21 - Menunggumu.

3.2K 390 49
                                    

Wonwoo menjalani hari-harinya seperti biasa, walau agak merasa kesepian karena Mingyu yang tidak kunjung pulang ke rumah selama tiga minggu. Dino juga tidak pernah pulang dan tidak pernah pergi dari sisi Wonwoo sementara Joshua kembali sibuk dengan kuliahnya, sesekali ia mengirim pesan pada Wonwoo untuk menanyai keadaannya.

Wonwoo awalnya biasa saja, menganggap jika ia memiliki urusan lebih penting mengenai pernikahannya dan Jeonghan, tapi jika sampai hampir satu bulan tidak pulang ke rumah, Wonwoo menjadi sangat khawatir. Wonwoo juga tidak memiliki nomor telepon Jeonghan sehingga ia benar-benar tidak tahu keadaan Mingyu.

Wonwoo ingin mencari keadaan Mingyu tapi tidak bisa meninggalkan rumahnya begitu saja dan ia juga menjadi mudah lelah seiring dengan umur kandungannya yang terus bertambah tiap bulannya.

Dino juga sudah berkali-kali menghubungi Mingyu, bahkan panggilannya tidak pernah tersambung. Wonwoo sempat bertanya pada sang ayah, namun sang ayah tidak pernah meresponnya dan ia tahu jika kedua orang tua Mingyu juga sedang sibuk dengan pekerjaan mereka.

Memikirkan semua itu sampai membuat Wonwoo sendiri lupa untuk makan atau tidur, namun ia tidak menolah ketika Dino membuatkannya segelas susu setiap dua hari sekali. Tapi Wonwoo akan menolak ketika Dino menyuruhnya makan.

Wonwoo hanya terus merenung di balkon jika sudah pasrah dan tidak mencari keadaan Mingyu. Memandangi langit sore membuat dirinya lebih tenang. Ia juga sudah menaruh kepercayaan pada Mingyu jika laki-laki berkulit tan itu akan baik-baik saja.

Mata Wonwoo reflek tertutup ketika merasakan air hujan mulai turun dan membasahi bumi, namun laki-laki kurus itu tidak berniat pindah dari tempatnya, membiarkan air yang turun dari langit membasahi sekitarnya termasuk dirinya.

"Wonwoo hyung, ayo- Oh tuhan! Hyung kau harus masuk, diluar hujan!" Dino menghampiri Wonwoo dan berusaha menariknya.

"Tidak Dino, biarkan"

"Wonwoo hyung-"

"Tidak, aku ingin melihat langit sore. Kau lihat? Hujan tapi langit beigtu terang, aku menjadi lebih tenang dari sebelumnya" Dino mengelap wajahnya yang basah karena hujan yang semakin deras.

"Wonwoo hyung kau bisa sakit-"

"Mingyu" Dino menggigit bibir bawahnya, ia lama-lama menjadi pusing sendiri mendengar nama itu. Sang pemilik nama malah tidak bertanggung jawab, padahal sering digumamkan dari mulut sang pujaan hati. "Mingy-"

Wonwoo terkejut dengan Dino yang tiba-tiba menyeretnya untuk masuk kedalam rumah Wonwoo sempat menolak namun rasanya tubuhnya terlalu lemas dan ia pasrah ketika Dino melemparnya ke sofa.

Wonwoo berniat untuk membuka suara dengan tindakan Dino, tapi ia melihat ada yang berbeda dari Dino saat ini. Dino menatapnya kesal, tidak pernah Wonwoo melihat laki-laki berumur 20 tahun itu menatapnya seperti itu. Bahkan ia hanya menatapi Wonwoo dengan marah cukup lama, sampai akhirnya ia membuka suara.

"Hyung, kau jangan egois. Ada bayi di perutmu, kau harus makan dan aku sudah mencoba membuatkanmu bubur tapi kau menolaknya. Aku tahu rasanya tidak begitu enak tapi aku selalu mencoba untuk membuatnya sampai aku yakin rasanya sudah enak tapi kau menolaknya. Kau tidak tahu rasa sakitnya aku melihatmu seperti ini karena Mingyu hyung yang brengsek itu-"

"Dino, jangan sebut Mingyu brengse-"

"MEMANG KENYATAANNYA SEPERTI ITU 'KAN? JUGA JANGAN POTONG UCAPANKU, HYUNG!"

Wonwoo menahan nafasnya ketika melihat Dino berteriak seperti itu, ia juga mulai kedinginan dan gemetaran. Tidak tahu kenapa, Wonwoo ketakutan melihat Dino yang bahkan terlihat lebih menyeramkan dari Mingyu.

"Kau tahu jika aku menyukaimu kan hyung? Aku tidak pernah bercanda tentang hal itu, walau aku tak bisa mendapatkanmu setidaknya aku bisa membantumu TANPA ada unsur modus atau ingin diperhatikan olehmu. Aku sangat tulus ingin membantumu karena kulihat Mingyu hyung sangat cuek, namun hyung tidak tahu masalah apa yang sedang ia landa, berkali-kali bahkan aku temukan jika ia hampir bunuh diri. Mingyu hyung sebenarnya sosok yang sangat bertanggung jawab, aku bahkan sampai tidak bisa meninggalkan Mingyu hyung begitu saja karena ia sudah menolong keluargaku sampai bisa hidup seperti ini"

Dino mengusap air matanya yang tiba-tiba turun dari matanya, Wonwoo masih diam, ia tidak berniat untuk memotong perkataan Dino.

"Mingyu hyung hanya ingin meninggalkan kebodohannya dan memperbaiki masa depannya, ia sempat frustasi ketika mempermainkan perasaan Jeonghan hyung. Mingyu hyung menjadi lebih sensitif dan lebih ingin menjaga perasaan orang lain, walau ia memiliki amarah yang buruk. Melampiaskan amarahnya dengan membabi buta orang sekitarnya, terkadang ia akan mengurung diri atau menyendiri dengan pebuatan buruk yang ia lakukan... Ia juga terkadang sangat kekanakan karena ingin bersenang senang dengan hidupnya... M-Mingyu hyung.. Hiks" 

Wonwoo tersenyum kecil, ia tahu jika Mingyu tidak seburuk itu.

"I-Itu semua karena penyakit sialan itu" gumam Dino lagi.

"Penyakit?" Tanya Wonwoo.

Dino terkejut, ia keceplosan.

"P-Penyakit amarahnya m-maksudku"

.

.

.

.

.

.

Mingyu membuka matanya, ia mendapati dirinya tertidur di lantai kamar apartemen miliknya dan Jeonghan. Mereka membeli sebuah ruangan apartemen untuk hunian mereka sementara. 

Jeonghan juga sedikit sedih dengan keadaan Mingyu yang semakin hari semakin diam, Mingyu memilih untuk diam di kamarnya dan tidak ingin diganggu. Akhirnya Jeonghan memilih untuk kembali ke rumahnya dan membiarkan Mingyu berdiam diri di apartemen itu sendirian. Sebenarnya kabar pernikahan Jeonghan dan Mingyu belum diketahui orang tua Mingyu sendiri karena mereka sedang sibuk.

Tetapi Jeonghan sudah mengabari kepada orang tuanya walau orang tuanya malah sempat tidak menyetujui hubungan mereka. Sebenarnya Jeonghan sudah dijodohkan dengan orang lain tapi Jeonghan bersikeras ingin menikah dengan Mingyu.

Mingyu beranjak menuju kamar mandi, ia melihat dirinya yang sangat berantakan. Sudah hampir dua minggu lamanya ia tidak makan, bahkan wajahnya kini ditumbuhi kumis dan jenggot yang pendek. Rambutnya sedikit memanjang, kantung mata yang begitu tebal karena ia mengalami insomnia dan semakin hari ia selalu menyadari jika dirinya tidak berguna.

Mingyu melihat sebuah cutter di westafel, beberapa saat ia memandangi benda itu sampai-sampai ia menggelengkan kepalanya dan memutuskan untuk mandi.














a/n: 5K VOTE?! LOPYU SOMUCH READERSDEUL ('3')~


My Wife ; MeanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang