Epilog Be With You

1.3K 96 38
                                    

Hai ini part terakhir dari ceritaku sekali lagi makasih banyak karena setia nunggu cerita ini sampai selesai.

Maaf jika aku suka lama ngenjutin ceritanya, dan kasih cinta kalian buat cerita aku yang lain iya..

Makasih..

Happy reading.

***

Langit malam di Seoul tidak pernah terasa gelap bukan karena bulan atau bintang tapi karena hiruk pikuk kota yang membuat langit seolah memiliki cahaya sendiri ketika malam, polusi juga cukup membuat keadaan malam di Seoul menjelang musim panas terasa pengap.

Hagi menghelah nafas sebal jika di bandingkan dengan Jeju, Seoul menjadi kota tidak nyaman untuk di tinggali, setidaknya selama sebulan terakhir Hagi bisa melihat bintang juga mendapatkan udara segar di Jeju. Tapi Hagi harus menghadapi realita jika dia harus pulang dan melanjutkan magangnya di Samsung hospital.

Selama sebulan terakhir setidaknya Hagi bisa datang beberapa kali ke air terjun itu walaupun beberapa kali sempat kecewa karena lagi-lagi air terjun itu menghilang secara misterius. Tapi setidaknya Hagi masih di beri kesempatan untuk melihatnya kembali.

Selama di Jeju juga Hagi sering sekali menghabiskan waktu bersama Hyuk Jae yang ternyata seorang polisi hutan di Jeju yang merangkap sebagai regu penyelamatan di sana. Jadi ketika Hagi ingin pergi ke air terjun itu dengan senang hati Hyuk Jae mau mengantarnya.

Tapi kesenangannya harus berakhir sekarang setelah magangnya yang sangat sebentar berakhir, Samsung hospital yang memintanya langsung untuk magang disana dan yang paling bahagia tentu saja orang tuanya. Jujur saja ketika tahu Hagi magang di Jeju orang tuanya itu menolak keras kepergiannya.

Tapi dengan keras kepala yang ia dapatkan dari ayahnya Hagi akhirnya mengeluarkan kartu andalannya. Janji ayahnya yang akan selalu mengizinkan Hagi kemanapun sendirian setelah berumur 20 dan sekarang Hagi bahkan sudah mau 22 tahun dia berhak melakukan apapun yang ia inginkan apa lagi setelah tugas melelahkan yang ia dapat dari takdir yang memberinya banyak luka sekaligus pembelajaran hidup.

Sekarang disinilah Hagi berada dia di dalam taksi dari bandara menuju rumahnya, padahal baru saja satu bulan dia magang jauh dari jangkauan orang tuannya yang ternyata lebih protektif lagi pada Hagi setelah pulang dari Joseon. Suara ponsel membuat Hagi tersadar dari lamunannya. Saat mengetahui siapa yang menelpon Hagi memutar bola matanya sebal.

"Hallo ada apa lagi? Bukankah aku sudah bilang aku pasti langsung pulang."

"Tidak sebaiknya kau menginap dulu di hotel... kita sebenarnya sedang tidak ada di rumah."

Ucapan orang di seberang telepon membuat Hagi menaikan alisnya heran bukannya tadi baru saja oppanya bilang untuk pulang langsung kerumah dari bandara?. Sambil mengangkat bahu Hagi hanya mengangguk paham.

"Baiklah..." tanpa menjawab Yesung langsung mematikan panggilannya membuat Hagi mendengus sebal.

"Eiii menyebalkan sekali oppaku ini." Sesaat Hagi nampak berpikir bukannya bagus jika di rumah tidak ada siapa-siapa? Dia bebas melakukan apapun di rumah.

Akhirnya Hagi tetap memutuskan untuk pulang kerumah toh Hagi bukan anak kecil yang takut di tinggal sendirian di rumah, ada banyak pelayan juga di rumah besarnya itu. Saat sampai di rumah Hagi menatap para pelayan  yang sepertinya asyik menatap ruang tamu, seharusnya mereka sedang di depan menyambut siapapun itu di depan rumah seperti biasanya.

"Kalian sedang melihat apa? Bukankah tidak ada orang di rumah?" Teguran Hagi sontak membuat semua kerumunan berbalik lalu menatap Hagi canggung. Tanpa menjawab pertanyaannya para pelayan itu membubarkan diri meninggalkan Hagi sendirian yang akhirnya ikut penasaran dengan apa yang para  pelayannya lihat di ruang tamu.

TIME TRAVEL:Timeless Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang