Semuanya masih terasa sangat tak nyata. Taylor memejamkan mata sebelum mendorong Harry agar menjauh darinya. Gadis itu mundur beberapa langkah dan menatap Harry lekat.
"Seharusnya kau sudah pergi dari sini, kan?" Taylor bertanya, tersenyum tipis.
Harry menggeleng dan merengkuh pundak gadis itu. "Taylor, kenapa kau tak bilang apapun padaku tentang semua ini?! Kenapa kau diam saja?! Kenapa kau—,"
"Kau yang bertugas menginterogasi Jafar, kan?"
Pemuda itu diam dan Taylor memejamkan mata sebelum melanjutkan, "Jafar mengatakan semua itu pada ketua Black Snake tepat sesaat sebelum dia dibunuh. Semua orang yang berpotensi membeberkan rahasia Black Snake akan dibunuh."
Senyuman tipis muncul di bibir gadis itu. Iris birunya menatap Harry, tampak sedikit berair. "Nyatanya, Dad terlibat dengan mereka. Aku merasa bersalah karena telah percaya jika Uncle Yaser tega melakukan semua itu kepada Dad, ketika nyatanya, memang Dad bersalah meski, dia tak mau mengakuinya."
"Taylor, aku—,"
"Kau bisa pergi sekarang, Harry. Aku akan baik-baik saja. Aku jamin." Taylor berkata menekankan tiap kata yang diucapkannya namun, Harry menggelengkan kepala cepat.
"Go with me. Run away from here."
Taylor menggeleng. "Jika kau mengajakku pergi satu atau dua tahun lalu, mungkin aku akan langsung mengiyakan. Tapi sekarang tidak semudah itu. Aku tak bisa pergi, kemanapun. Gerakanku terbatas." Taylor menahan napas dan menghelanya perlahan, "Pergilah, Harry."
"Aku tak akan pergi tanpamu." Harry bersikeras.
"Kau akan mempersulit semuanya. Bukankah kau yang memintaku untuk menjauhimu? Bahkan belum lama kau mengatakan hal itu."
Harry menggeleng. "Itu sebelum aku tahu jika kau—,"
"Aku terlibat dengan Black Snake?" Taylor mengangkat satu alis dan tersenyum tipis. "Aku baik, Harry. Kau juga baik. Lakukan apa yang seharusnya kau kerjakan. Aku akan mendukungmu seratus persen karena aku tahu, kau orang baik."
"Taylor, mana bisa—,"
Taylor menyentakkan pelan tangan Harry dari pundaknya sebelum secara bergantian, merengkuh pundak Harry. Menekannya cukup kuat sambil berkata, "Lakukan apa yang terbaik. Aku percaya padamu."
"Mereka akan membunuhmu karena semua ini! Taylor, ayolah! Jangan keras kepala! Pergi bersamaku sebelum semuanya terlambat!" Harry memaksa, berkata cukup keras.
Lagi, Taylor menggeleng lemah. "Aku tak bisa. Aku tak bisa melakukannya."
Gadis itu menatap dalam Harry dan suaranya kembali terdengar dalam pikiran Harry.
Mereka mengawasiku 24 jam. Aku tak bisa memberimu banyak informasi secara lisan. Aku tahu kau mendengarku. Jafar memberitahuku, tapi dia tak memberitahu anggota Black Snake lain tentang kemampuanmu membaca pikiran.
Harry menelan saliva mendengar semua itu. Jafar...mengatakan semua itu kepada Taylor, tapi tidak dengan anggota Black Snake lainnya.
Mereka memasang alat penyadap pada tubuhku dan aku tak tahu di mana letaknya. Aku tak bisa berkata banyak. Tapi markas utama mereka berada tepat di Gedung Silver. Basement.
Senyuman tipis muncul lagi di bibir Taylor. Gadis itu menggerakkan tangannya mengelus pipi Harry. "Aku sangat merindukanmu."
Kau bahkan tak tahu apa saja yang kulalui hanya untuk menghapus rasa rinduku. Tapi semuanya gagal. Aku masih merindukanmu. Aku senang bertemu denganmu sebelum menghadapi mereka yang akan menemukanku secepatnya dan mungkin, aku akan bernasib sama dengan Jafar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight
FanfictionHarry Styles menyukai Taylor Swift, jauh sebelum akhirnya mendapat kesempatan untuk berada di dekat gadis itu. Tapi tak lama setelah kesempatan itu datang, Harry diberi dua pilihan sulit dan dia selalu berharap pilihannya benar.