Part 7 Lost

756 87 2
                                    

Hai maaf baru di lanjut lagi, biasa pekerja penuh tekanan moodnya ga jelas, dan aku salah satu orang yang nulis kalau mood lagi bagus.

Aku ga akan lagi minta apapun, sudah ada yang mau membaca karyaku saja udah bagus.

Tapi aku sangat berterimakasih pada orang yang mau vote cerita aku.

_____

Tahun 1433

Angin bertiup kencang ketika paman Ma menutup pintu rumahnya rapat-rapat, beberapa kali melirik istrinya yang sibuk menukar baju seorang gadis yang masih tidak sadarkan diri dengan cemas.

"Sayang bisakah kau cepat sedikit? Sebelum mereka datang kerumah kita." Bibi Ma mempercepat gerakan nya menukar pakaian gadis di hadapannya sedikit panik.

" Aku sedang berusaha, jangan membuatku tambah panik." Bibi Ma sedikit meninggikan volume suaranya ketika ucapan paman Ma hanya membuat bibi Ma semakin panik.

Pintu rumah di buka paksa ketika beberapa orang masuk sambil mendorong paman Ma hingga lelaki lanjut usia itu terjatuh di lantai rumahnya. Paman Ma melirik istrinya cemas, Tapi kemudian sedikit bernafas lega ketika istrinya itu sudah selesai dengan pekerjaannya. Paman Ma hanya berlutut begitupun dengan istrinya ketika orang-orang itu mengobrak-abrik isi rumahnya, mengambil apa saja yang menurut mereka berharga. Sayangnya rumah petani miskin sepertinya memang tidak memiliki apapun.

"Siapa yang sedang berbaring di belakangmu?" Salah satu pria yang sepertinya memiliki pangkat lebih tinggi dari pria lainnya bertanya pada bibi Ma, yang sesaat mendapat anggukan kecil dari suaminya.

"Dia putra kami satu-satunya, beberapa hari yang lalu dia terjatuh di sungai saat membantu ayahnya mencari ikan." Pria itu menyipitkan matanya ketika melihat wajah pucat yang sedari tadi berusaha di sembunyikan dari bibi Ma, dengan kasar pria itu mendorong bibi Ma lalu mendekat ke arah orang yang sejak tadi bibi Ma sembunyikan di belakang tubuhnya.

Pria itu mengerutkan keningnya, ketika melihat luka melintang di wajah orang yang masih tertidur di hadapannya. Alisnya sedikit terangkat ketika memperhatikan orang itu lebih lama.

"Kau yakin ini adalah putramu, bukan putrimu?" Tubuh kedua pasangan suami istri itu menegang, jika sampai pria di hadapannya tau maka usaha mereka akan sia-sia.

"Putramu terlalu cantik untuk ukuran seorang pria. Tapi sayangnya Jendral tidak tertarik pada pria apa lagi dengan luka mengerikan di wajahnya ini." Sesaat paman Ma menghelah nafas lega begitupun dengan istrinya. Pria itu pergi berniat meninggalkan rumah kecil itu tapi langkahnya tertahan lalu memandang tajam paman Ma.

"Tapi jika kau sengaja menyembunyikan putrimu, kau akan tau akibatnya." Paman Ma kembali menegang tapi tetap menunduk dalam tidak berani menatap orang yang masih menjulang di hadapannya.

Setelah pria itu pergi, yang lain ikut menyusul keluar dengan beberapa barang jarahan dari rumah kecil paman Ma yang menurut mereka bisa mereka gunakan. Saat itulah paman Ma dan istrinya bisa benar-benar bernafas lega.

"Kita harus kembali ke Hanyang, keadaan di sini sudah tidak aman, keluarga Park pasti mengerti jika kita kembali sekarang." Paman Ma mendekat kearah istrinya lalu membantu bibi Ma berdiri, bibi Ma mengangguk setuju tapi tatapannya kembali pada gadis yang masih tertidur di sampingnya.

"Tapi bagaimana dengan gadis ini? Bagaimanapun dia sudah menyelamatkan kita berdua saat di hutan kemarin. Kalau kita tinggalkan dia pasti hanya akan menjadi giseng prajurit-prajurit tadi." Paman Ma menghelah nafas frustasi, istrinya benar dia bukanlah orang yang akan membalas kebaikan orang lain dengan kejahatan.

"Baiklah begini saja kau kemasi barang seperlunya, aku yang akan menggendong gadis ini. Kita harus bergerak cepat sebelum orang-orang tadi kembali lagi kemari." Bibi Ma mengangguk lalu mulai berkemas seperlunya, begitupun paman Ma, dia membawa beberapa bekal untuk di perjalanan, juga uang yang sebelumnya sudah dia sembunyikan sebelum prajurit tadi mengobrak abrik rumahnya. Tanpa mereka sadari gadis yang kini berbaring mulai sadarkan diri.

***
Tahun 2016

Kyuhyun sekali lagi menghapus keringat di keningnya, meraih ransel di punggungnya lalu mengambil botol mineral di dalam ransel yang terakhir. Untuk sesaat Kyuhyun mengistirahatkan tubuhnya yang dia paksa untuk berjalan dari pagi tadi hingga menjelang sore. Kyuhyun yakin dia sudah mengelilingi semua area yang memungkinkan untuk mendaki, tapi tanda-tanda keberadaan Hagi belum juga di temukan, hampir putus asa sebenarnya mengingat ini pencarian hari ketiga dinyatakan Hagi menghilang. Di tambah lagi ini belum pernah terjadi sebelumnya, membuatnya semakin frustasi dan bingung. Bingung karena sekalipun terjatuh Hagi pasti akan mudah di temukan, mengingat jalur pendakian bukanlah jalur berbahaya. Frustasi karena tidak ada tanda-tanda Hagi pernah mendaki kesini, seperti sesuatu yang tertinggal dari Hagi. Kyuhyun sempat ragu jika Hagi memang pergi mendaki, tapi penjaga pos pendakian memang meyakinkan, jika Hagi sempat terlihat sebelum berita badai datang. Atau mungkin tanda keberadaan Hagi sudah terhapus badai hingga menyulitkan pencarian.

Kyuhyun memang ikut bersama Yesung saat itu, bahkan di bandingkan yang lain Kyuhyunlah yang berani menerobos badai dan tidak menghiraukan peringatan tentang adanya badai, berharap dia tidak terlambat apapun yang terjadi pada Hagi. Tapi hingga badai berhenti Kyuhyun sama sekali tidak menemukan tanda-tanda keberadaan Hagi.

Kyuhyun menutup wajahnya dengan kedua tangan ketika rasa frustasi membuatnya ingin menangis, dia bahkan belum sempat mengatakan apapun pada Hagi tentang perasaannya. Terlalu sibuk menarik perhatian gadis dingin itu walaupun berakhir dengan kekecewaan karena Hagi selalu lupa padanya. Sebuah tangan di punggung Kyuhyun mengalihkan perhatiannya.

"Tenanglah, dia pasti ada di suatu tempat, aku yakin itu dia pasti bisa bertahan. Ingat dia bukan gadis lemah, dia anak ayahku, anak perempuan keluarga Kim." Yesung berusaha menghibur Kyuhyun, setidaknya ada yang menghibur Yesung, Kekasihnya Hyunmie selalu meyakinkan Yesung tentang keberadaan Hagi. Tapi Kyuhyun tidak, maka dialah yang harus menghibur Kyuhyun, karena Yesung tahu perasaan Kyuhyun pada adiknya Hagi seperti apa. Enam tahun Kyuhyun berusaha menarik perhatian saengnya, tapi entah kenapa Hagi seperti sangat sulit mengenal sahabatnya ini. Yesung tau Hagi gadis yang sangat dingin dan tidak peduli pada sekitar, tapi Hagi adalah gadis jenius, dia akan mengingat orang walaupun hanya dalam satu kali pertemuan.

Kyuhyun menatap Yesung sendu, seandainya saja Kyuhyun sekuat Yesung, terlihat jelas jika Yesung masih bisa menyembunyikan emosinya. Tapi tidak dengan Kyuhyun, namja itu begitu frustasi dan sedih karena belum menemukan apapun tentang keberadaan Hagi.

"Aku tau. Hagi berbeda dengan gadis lain, tapi dia tidak membawa apapun saat mendaki. Kau tidak lupakan apa yang di katakan Hyunmie sebelumnya? Bagaimana dia bisa bertahan?" Yesung kembali menghelah nafas sedih, dia masih ingat saat Hyunmie merapihkan koper Hyunmie yang tersimpan rapi di hotel, kekasihnya itu ikut membantu membereskan isi koper Hagi sebelum Hagi pergi ke Jeju. Jadi Hyunmie tahu apa saja yang Hagi bawa untuk mendaki dan itu sama sekali tidak cukup bahkan untuk bertahan 1 hari, dan sekarang Hagi sudah menghilang 3 hari.

"Aku ingat, tapi aku yakin saengku bisa bertahan. Kau juga harus percaya padanya." Sekali lagi Kyuhyun menggosok wajahnya kasar dia ingin percaya pada Hagi, setidaknya dia tidak harus sefrustasi ini.

"Aku akan mengulang lagi dari atas." Kyuhyun bangkit dari duduknya bersiap kembali mengulang pencarian.

"Tidak Kyu, kita akan kembali ke hotel. Ini sudah menjelang malam, kita tidak bisa mengambil resiko." Yesung berusaha mencegah Kyuhyun, tapi lagi-lagi Kyuhyun keras kepala.

"Tidak aku masih ingin mencarinya, kita tidak bisa membuang waktu lagi." Yesung mencengkeram bahu Kyuhyun.

"Dengar Kyu, aku tahu kau khawatir aku juga merasakannya, tapi kau harus memikirkan keadaanmu juga, kalau kau sakit kau sendiri yang rugi tidak bisa mencarinya lagi. Kau pikir paman Cho akan diam saja jika kau sakit dan memaksakan pencarian ini? Dan jangan lupa kau sudah tidak punya apa-apa di ranselmu." Kyuhyun menghembuskan nafas lemah, apa yang di katakan Yesung benar. Jika ayahnya tahu pencarian ini membuatnya sakit, Tuan Cho akan langsung menyeretnya pulang. Dengan berat hati pencarian hari ini di hentikan, lagi-lagi Kyuhyun kecewa pada dirinya sendiri karena tidak bisa menemukan apapun tentang Hagi.

'Hagi_ya... sebenarnya kau menghilang kemana?' Kyuhyun bergumam dalam hati, menatap lebatnya hutan di belakangnya.

21 januari 2017

TIME TRAVEL:Timeless Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang