Pary 13 King Bodyguard

688 69 3
                                    

Hai aku lanjut lagi..

Aku ga tau banyak yang suka atau nggak, tapi entah kenapa aku lagi semangat nulis cerita ini..

Jadi aku bakalan terus nulis..
Makasih yang mau baca juga vote ceritanya..

Masih ada typo sama Ga sesuai EYD..

Happy reading

______

Ruangan itu nampak sunyi, tidak ada yang bersuara, mentri Park masih menunggu respon dari seorang gadis yang sedang berpikir keras di hadapannya.

"Bagaimana? Kau mau? Testnya memang tidak gampang, tapi Yang Mulia sendiri yang meminta langsung. Putraku Officer Park akan membantu untuk test." Hagi memegang tengkuknya masih ragu, dia tidak menyangka orang yang dia tolong malam itu adalah raja Sejong, lebih tidak percaya lagi beliau memintanya untuk menjadi pengawal pribadi.

"Tapi tuan, saya seorang wanita, apa tidak menjadi masalah?" Tuan Park tersenyum maklum.

"Sebelumnya aku sudah memberitahukan Yang Mulia Jika Kau adalah perempuan, awalnya beliau sangat terkejut. Tapi setelah itu beliau tertawa dan tetap memintamu menjadi pengawalnya. Jadi beliau tidak ada masalah soal itu." Hagi menghelah nafas pelan, menjadi pengawal Raja bukanlah pekerjaan mudah. Salah sedikit dia bisa saja di hukum mati.

"Apa tidak apa-apa jika saya menolak tuan?" Tuan Park mengangkat alisnya heran.

"Sebenarnya tidak apa, tapi kau akan membuat Raja kecewa. Lagipula bukannya bagus jika kau jadi pengawal Raja? Statusmu akan naik dan kau akan mendapat bayaran yang lumayan tinggi." Hagi kembali menghelah nafas pelan sekarang masalahnya bukan itu, dia hanya harus bertahan hidup sampai dia tahu cara untuk pulang. Jadi jika dia menjadi pengawal Raja, nyawanya bisa terancam setiap waktu.

"Tuan, bisakah anda memberi waktu untuk saya berpikir? Bagaimanapun pekerjaan itu bukan pekerjaan yang mudah." Tuan Park menatap Hagi sejenak lalu mengangguk paham.

"Baiklah, aku akan memberimu waktu. Tapi aku harap jawaban yang memuaskan darimu." Hagi mengangguk ragu lalu izin untuk keluar ruangan tuan Park.

Diluar rumah Bibi Ma dan Bibi Cha menunggu Hagi penasaran, tapi Hagi hanya berjalan melewati keduanya ketika mereka bertanya. Tapi kemudian Hagi berbalik lalu menatap bibi Ma lemas.

"Eomma bisakah aku pergi sebentar? Sepertinya aku butuh angin segar." Bibi Ma terdiam, dia menatap Hagi cukup lama, sepeti mencari masalah apa yang membuat anak angkatnya itu resah.

"Baiklah tapi jangan jauh-jauh. Kau baru saja sembuh dari sakit dan juga lukamu belum sembuh benar." Hagi hanya mengangguk kecil lalu pergi dari kediaman mentri Park.

Hagi berjalan tidak tentu arah, pikiran nya hanya tertuju pada setiap pelajaran yang ayah dan ibunya berikan, ada beberapa pelajaran yang tidak di mengerti Hagi saat itu, kenapa dia harus mempelajarinya? Tapi ibunya hanya meminta untuk selalu mengingat semuanya.

'Pasti ada alasannya? Kalau tidak ayah dan ibu tidak akan menyuruhku untuk mempelajarinya. Ayah jelas bilang jika itu untuk bekalku nanti, jika aku tidak salah bekal yang di maksud adalah bekalku untuk disini bukan?' Hagi bergumam dalam hati pikirannya sedang tidak fokus hingga menabrak seseorang di depannya.

"Oh kau?" Hagi menatap orang yang ia tabrak terpana tapi dengan cepat langsung mengubah sikapnya lalu memberi hormat.

"Ma..maafkan saya Yang__" ucapan Hagi tertahan ketika mulutnya di bekap oleh orang yang ada di hadapannya.

TIME TRAVEL:Timeless Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang