13 - Blabbering

5.3K 646 65
                                        

Nyonya Kim terdiam kemudian membuka handphonennya dan memandangi foto Wonwoo, benarkah jika Wonwoo adalah benar-benar anaknya? Namun dilihat hasil menyebutkan, ya, hasil tes DNA yang telah dilakukannya membuktikan jika Wonwoo adalah anaknya. Namun ia baru saja menceritakan hal itu pada tuan Kim dan supirnya yang notabene adalah bukan ayah dari Wonwoo selama ini.

"Seung-Yo-ah.. Maaf" nyonya Kim menghentikan makannya dan memandang sang supir yang sedang makan bersamanya itu.

"Tidak perlu meminta maaf padaku nyonya Kim.. Memang seperti itu hasilnya, aku tidak keberatan untuk melepas Wonwoo karena ia berhak mendapatkannya" Seung-Yo, yang ternyata ayah angkat dari Wonwoo itu tersenyum pada nyonya Kim.

Nyonya Kim sendiri masih bingung, ia ingin sekali langsung membicarakan hal ini pada Mingyu tapi tiba-tiba ia merasakan rasa tak nyaman yang tidak dimengertinya.

"Kalau begitu bagaimana dengan keadaan anakmu sekarang? Sekarang Wonwoo telah menjadi tanggung jawabku, aku ingin membantumu karena kau telah bekerja disini dalam waktu yang bisa dibilang cukup lama" nyonya Kim tersenyum pada Seung-Yo.

"Aku bingung nyonya Kim, sebenarnya saya belum sempat bertemu dengannya dan sudah berkali-kali menghubungi istri saya tapi ia sulit sekali. Aku bahkan tidak tahu kabarnya sekarang bagaimana, berhubungan nyonya Kim juga sedang sibuk mau bagaimanapun aku hanya bisa berdoa agar istriku dapat menjaga anak saja dengan baik" 

Nyonya Kim menepuk pundak Seung-yo pelan.

"Tidak ada ibu yang membenci anaknya, aku yakin itu"

"Ne" jawab Seung-Yo pelan "Kuharap.."

"Ngomong-ngomong aku terkejut jika Wonwoo hamil, tadinya aku ingin dia kuliah" Seung-Yo tersenyum.

"Wonwoo dari dulu memang senang sekali berganti-ganti pasangan karena sering dihianati kekasihnya dan kuharap kali ini kekasihnya  mau bertanggung jawab haha" Nyonya Kim terlihat terbengong memandangi piringnya yang sudah kosong.

"Aku.. Sebenarnya kurang tahu mengapa ada laki-laki yang bisa hamil seperti Wonwoo dan aku juga memiliki teman yang seperti itu juga, dia Kim Jaejoong"

"Tuan Kim Jaejoong?! Hoo begitu nyonya, maaf saya sedikit terkejut"

"Hahaha tidak apa-apa, maksudku.. Wonwoo.. Karena ia anakku sekarang, aku harus sering mengecek keadaannya. Yang aku tahu itu janin laki-laki yang sedang mengandung lebih lemah dari pada wanita"

"Tapi mereka juga laki-laki, masa mereka lemah-"

"Aku melihat sendiri bagaimana Jaejoong hampir keguguran, kondisi kandungannya sangat lemah dan aku benar-benar bisa merasakan kesedihannya saat itu... Saat sang kekasih terbunuh karena urusan bisnis keluarganya dan Jaejoong membesarkan anaknya sendiri, tanpa ingin diurus oleh seorang baby sitter"

Seung-Yo menganggukan kepalanya, tak lama seorang pelayan wanita datang dan membereskan piring-piring mereka.

"Ngomong-ngomong saya harus menjemput tuan Kim, terimakasih untuk semuanya nyonya Kim. Anda adalah orang yang sangat lembut terhadap para bawahan anda, begitu juga tuan Kim. Tapi sayangnya sifat Mingyu yang keras itu terkadang membuat saya sedih, terlebih lagi ia tinggal bersama Wonwoo, saya kadang menjadi khawatir" ucap sang supir itu pada nyonya Kim.

"Tenang saja.. Aku yakin, Mingyu akan berubah, Seung-Yo-ah" Seung-Yo menganggukan kepalanya kemudian pamit pada nyonya Kim untuk menjemput ayah dari Mingyu itu. Nyonya Kim menyilangkan lengannya di dadanya, kepalanya mendongak ke atas, memandangi lampu-lampu ruang makan itu. 

000

"U-Ugh.. Apa-apaan dia, tiba-tiba pingsan ketika aku setubuhi" Mingyu bergumam pada dirinya ketika melihat Wonwoo yang terbaring lemas di sampingnya. Mingyu pun menyelimutinya dan tanpa disadarinya sejak tadi ia 'betah' memandangi wajah Wonwoo.

"Huh? Dia hanya kurus dan berkulit pucat, tak ada sesuatu yang special.. Tapi kenapa ibu mau aku tinggal dengannya? Ia juga hanya seorang anak supir, cih."

Tanpa disadari Mingyu, jantungnya sedikit berpacu cepat ketika berlama-lama memandangi wajah Wonwoo yang begitu tenang itu. Rasa stress dan bebannya seolah menguap melihat wajah tenang Wonwoo. "Yang benar saja aku menikahinya"

Mingyu turun dari kasurnya dan memutuskan untuk mandi, setelah mandi ia sedikit terkejut melihat Dino yang masih terbaring lemah di lantai.

"Oi Dino" Mingyu mencolek-colek pipi Dino dan bermaksud untuk membangunkannya "Dino~"

"Mungkin ia lapar" gumam Mingyu, Mingyu melihat jam di ponselnya menunjukkan pukul 9 malam. Setelah menunggu lama, makanan yang dipesan oleh Mingyu pun datang.

Mingyu mengangkat tubuh Dino dan menemptkannya di sofa, ia menampar sekali lagi wajah Dino agar laki-laki berumur 20 tahun itu sadar. "Dino, kau bangun juga, ini ada burger untukmu"

Dino membuka matanya dan sejenak ia diam, Mingyu mengambil burgernya dan mulai memakannya. Mingyu sempat memisahkan burger untuk Wonwoo, mau bagaimanapun sekarang dirinya yang harus menanggung biaya hidup Wonwoo. 

Nyonya Kim lah yang memerintahkan sang anak untuk melakukannya dan tumben sekali jika Mingyu tidak menolaknya.

"H-Hyung" Dino seolah ketakutan dengan kehadiran Mingyu disana, ia sempat meringis karena tiba-tiba bangun begitu saja.

"Hoi pelan-pelan, aku tahu perutmu itu pasti sakit" Dino memang sudah sering diperlakukan seenaknya seperti ini oleh Mingyu, apakah wajar jika ia tak melawan? Baru saja ia melawan Mingyu dan saat ini, walau akan membahayakan dirinya sendiri.

Setelah Dino berdiam diri cukup lama, akhirnya ia mengambil burger miliknya dan memakannya. Keheningan menyelimuti mereka, juga tiba-tiba ia mengingat Wonwoo.

"D-Dimana Wonwoo hyung?" Tanya Dino.

"Dia tidur" jawab Mingyu singkat sambil memainkan handphonenya.

"Mingyu hyung, sebenarnya... Hyung kenapa"

"Maksudmu?" Tanya Mingyu bingung dengan pertanyaan Dino.

"Hyung.. Sempat mengeluhkan tentang Wonwoo hyung tapi.. Hyung bilang jika.. Kau akan menikahinya" Mingyu pun sempat menghentikan aksinya dan terbengong memandangi layar ponselnya.

"Dunno" jawabnya singkat.

"Mingyu hyung.. Apa kau menyukai Wonwoo hyung?"

"Tidak"

"Tapi tadi kau... Bilang istrimu.."

"...."

"Tapi.. Hyung, bagaimana jika aku.. Jika aku.. Menyukainya"

"Menyukai siapa?"

"Wonwoo hyung.."

"... Kau mau kubunuh?"

"Hyung! Yang bener dong!"

"Yakk Wonwoo milikku"

"Tapi hyung tidak suka!"

"Iya sih, dia sampah"

"Hyung kejam!"tak lama mereka berdua tertawa, suasana sedikit hangat melihat mereka yang berbicara seperti biasa kembali. Suara tertawa mereka itu tak sadar telah membuat Wonwoo bangun sejak tadi.







a/n:

Melihat banyak yang gereget sama Mingyu di ff ini, jadi Moki memutuskan untuk update lagi.

:DDDDDDDDDD

My Wife ; MeanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang