Part 22 More Hurting

637 71 1
                                    

Hai di lanjut lagi..

Terimakasih atas vote dan partisipasinya membaca ceritaku..

Cerita ini hanya fiksi belaka yang di ambil dari karakter dan peristiwa sejarah..

Happy reading..

____

Bahkan kau berikan mawar untukku
Tidak akan merubah kenyataan apapun bahwa kau harus bersamanya.

♡♡♡♡

Cinta tak harus memiliki tapi bukankah cinta adalah kebahagiaan, lalu bukankah tidak memiliki akan membuat cintamu tersakiti?

****

Langit malam perlahan mulai memudar, matahari malu-malu keluar dari peraduannya, meninggalkan suhu dingin dan juga embun pagi yang basah tapi memberikan kesejukan. Akhirnya Setelah melewati malam yang panjang Hagi terbangun dari tidurnya.

Hal pertama yang ia lihat adalah seorang namja, namja yang juga pernah tertidur disampingnya beberapa hari lalu, namja ini tidur di sebelah kanannya walau pun sekarang namja itu menggenggam tangannya begitu erat tidak seperti sebelumnya, tapi kali ini mereka tidak berdua, ada nyonya Young ae yang juga ikut tertidur di sebelah kirinya, Hagi tidak begitu ingat kejadian kemarin, yang dia ingat dia tidak sadarkan diri di atas tandu. Selain itu Hagi hanya merasa tubuhnya menggigil menahan rasa sakit dan dingin berlebihan.

"Aku bersumpah tidak akan mau minum tonik itu lagi." Hagi menggerutu dalam hati ketika tahu dia hampir mati karena efek samping ramuan herbal yang ia minum, badannya masih terasa lemas sekarang.

Jika bukan karena misinya dia tidak akan mau mempertaruhkan nyawanya seperti sekarang, padahal dia masih harus mencari tahu jalan pulang, seolah mengingat hal itu Hagi di sadarkan jika dia harus mulai memikirkan cara untuk menggagalkan pernikahan Hyunmie, tapi bagaimana? Bahkan nenek moyangnya saja belum ia temukan.

Perlahan namja di samping Hagi terbangun lalu menatap Hagi terkejut yang sedang menatapnya sendu.

"Kau sudah bangun? Ah syukurlah. Kau perlu sesuatu? Atau kau merasa sakit? Katakan sesuatu?" Ucapan namja itu membuat Hagi tersenyum simpul ada rasa hangat menyelimuti hatinya, ketika Namja itu begitu mengkhawatirkannya, senyuman Hagi justru membuat namja itu terpaku untuk sesaat sebelum akhirnya nyonya Young ae terbangun dari tidurnya. Namja itu segera melepas genggaman tangannya lalu memandang ke arah lain.

"Oh Tuhan akhirnya kau bangun, kau tahu betapa cemasnya aku?" Hagi menatap Nyonya Young ae merasa bersalah. Lagi-lagi dia merepotkan orang di sekelilingnya.

"Maaf aku merepotkan kalian." Hagi berusaha duduk lalu dengan cepat nyonya Young ae membantunya.

"Bukankah sebaiknya kau tidur dulu? Jika kau butuh sesuatu katakan saja?" Nyonya Young ae menatap Hagi meringis ketika Hagi kembali seperti menahan sakit saat membetulkan posisi duduknya.

"Tidak nyonya aku sudah lebih baik." Namja di samping Hagi mendengus sebal.

"Baik apanya? Semalam kau hampir mati." Seolah tersadarkan Hagi menatap namja di sampingnya bingung, bukankah seharusnya namja ini di istana?.

"Kenapa kau disini? Bukankah seharusnya kau ada di istana? Apa penyambutanya berjalan lancar?" Namja itu Kyuhyun menghelah nafas pelan lalu menatap Hagi sendu. Yeoja ini masih saja memikirkan misinya disaat dia hampir meregang nyawa.

TIME TRAVEL:Timeless Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang