6 - Dawn.

8.7K 1K 114
                                    

"Hyung tega sekali! Bagaimana kau bisa mengatakan hal seperti itu pada orang tuamu?!" Mingyu langsung menutup kedua telinganya mendengar rengekan adik kelasnya semasa kuliah itu.

"Aish Dino, ayolah, aku akan memberikan apapun yang kau inginkan-"

"Sungguh?! Aku ingin pacar! Ps Vita terbaru! Skateboard baru-" Mingyu langsung meletakkan telunjuknya di depan mulut Dino.

"Apapun" tambah Mingyu lagi "Tidak sekalian pulau Jeju?"

"Nanti aku bisa dilempar jeruk oleh Seungkwan hyung jika memiliki pulau Jeju!" Mingyu hanya tertawa mendengar perkataan Dino, kemudian ia memasukkan tanganya ke saku.

"Yah ayo ikut ke rumahku untuk bertemu dengan Wonwoo" tawar Mingyu "Kali aja nanti kamu bakal naksir, terus kau bisa membawanya pergi dan aku bisa tinggal sendiri atau mengajak mantan-mantanku untul tinggal bersamaku"

Dalam hati Dino meringis, seperti apakah sosok itu? Mengapa Mingyu benar-benar terlihat sangat membencinya, apakah sosok itu sangat menjijikan? Memiliki sifat angkuh yang bahkan sifatnya lebih burul dari Mingyu itu sendiri?

Dino mencubit dirinya sendiri, apa yang barusan ia pikirkan? Selama perjalanan dengan menggunakan taksi, Dino memandangi keluar jendela.

Tiba-tiba ia memikirkan kucingnya yang sedang tidur di kasurnya, ia jadi ingin buru- buru pulang. Dino sangat menyayangi peliharaannya, kucingnnya juga sangat manja padanya sampa-sampai ia pernah seharian di apartemennya hanya untuk bermain dengan kucingnya.

Dino sedikit terkejut ketika ia merasa seseorang menepuk bahunya dengan keras. Ia mendapati laki-laki berkulit tan itu menyuruhnya untuk turun.

Dino pun turun dan meneguk ludahnya ketika melihat seseorang sedang mengintip dari jendela, ditambah lagi kulit orang tersebut pucat.

Apa itu hantu? Dino jadi takut.

000


"Kau ingin apa?" Dino hanya diam, membiarkan Wonwoo yang sejak tadi menawarinya ingin meminum apa, ia malah terpana dengan rumah yang Mingyu tinggali juga beberapa koleksi komik dan buku-buku milik Mingyu.

"Beri saja dia cola di kulkas" ucap Mingyu tak acuh kemudian berjalan menuju kamarnya. Wonwoo pun langsung pergi ke dapur tanpa sepatah katapun.

Dino langsung berjalan menuju koleksi-koleksi buku yang ada di ruang tengah, ia terpana melihat beberapa koleksi komik dan novel yang lengkap. Tapi Dino lebih terpana melihat deretan komik kesukaannya ada disana.

"Wow Mingyu hyung mengoleksi semua komik Miiko *-*~"

Dino pun langsung mengambil beberapa komik dan mulai membacanya, karena terlalu fokus membaca komik sampai-sampai Dino tak menyadari Wonwoo yang duduk di sebelahnya sambil menonton tv.

"HWAAAA" kaget Dino karena menyadari keberadaannya Wonwoo yang menurutnya tiba-tiba itu. Wonwoo hanya tersenyum kecil dan menunjuk sepotong kue dan teh yang diletakkan di meja tamu. Dino langsung berbinar dan langsung memakan sepotong kue yang disuguhkan untuknya, seolah sedang dengan suguhannya, senyuman Wonwoo semakin mengembang melihat tingkah Dino yang mengingatkannya pada adiknya.

Ah..

Wonwoo jadi tersenyum miris, ia jadi teringat adiknya yang sedang sakit di rumah, sang adik sejak kecil sudah lumpuh dan biaya berobat pun tak mampu terbayar oleh sang ayah. Sang adik kini hidup bersama neneknya sedangkan sang ibu entah kemana keberadaannya. Namun terakhir kali Wonwoo pernah melihat sang ibu berjalan dengan seorang pemuda tinggi berambut abu-abu, berjalan menuju sebuah klub.

Wonwoo selalu bilang pada sang ayah jika ceraikan saja sang ibu, namun yang ada Wonwoo mendapat gamparan keras dari ayahnya, yang kemudian sebuah ciuman mendarat di keningnya ketika sang adik menenangkan dirinya yang menangis. Namun tiba-tiba Wonwoo teringat nyonya Kim yang memanggilnya jika ia adalah anaknya.

Tapi Wonwoo memikirkan adiknya yang sedang sakit, mungkinkah adiknya juga anak dari nyonya Kim? Namun Wonwoo teringat kembali jika ia satu-satunya yang memiliki perawakan kurus dan tinggi di keluarganya, bahkan ketika kecil, tak jarang ibunya selalu bilang jika ia hanyalah anak yang dipungut dari keresek hitam.

Namun sang adik selalu protes dan selalu berkata jika ia sangat menyayangi Wonwoo lebih dari apapun, bahkan ketika Wonwoo disuruh untuk tinggal bersama Mingyu, sang adik menangis meraung raung. Untuk menyenangkan adiknya, Wonwoo selalu pulang untuk bertemu adiknya dua minggu sekali.

Wonwoo tersadar dari lamunanya dan menggeleng kepalanya pelan, tak disadari Wonwoo mengelus-elus lembut rambut Dino yang begitu lembut.

"Hyung?"

"M-Maaf.." Wonwoo buru-buru meminta maaf dan berlari ke dapur, disana ia malah menangis dalam diam. Ia menggigit bibir bawahnya kemudian membasuh wajahnya, sesekali ia mengelus perutnya yang masih rata.

Ia masih terbayang wajah nyonya Kim yang terlihat sangat khawatir dengan keadaannya, disusul dengan ekspresi wajah tuan Kim yang begitu tidak bersahabat. Wonwoo malah jadi tidak enak hati dan merasa akan merepotkan mereka, walau Wonwoo tidak pernah mendapat jawaban mengapa ia harus tinggal bersama Mingyu.

Wonwoo merintih karena sakit di kulit perutnya yang membiru dan kepalanya juga terluka akibat ulah Mingyu saat di kafe. Wonwoo sendiri bingung, bagaimana cara yang baik dalam berkomunikasi dengan Mingyu.

Wonwoo tiba-tiba diam ketika melihat Dino yang sudah berdiri disampingnya, mencuci kedua tangan, piring dan cangkir.

"Ah.. Anu" Dino menoleh dan tersenyum canggung pada Wonwoo.

"M-Maaf hanya saja kue itu kesukaanku, maaf aku tidak sempat berterimakasih" Wonwoo hanya tersenyum kecil.

"Ne" jawab Wonwoo.

"Ah, ngomong-ngomong apa kau... Wonwoo hyung?" Wonwoo memiringkan kepalanya lucu, tak lama ia menganggukan kepalanya pelan.

Dino mengerutkan keningnya, ia mengingat kembali 'curhatan' Mingyu tentang Wonwoo di yang selalu ia dengar.

'Dia itu cengeng'

'Diam seperti batu, awkward sekali!'

'Tatapan matanya begitu kosong, kau seolah tidak pernah ditanggapi olehnya jika mengobrol dengannya'

'Auranya tidak bersahabat'

Dino menganggukan kepalanya pelan, yang itu benar. Terlihat dari mata Wonwoo yang membengkak, ia habis menangis bukan?

'Dia jelek, segalanya jelek membuatku mual'

'Tubuhnya kurus dan jelek seperti gembel'

'Kulitnya terlalu putih pucat , membuatnya terlihat seperti mumi!'

'Tak ada bagusnya dari dirinya, kau akan selalu awkward bersamanya'

Dino menggelengkan kepalanya pelan, yang itu salah.

"Kamu temannya Mingyu?" Dino tersadar dari lamunannya dan mengangguk kepalanya pelan "Maukah kau bercerita sedikit tentang Mingyu?"

Dino hanya menganggukan kepalanya gugup.

Gugup? Ngomong-ngomong kenapa ia jadi gugup begini.





a/n: Chanwon lagi, lagi suka chanwon akk :>

My Wife ; MeanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang