24 - Talk.

2.9K 362 28
                                    

Setelah mendengar pengumuman dari nyonya Kim, tidak ada satu dari mereka yang berkata-kata terkecuali Jeonghan. Sejak menyadari Dino, ia sangat cerewet padanya bahkan terlihat sangat gemas dengan laki-laki berumur 20 tahun itu. Mingyu dan kedua orang tuanya sudah pergi entah kemana dan meninggalkan Wonwoo yang duduk sendirian di ruang makan.

"Wonwoo"

"Ayah" gumam Wonwoo pada sosok yang masih ia anggap sebagai appanya.

"Pangil saja Seung-Yo"

"Tidak, aku tidak mau" Seung-Yo hanya tersenyum kecil melihat kelakuan Wonwoo yang menurutnya semakin berubah. Tapi ia tidak mempermasalahkan itu dan bahkan ia merasa semakin bahagia dengan pengumuman dari nyonya Kik tadi.

"Selamat ya, aku memang tak pernah menduganya jika kau adalah anak dari nyonya Kim"

Wonwoo hanya terdiam, ia bangun dari kursinya dan berlari menuju sosok itu kemudian memeluknya.

"Memang berat melepasmu, namun bagaimana lagi"

"N-Ne.. Ayah... Terimakasih untuk segalanya" air mata Wonwoo saat itu pecah, ia memangis sambil menahan suaranya agar tidak keluar.

"Panggil saya Seung-Yo"

"Tidak, aku tidak mau"

Cukup lama mereka berpelukan, namun tak ada satu dari mereka mengeluarkan kata-kata. Mereka lebih memilih untuk diam dan menikmati ketenangan yang menyelimuti mereka.

"Wonwoo" Wonwoo membuka matanya dan mendapati sosok Joshua yang berdiri tak jauh darinya. "Aku ingin berbicara sesuatu" Wonwoo terdiam sejenak selagi menikmati pelukan dari Seung-Yo.

"Kau Joshua kah? Terimakasih mau menjaga Wonwoo" tiba-tiba Seung-Yo melepaskan pelukan, ia menghampiri Joshua, memeluk sambil menepuk-nepuk bahunya.

"Terimakasih"

"Jaga Wonwoo, ia mudah sekali terkena flu, ah tuan Wonwoo aku pergi dulu sebentar"

"Jangan panggil aku- Haish" kesal Wonwoo mendengar Seung-Yo memanggilnya dengan sangat formal.

Kini perhatiannya jatuh pada Joshua yang sejak tadi tersenyum padanya. Wonwoo menjadi gugup sendiri, karena merasa atmosfer saat ini menjadi berbeda dari sebelum ia pertama kali bertemu dengan Joshua beberapa minggu lalu.

"Kau habis menangis?" Tanya Joshua.

"T-tidak" ucap Wonwoo gugup sambil mengusap wajahnya. Tiba-tiba Joshua menghentikan aksinya, dengan mengusap air mata yang masih tersisa dengan sapu tangan miliknya.

"Hyung.. Apa maksudmu-" Joshua langsung menarik pergi Wonwoo pergi dari ruang sana.

Wonwoo hanya pasrah dan memperhatikan punggung Joshua, kenapa Joshua melakukan hal ini? Apakah ia melakukan hal ini karena ingin melindunginya dari Mingyu atau memang Joshua menyukainya?

Tidak mungkin, toh Wonwoo bisa menebak tatapan Joshua pada Jeonghan ketika makan malam tadi. Ia terlihat begitu senang memandangi tingkah Jeonghan.

"Kita berbicara disini saja" Joshua menyeret Wonwoo menuju sebuah balkon dan menyuruh laki-laki kurus itu untuk duduk di berdiri di sampingnya dan mereka berdua saling memandangi langit malam. Bulan sangat cerah, namun tertutupi dengan awan mendung pada malam itu dan seolah-olah keadaan langit itu benar-benar menggambarkan perasaan hati Wonwoo.

Wonwoo mengepalkan tangannya, jantungnya berdegup sangat cepat dan ia tak ingin kecanggungan itu membunuhnya.

"Wonwoo-"

"Hyung-"

Wonwoo dan Joshua sama-sama langsung terdiam nelihat keduanya ingin memulai pembicaraan. Tapi Wonwoo terlihat semakin gugup dan mempersilahkan Joshua untuk melanjutkan ucapannya.

My Wife ; MeanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang