5 - Uncover.

9.6K 1.1K 71
                                        

Mingyu hanya diam memandangi tubuh Wonwoo yang tak sadarkan diri di kamar Wonwoo, kedua orang tua Mingyu juga kaget melihat keadaan Wonwoo yang memiliki luka di kepalanya dan lebam di beberapa bagian tubuhnya, setelah dokter yang dipanggil oleh mereka memeriksanya.

"Mingyu, ikut ayah" Mingyu langsung mengikuti sang ayah, berjalan pergi keluar kamar Mingyu. Sedangkan ibu dari Mingyu sejak tadi memandangi Wonwoo penuh cemas. Nyonya Kim dapat mendengar suara teriakan suami yang membentak sang anak habis-habisan bahkan mendengar suara beberapa benda pecah dari ruang tamu.

Tapi nyonya Kim tak berniat untuk menghampiri mereka, ia benar-benar khawatir pada keadaan Wonwoo.

Ia sendiri juga masih belum bilang pada Mingyu jika Wonwoo adalah kakaknya, namun awalnya ketika makan malam nyonya Kim berniat untuk memberi kejutan untuk Mingyu. Namun melihat sang anak yang tiba-tiba membopong Wonwoo yang tak sadarkan diri, membuat acara makan malam mereka di sebuah restoran cukup mahal itu kacau.

Ayah dari Mingyu sudah marah-marah dan kesal sendiri melihat anaknya itu mengacaukan makan malam bersama mereka, padahal untuk mendapatkan libur dari pekerjaannya cukup sulit.

"Kebetulan sekali anda memanggil saya" ucap dokter itu "Saya juga pernah menangani seperti ini" ucap dokter itu tiba-tiba dan membuat ibu dari Mingyu itu terkejut dari lamunannya.

"Maksud anda?" Tanya sang nyonya Kim.

"Hm, Wonwoo termasuk laki-laki yang dapat hamil karena ketika mereka sedang awal kehamilan terdapat sebuah tanda seperti ini, kau dapat melihatnya? Mereka terlihat seperti laki-laki biasa tapi ketika mereka sedang hamil, terlihat jelas jika kau memeriksanya" dokter itu memperlihatkan suatu tanda yang berada di perut Wonwoo.

"Jadi Wonwoo.. Oh tuhan, dia punya rahim?" Tanya nyonya Kim sambil menutup mulutnya tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Sebenarnya akan ketahuan jika dilihat dengan rontgent atau x-ray, tapi kebetulan sekali terdapat tanda di perutnya ini. Namun jika masih ragu bisa dicheck menggunakan pregnancy test khusus untuk pria yang dapat hamil, karena hormon yang dikandung oleh perempuan dan laki-laki yang  hamil ini berbeda" nyonya Kim menganggukan kepalanya, ia juga kebetulan memiliki teman laki-laki yang dapat hamil.

Tapi nyonya Kim tak menyangka jika Wonwoo juga akan seperti itu, tiba-tiba nyonya Kim menepuk bahu dokter karena shock.

"J-JADI WONWOO H-H-HAMIL??!!!" nyonya Kim sendiri begitu menyadari dengan apa yang dokter tadi katakan sehingga ia baru saja terkejut dengan apa yang didengarnya beberapa saat kemudian, mungkin karena efek kelelahan karena pekerjaan.

"Jika kau masih ragu, aku akan mengambil darah Wonwoo untuk mengeceknya juga akan membawakann anda pregnancy test "

000

Nyonya Kim mengobati lebam-lebam pada wajah Mingyu sambil mendengar celotehan sang suami yang terus menceramahi Mingyu, walau sebenarnya nyonya Kim sudah lelah mendengar keadaan Wonwoo ditambah lagi dengan Mingyu yang berulah.

"A-Aww sakit ibu" rengek Mingyu namun nyonya Kim mengabaikannya dan terus mengobati Mingyu dengan sedikit kasar.

"Diam, kau akan sembuh lebih cepat jika seperti ini" Mingyu langsung diam, ia kesal jika sang ibunya terlihat tidak mempedulikannya. 

"Mingyu, ibu ingin berbicara denganmu setelah ini. Ayah, maaf boleh beri kita privasi?" sang suami pun mengangguk kemudian memilih untuk pergi dari rumah yang Mingyu dan Wonwoo tempati itu, kepalanya sudah sangat pusing dan ia lebih memilih untuk mencari udara segar.

.

.

.

"A-Apa!?" Mingyu cukup terkejut pada ucapan sang ibu, walau ia sempat tidak percaya dengan yang Wonwoo katakan sebelumnya namun kini ia harus menerima. "Hamil?"

"Ne, juga luka lebam pada Wonwoo, apakah kau yang memukulnya?" Mingyu hanya diam saat itu, nyonya Kim sebenarnya sudah kewalahan sendiri untuk memberi tahu Mingyu agar jangan melakukan kekerasan fisik pada siapapun. "Ngomong-ngomong... Apa Wonwoo memiliki kekasih?"

Jantung Mingyu hampir berhenti, mengapa Mingyu kesal sendiri mendengarnya? Kekasih? apa ibunya itu melihat Wonwoo dengan orang lain, tanpa disadari Mingyu menggigiti bibir bawanya sendiri.

"Mingyu! Jawab ibu!" Mingyu kaget dari lamunannya, ia langsung memandang ibunya setengah terbengong. Ternyata sang ibu hanya menanyakan apakah Wonwoo sudah memiliki kekasih atau belum.

"Memang kenapa?" Tanya Mingyu bingung, lebih tepatnya jadi seperti orang bodoh.

"Hei kau kenapa? Ibu hanya bertanya apakah Wonwoo sudah memiliki kekasih atau belum? Mungkin saja Wonwoo dihamili oleh kekasihnya-"

"Atau mungkin saja ia jadi korban pelecehan, aku tidak tahu bu-"

PLAK

Mingyu sangat shock, sang ibu tidak pernah sekalipun menyakitinya apa lagi melakukan kekerasan fisik, tiba-tiba menamparnya dengan amat sangat keras.

"Jangan bebricara yang tidak-tidak, cepat jawab yang benar!"

"Lee Chan-"

"Mingyu!! Jawab dengan jelas-"

"Lee Chan! Aku sudah menjawab dengan jelas dan jangan potong ucapanku ibu! Namanya Lee chan! Nama pacar Wonwoo!" Mingyu meruntuki sendiri telah menyebutkan nama teman dekatnya itu, mudah-mudahan saja ibunya tidak bertindak yang aneh-aneh.

"Oke, ibu akan mencari siapa itu Lee Chan"

Mingyu mengusap wajahnya kasar.

Sial. Ia lupa jika ibunya adalah orang yang luar biasa 'kepo' jika sudah menyangkut apa yang dipedulikan dan disukainya. Namun Mingyu menyadari suatu hal, mengapa sang ibu terlihat lebih peduli pada Wonwoo? Memang Wonwoo siapanya? 

Bukankah Wonwoo adalah tak lebih adalah anak dari supir orang tuanya?





a/n: Bonus ¯\_(ツ)_/¯

My Wife ; MeanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang