi semakin diam dan malas berbicara dengan siapapun.

Wonwoo menyadari jika kakinya terluka oleh beberapa serpihan yang mengenai kakinya, namun ia hanya mengabaikannya dan telinganya merasa sangat pegal dengan teriakan dan amarah Mingyu yang tak berhenti berkoar-koar.

Wonwoo pun memutuskan untuk melakukan ini, ia bersujud dihadapan Mingyu. Ia hanya lelah untuk berdebat dan berharap jika Mingyu akan memaafkannya. Namun yang ada tiba-tiba Wonwoo merasakan kepalanya tertekan menyentuh lantai yang kotor dengan beberapa serpihan kaca bekas cangkir dan air kopi yang tumpah di lantai, kepalanya diinjak oleh Mingyu.

Setelah itu Mingyu tak berkata apa-apa kemudian pergi meninggalkannya, Wonwoo masih dalam posisinya, terbaring dengan posisi tengkurap, tangan kurusnya itu beralih untuk mengelus perut ratanya. 

"Temani ibu selagi ayahmu pergi dan tak pernah ingin akrab dengan ibu" tak lama Wonwoo menutup matanya, ia tak sadarkan diri hampir seharian dan Mingyu pun belum juga kembali.

Wonwoo mengedipkan kedua matanya, ia terbengong lagi, matanya beralih pada cover novel romantis yang dibacanya, sebuah mawar ungu dengan novel yang berjudul 'Something Magical'. 

Tapi Wonwoo menyadari sesuatu, jika sosok Mingyu adalah salah satu permohonan Wonwoo yang terkabulkan.













a/n: Syudah update yach ¯\_(ツ)_/¯ Makasih udh pada nungguin ¯\_('v')_/¯ 

Apa kurang kejam?

My Wife ; MeanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang