23 : Stay Away from Me

276 56 4
                                    

I will pick you up at 5 p.m.

Senyuman muncul di bibir Taylor Swift ketika membaca pesan yang baru saja masuk ke dalam ponselnya. Pesan dari seseorang yang tak pernah letih untuk muncul dalam pikirannya.

Siapa lagi kalau bukan Harry Styles?

Baiklah, empat tahun memang bukan waktu yang singkat untuk menunggu seseorang, tapi jika pada akhirnya dia datang, tak masalah. Seperti kisah happy ending, kau memang harus menunggu dan bersabar, bukan?

"Apa kau akan senyum tak jelas seperti itu terus atau ikut dengan kami untuk makan siang?"

Taylor menoleh dan mendapati Megan dan Stephanie yang berdiri di depan pintu ruangan, menunggu Taylor. Taylor tersenyum lebar dan mengangguk kemudian, memasukkan ponselnya ke dalam tas kecil merahnya.

"Aku ikut dengan kalian, Girls."

Taylor bergegas menyusul langkah kaki Megan dan Stephanie yang berjalan terlebih dahulu sebelum akhirnya, berhasil menyamai langkah kaki rekan kerjanya tersebut. Mood Taylor sedang baik saat ini. Okay. Sudah jelas alasan utamanya adalah Harry. Alasan lainnya adalah: seharian ini dia tak harus menghadapi Sean yang sejak pagi ikut rapat di luar. Hari ini terasa sangat menyenangkan untuk Taylor.

Menaiki elevator, Megan dan Stephanie sibuk berbincang dan sebenarnya, Taylor terlibat jika saja gadis itu tak mendapat satu pesan dari seseorang yang langsung menyita perhatiannya.

Jangan lupa makan siang, Tay.

Senyuman muncul di bibir gadis itu dan pintu elevator terbuka. Megan dan Stephanie melangkahkan kaki ke luar, begitupun Taylor. Setelah membaca berulang kali, tanpa membalas pesan dari Harry, Taylor memasukan ponsel ke dalam tas kecilnya dan berusaha fokus melangkah bersama teman-temannya.

"Aku ingin ke kantin saja. Sudah lama aku tak makan di kantin."

Megan menghentikan langkah sambil merajuk ketika mereka sampai di pintu ke luar kantor. Stephanie memutar bola matanya. "Tapi menurut jadwal, aku harus memakan masakan Jepang hari ini."

Sebut saja Stephanie aneh. Tapi gadis itu benar-benar membuat jadwal makanan yang akan dia makan selama seminggu penuh.

"Steph, bisakah sehari saja kita lupakan jadwal anehmu itu?"

Stephanie menggeleng. "Tidak, tidak. Kita makan masakan Jepang hari ini, okay? Kau sama denganku, kan, Taylor?" Stephanie meminta dukungan dari Taylor dan Taylor memutuskan untuk mengangguk setuju.

Megan memutar bola mata dan lanjut melangkah dengan langkah besar, setengah kesal. Stephanie dan Taylor terkekeh geli melihat sikap kekanak-kanakan Megan.

Ketiga rekan kerja itu menghentikan taksi yang akan membawa mereka menuju restoran Jepang terdekat. Taylor duduk di samping supir sementara, Megan dan Stephanie duduk di bangku penumpang.

Taksi mulai melaju. Megan dan Stephanie kembali mulai berargumentasi tentang hal tak jelas saat Taylor berusaha fokus pada jalan meskipun, gadis itu tak bisa fokus secara penuh. Matanya sesekali melirik kaca spion taksi yang ditumpanginya.

Sungguh, Taylor berusaha untuk berpikir positif ketika menyadari sebuah mobil sedan hitam mengikuti taksi yang ditumpanginya saat ini. Padahal, Taylor yang mengarahkan jalan ke supir taksi dan Taylor yakin, tak banyak orang yang tahu jalan penuh liku ini hanya untuk mencapai sebuah restoran Jepang yang bahkan belum begitu terkenal di Los Angeles.

*****

"Bagaimana dengan sidang Jafar? Sudah mendapat laporan? Apakah dia berterus terang atau tidak?"

MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang