Harry Styles memejamkan mata sebelum menurunkan kaca helm pengaman dan juga berfungsi sebagai alat komunikasi yang dia kenakan. Tangannya menggenggam erat shotgun yang akan digunakannya malam ini. Harry bersumpah, malam ini dia harus bisa menangkap biang keladi sekaligus otak utama dari Black Snake. Jika tidak, Harry akan mengundurkan diri dari segala tugas FBI maupun CIA yang dilimpahkan kepadanya. Bukan karena Harry pengecut, tapi karena fakta dia akan kehilangan banyak orang demi pekerjaan seperti ini. Seharusnya dulu, Harry tak menerima tawaran untuk bergabung. Kemampuannya benar-benar menyusahkan dan Harry menyesali kemampuannya saat ini.
"Ed, you're ready?"
Harry mengecilkan volume headset-nya sebelum menjawab, "Wherever you're ready, Payno."
"Ingat intruksiku baik-baik. Kita akan membuat tiga tim yaitu: A, B dan C. Kau ada di tim terakhir, tim C yang akan mengakhiri semua pekerjaan tim A dan B. Tim A akan bertugas memeriksa dan mensterilisasikan kondisi. Tim B yang akan bertugas melumpuhkan jika mereka melawan dan Tim A kesulitan untuk menghadapi mereka. Tim C yang akan menyelesaikan urusan jika Tim A dan Tim B masih kesulitan." Liam menjelaskan lewat sambungan wireless, melalui headset yang Harry kenakan.
Harry diam dan Liam lanjut memberi intruksi, "Tim A akan masuk lima menit lagi. Jika lima belas menit tak ada informasi setelah mereka masuk, maka Tim B akan menyusul, begitupun selanjutnya. Jika memungkinkan, lakukanlah negosiasi, tanpa harus menggunakan kekerasan. Kau mengerti peraturan kita, kan?"
"Aku mengerti."
"Menjauh dari masalah, Ed. Berhati-hatilah dan kumpulkan sebanyak mungkin informasi. Tim A sudah masuk ke dalam gedung. Aku akan terus memantaumu dalam radarku."
Kemudian, sambungan terputus. Harry menarik napas dan menghelanya, menatap beberapa agen yang mulai memasuki gedung dengan penuh kehati-hatian. Harry masih berada di gedung yang berhadapan dengan gedung yang diduga markas Black Snake, mengawasi dengan penuh kehati-hatian.
Harry menunggu intruksi selanjutnya. Menit demi menit berlalu dan tak ada tanda-tanda baik dari dalam sana. Tim B pun mulai bergerak masuk untuk memeriksa keadaan. Liam juga tak kunjung menghubungi Harry. Harry mulai kehilangan kesabaran, ditambah lagi, Tim C hanya terdiri dari beberapa orang yang entah berada di mana saat ini. Tiap agen memang mempunyai tempat persembunyian sendiri, sebelum muncul secara bersamaan untuk menyergap.
Lima belas menit berlalu setelah Tim B masuk dan tak ada tanda apapun yang mengisyaratkan jika mereka baik-baik saja. Harry memejamkan mata dan mulai bersiap. Harry tak tahu apa yang terjadi di dalam sana, tapi dia harus masuk dan menyelesaikan semuanya.
"Ed! Kau bisa mendengarku?"
Akhirnya, suara Liam terdengar. "Payno, bagaimana dengan tim A dan tim B?" Harry bertanya pelan.
"Jangan ke luar sekarang, Ed! Tetap di posisimu sampai kau mendapatkan intruksi dar—,"
"Harry Styles."
Suara Liam tak lagi secara fokus terdengar di telinga Harry ketika suara berat itu terdengar. Harry memutar tubuh dengan cepat sambil menodongkan shotgun-nya. Harry menahan napas mendapati seorang pemuda berpakaian resmi tengah berdiri di hadapannya, tersenyum simpul kepadanya.
"Siapa kau?" Harry bertanya, menyelidik dan suara Liam terdengar lagi secara jelas di telinganya.
"Harry! Siapa yang ada di dekatmu?! Kau bisa mendengarku?!"
Pria itu melangkah mendekat dan Harry masih bertahan di tempatnya, mengarahkan shotgun ke arah pemuda yang sepertinya hanya berbeda beberapa tahun darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight
FanfictionHarry Styles menyukai Taylor Swift, jauh sebelum akhirnya mendapat kesempatan untuk berada di dekat gadis itu. Tapi tak lama setelah kesempatan itu datang, Harry diberi dua pilihan sulit dan dia selalu berharap pilihannya benar.