8 - A Jealous Wonie?

7.7K 913 27
                                    

"Kau tidak tahu tujuan ibumu kenapa kita tinggal bersama?!" Mingyu diam, ia tentu terkejut melihat kemarahan Wonwoo. Mereka berdua hampir saja basah kuyup oleh hujan yang turun secara tiba-tiba disana dan langsung saja memberhentikan sebuah taksi.

"Jadi kau selama ini, mau aku adukan pada ibumu-" Tiba-tiba Mingyu mencengkram tangan kurus Wonwoo kemudian menariknya, membuat tubuh mereka lebih dekat. Mingyu dapat merasakan nafas Wonwoo yang terengah-engah dan air mata yang mengalir dari kedua matanya.

"Berani adukan? Kau ingin aku kuliti?" mata Wonwoo terbelalak menatapnya, mata musang itu memandangnya dengan berkaca-kaca. Mingyu bahkan mengakui dalam hati jika mata tersebut benar-benar indah, namun tak lama Wonwoo terlihat lebih tenang dan malah tersenyum.

"Ancaman itu tidak mempan padaku" jawab Wonwoo.

"Lalu?"

"Lalu aku hanya peduli padamu!" tiba-tiba Wonwoo mendorong tubuh Mingyu dan membuat punggung laki-laki berkulit tan itu menyentuh pintu taksi. Wonwoo meraih kerah pakaian Mingyu dan menatapnya tajam, ia menggigit bibir bawahnya makin keras seiring dengan Mingyu yang memandangnya datar.

"Kau hanya pembantu-"

"AKU CALON PASANGAN HIDUPMU!"

"Istri?"

Eh.

Mingyu hanya menggaruk-garuk lehernya yang tidak gatal kemudian mendorong tubuh Wonwoo dengan pelan untuk duduk, ia juga sedikit tidak enak karena merasakan pakaian Wonwoo yang basah. Wonwoo juga tidak menolak dan pasrah dengan yang Mingyu lakukan.

Setelah itu kesunyian menyelimuti mereka, Mingyu melihat ke luar jendela dengan tatapan bosannya sedangkan Wonwoo menunduk malu. Wonwoo sesekali menutup wajahnya dengan salah satu tangannya, apa yang ia barusan lakukan?

Rencana untuk kabur dari rumah pun ia pertimbangkan lagi karena ucapannya tadi, jantungnya berdetak dengan cepat dan perutnya terasa mual.

"Aku tak percaya, megapa ibu tidak pernah berbicara sebelumnya padaku? Memang kapan ibu mengatakannya?" gumam Mingyu, Wonwoo hanya diam, sibuk dengan rasa mualnya.

Kesal karena tidak direspon dengan Wonwoo, Mingyu menoleh marah pada Wonwoo namun yang ia dapatkan, adalah Wonwoo yang sedang muntah.

"O-Oi!?"

.

.

.

.

.

.

.

"Lepas!" Wonwoo berusaha berontak, melepaskan genggaman Mingyu darinya dan berlari masuk ke rumah. Mingyu segera membayar biaya taksi dan kemudian langsung berlari menyusul Wonwoo.

Mingyu jujur heran dengan tingkah Wonwoo, entah mengapa ia berbeda dari kemarin-kemarin , bahkan Mingyu sedikit merasa takut melihat Wonwoo yang biasa tenang dan tidak pernah meneriakinya itu tiba-tiba berubah.

Mingyu juga sedikit tertekan dengan kata-kata sang ibu, yang tak sengaja mendengar jika Wonwoo adalah kakak kandungnya. Sontak Mingyu merasa tidak bisa menerima kenyataan sampai sekarang dan sekarang Wonwoo malah berkata seperti itu.

Lagipula ia telah memiliki Jeonghan, ck, ia masih tidak mempercayai perkataan temannya yang katanya melihat Jeonghan sedang berduaan dengan orang lain. Apa dia selingkuh? Mingyu juga bisa!

"Oi" Mingyu memanggil Wonwoo sedang di dalam kamar mandi dan mengetuk-ngetuk pintunya "Kau marah?"

Tak ada jawaban, Wonwoo juga sedang mandi sambil bernyanyi di kamar mandi, Mingyu hanya terseyum kecil dan berjalan menuju dapur. Ia pun hanya bisa membuatkan omelet untuk Wonwoo, pasti ia lapar.

Setelah makanannya siap, Mingyu pun memutuskan untuk menonton tv, laki-laki bertubuh jangkung itu juga menyadari jika ia tidak memiliki cemilan di rumahnya, kulkasnya juga tadi hanya bersisa satu telur dan tidak ada apapun yang bersisa disana-

Wonwoo makan apa selama ini?

Mingyu menoleh ke samping, melihat Wonwoo yang duduk di sebelahnya sambil membawa omelette buatannya. Wonwoo pun menyuapkannya pada Mingyu, sempat menolak tapi pada akhirnya Wonwoo memaksanya untuk memakannya.

Sempat terlarut dengan film yang mereka tonton, Wonwoo pun membuka pembicaraan.

"Kau sering bertemu dengan nyonya Jeon? Kau bermain dengannya?" Mingyu tiba-tiba diam mendengar pertanyaan Wonwoo "Mingyu?"

"A-Aku bertemu dengannya beberapa hari lalu dan tadi sore aku bertemu dengannya-"

"Lalu bermain dengannya? Aku tidak menyukainya, dia jalang-"

"Apa maksudmu? Kau tidak berkaca?" Tanya Mingyu kesal, Wonwoo sempat diam. "M-Maksudku, kau hamil sekarang-"

"Hah? Jadi kau pikir ini anak siapa?" Tanya Wonwoo dingin pada Mingyu, Mingyu hanya diam lalu menghindari tatapan Wonwoo "Dia jalang, tapi dia.. Ibuku bodoh"

Mingyu diam.

















a/n: Pengen lanjutin Innocent Mate malah lancar ngelanjutin My Wife...


My Wife ; MeanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang